deLadeni.com, Jakarta – Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) akan mengulang sejarah 29 tahun lalu, yaitu pemutaran perdana kontruksi _pier head_ dengan Teknologi Sosrobahu di Pier Nomor P.179 KM. 21+600, atau sisi utara (Grand Wisata) arah Cikampek, pada hari Rabu, 13 Desember 2017, mulai pukul 19.00 WIB.
AVP Coorporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru Santoso mengatakan teknologi Sosrobahu atau landasan putar bebas hambatan adalah legenda dunia teknik sipil Indonesia yang pertama kali digunakan pada tanggal 27 Juli 1988 yang lalu. Teknologi Sosrobahu yang ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati lahir sebagai jawaban atas sulitnya membangun kontruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan seperti halnya di Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).
BACA JUGA : Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated Mulai Konstruksi, Pengendara Diminta Hati – hati
“Bila memakai teknik konstruksi konvensional, dipastikan sebagian besar lajur jalan akan ditutup dan membuat kemacetan jalan,” kata Heru.
Namun dengan Teknologi Sosrobahu semua bisa diatasi karena _Pier Head_ terlebih dulu dicor sejajar garis jalan tanpa memerlukan _space_ ruang bebas yang besar. Setelah itu _Pier Head_ barulah diputar sekitar 90 derajat hingga melintang garis jalan.
Teknologi Sosrobahu banyak diterapkan di sejumlah negara seperti Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Bahkan di Filipina Teknologi Sosrobahu ini digunakan untuk membuat salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni Metro Manila Skyway dari Buendia ke Alabang.
Teknologi Sosrobahu yang lama menghilang akan kembali ke Indonesia sebagai salah satu solusi dunia konstruksi dalam proses Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang membentang dari Cikunir-Karawang Barat sepanjang 38 Km.
BACA JUGA : Maret 2019 Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) Harus Rampung
Sesuai jadwal pelaksanaan, maka pemutaran _Pier Head_ dengan Teknologi Sosrobahu secara kontinu akan dimulai Januari 2018, namun karena PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) menekankan adanya inovasi baru pemutaran memakai _”remote control”,_ tidak lagi memakai _crane_ sebagaimana yang selama ini dilaksanakan, maka diputuskan untuk melakukan pemutaran perdana lebih awal untuk bahan evaluasi sehingga jadwal pemutaran secara kontinu tetap dapat dilakukan _on schedule_.
Pemutaran perdana _pier head_ menggunakan Teknologi Sosrobahu ini disaksikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, dan Direktur Pengembangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Hasanudin.
Tidak ada penutupan lajur jalan tol selama pemutaran perdana _Pier Head_ dengan Teknologi Sosrobahu tersebut. Meski demikian, Pengguna Jalan tetap diimbau untuk antisipasi perjalanan dan berhati-hati saat melintas di lokasi kegiatan.
Lebih dari 200 _pier head_ akan diputar menggunakan Teknologi Sosrobahu di proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated). Jadwal pemutaran seluruh _pier head_ akan dimulai dari pertengahan bulan Januari 2018 hingga bulan Oktober 2018, yang akan berlangsung selama +- 10 menit pada setiap proses pemutaran _pier head._
BACA JUGA : Pemasangan Balok Girder Jembatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Pengguna Jalan Diminta Waspada
Hak pengusahaan dan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) dipegang oleh PT JJC, yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 80% dan PT Ranggi Sugiron Perkasa sebesar 20 persen .
BUDI R MUDJO
Bisnis.com, JAKARTA – Konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) akan mengulang sejarah 29 tahun lalu yaitu dengan menggunakan teknologi Sosrobahu di Pier Nomor P.179 KM. 21+600, atau sisi utara (Grand Wisata) arah Cikampek, pada Rabu (13/12/2017) mulai pukul 19.00 WIB.
Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono menjelaskan teknologi Sosrobahu atau landasan putar bebas hambatan adalah legenda dunia teknik sipil Indonesia yang pertama kali digunakan pada 27 Juli 1988.
BACA JUGA :
Teknologi Sosrobahu yang ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati lahir sebagai jawaban atas sulitnya membangun kontruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan seperti halnya di Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).
“Memang secara konstruksi sedikit lebih mahal ketimbang teknik konvensional, tetapi banyak manfaat dari segi ekonominya,” ujarnya di sela-sela seremoni pemutaran pier-head pada Rabu.
Dia mengungkapkan bila memakai teknik konstruksi konvensional, dipastikan sebagian besar lajur jalan akan ditutup dan membuat kemacetan jalan.
Namun, dengan teknologi Sosrobahu semua bisa diatasi karena pier head terlebih dulu dicor sejajar garis jalan tanpa memerlukan ruang bebas yang besar. Setelah itu pier head barulah diputar sekitar 90 derajat hingga melintang garis jalan.
Teknologi Sosrobahu merupakan jawaban atas sulitnya membangun kontruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan
Teknologi Sosrobahu banyak diterapkan di sejumlah negara seperti Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Bahkan di Filipina teknologi ini digunakan untuk membuat salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni Metro Manila Skyway dari Buendia ke Alabang.
Teknologi Sosrobahu yang lama menghilang akan kembali ke Indonesia sebagai salah satu solusi dunia konstruksi dalam proses pembangunan jalan tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang membentang dari Cikunir-Karawang Barat sepanjang 38 km.
Sesuai jadwal pelaksanaan, maka pemutaran pier head dengan teknologi Sosrobahu secara kontinyu akan dimulai Januari 2018.
Namun, karena PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) menekankan adanya inovasi baru pemutaran memakai remote control, tidak lagi memakai crane sebagaimana yang selama ini dilaksanakan, maka diputuskan untuk melakukan pemutaran perdana lebih awal untuk bahan evaluasi sehingga jadwal pemutaran secara kontinu tetap dapat dilakukan on schedule.
Pemutaran perdana pier head menggunakan Teknologi Sosrobahu ini disaksikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, dan Direktur Pengembangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Hasanudin.
Lebih dari 200 pier head akan diputar menggunakan Teknologi Sosrobahu di proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated). Jadwal pemutaran seluruh pier head akan dimulai dari pertengahan Januari 2018 hingga Oktober 2018, yang akan berlangsung selama sekitar 10 menit pada setiap proses pemutarannya.
Hak pengusahaan dan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) dipegang oleh PT JJC, yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 80% dan PT Ranggi Sugiron Perkasa sebesar 20%.
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/10) siang.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar sejam itu, Presiden menyatakan masalah utama yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut adalah persoalan kemacetan dan banjir.
“Pertama, saya titipkan agar MRT [Mass Rapid Transport] ini dicek terus. Kemudian 2018, di atas jalan itu semuanya harus sudah bersih, karena akan mempunyai tamu Asian Games itu sebanyak 30.000-an tamu nanti yang akan datang. Sehingga jalan-jalan kita juga harus bersih. Trotoar kalau mau dikerjakan juga segera,” kata Jokowi kepada wartawan seusai membuka Rakernas Walubi di JI Expo Kemayoran Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Presiden menekankan agar persoalan-persoalan segera selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018. “Sudahlah, bangun apa di pinggir jalan, sudah semuanya harus bersih, jangan sampai kelihatan pas Asian Games kita masih gali-gali apa itu. Itu yang saya perintahkan,” ujarnya.
Kedua, Presiden mengemukakan agar transportasi massal lain seperti Light Rail Transit (LRT) diselesaikan. Pasalnya, berbagai moda transportasi massal ini akan mengurangi secara bertahap kemacetan di Jakarta yang diestimasi mencapai Rp28 triliun setiap tahun.
“Ini yang harus konsentrasi dikerjakan. Kalau ada masalah pembebasan ya segera diselesaikan. Supaya targetnya tepat waktu. MRT, LRT. Dan juga melanjutkan east-west, LRT, juga dilanjutkan semuanya. Untuh bisa masuk ke kota sesuai dengan transway yang sudah ditetapkan,” ungkap Presiden.
Ketiga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini berpesan pada penerusnya itu terkait dengan penataan kawasan kumuh. Presiden Jokowi menyampaikan agar Jakarta benar-benar menjadi kota yang memiliki penataan yang baik, termasuk tata ruang dan penghijauan. Dia mengatakan, Jakarta sanggup melakukan hal itu dengan kapasitas anggaran daerah yang dimiliki saat ini.
Keempat, banjir. Presiden menyebutkan agar Anies-Sandi bisa menindaklanjuti pembebasan dua Banjir Kanal Barat lain yang masih terhambat. Hingga kini, hanya ada satu banjir kanal dan sodetan trowongan dari Ciliwung ke Banjir Kanal Barat.
Presiden memerintahkan pemda DKI untuk segera menindaklanjuti pembebasan untuk mengurangi banjir Jakarta. Sebab, dia menjelaskan apabila Ciliwung meluap, maka arus air bisa diarahkan ke Banjir Kanal Timur.
“Ini yang saya sampaikan, ada hal yang belum-belum selesai segera diselesaikan. Kemudian juga yang berkaitan dengan waduk Sukamahi, Ciawi-Sukamahi. Itu juga, tapi itu pemerintah pusat akan segera juga kita kerjakan. Sehingga air yang berasal dari atas itu bisa kita cegah dulu di waduk itu,” papar Presiden.
Menurut Presiden, semua perintah tersebut merupakan program lama. “Kemudian berpindah, ini kita ambil alih, pusat yang ngerjakan, itu juga akan mengurangi banjir, ini juga terus kita memperbaiki apa yang belum baik,” ungkapnya.
Selain itu, dia menegaskan bahwa tidak ada masalah komunikasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Da menekankan, dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah tertulis jelas bahwa tanggung jawab akhir pengawasan dan pembinaan ada di Presiden. “Jelas,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menerima kunjungan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/10) siang. Dalam pertemuan yang dimulai pukul 11.10 WIB, Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Usai pertemuan yang berlangsung selama satu jam, Anies menjelaskan kepada para jurnalis bahwa pertemuan dengan Kepala Negara membahas setidaknya enam topik, utamanya terkait persiapan Asian Games 2018. “Jakarta menjadi salah satu kota penyelenggara dan kita harus bersiap untuk itu. Detailnya kami bicarakan,” ujar Anies.
JAKARTA, KompasProperti – Bagi Anda yang ingin meninggalkan Jakarta menuju Jawa melalui ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, siap-siap menghadapi kemacetan.
Pasalnya, proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated (tol layang), cukup berkontribusi terhadap kemacetan yang terjadi.
Saat hendak ke wilayah Jawa Barat pada Minggu (21/5/2017), KompasProperti sempat merasakan kemacetan tersebut. Mulanya, ada empat jalur yang dapat dilalui kendaraan sebelum memasuki Gerbang Tol Cikarang Utama I yang memiliki sebelas gerbang itu.
Namun, setelah melalui gerbang tol tersebut, kemacetan terjadi, tepatnya di Kilometer 32. Hal itu disebabkan adanya penyempitan jalur atau bottle neck, dari semula empat jalur menjadi tiga jalur.
Rute Jalan To Jakarta-Cikampek II Elevated.(PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek)
Sejumlah pengemudi kendaraan yang melalui jalur tersebut, baik roda empat, minibus maupun truk, mau tidak mau harus melambatkan laju kendaraannya.
Untuk diketahui, Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated didesain sepanjang 38,6 kilometer. Proyek ini merupakan hasil kerja sama Waskita dengan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) (KSO Waskita-Acset) bersama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek dengan nilai Rp 13,5 trliun.
Dalam kerja sama ini, porsi Waskita adalah 51 persen dan mengerjakan ruas dari Cikunir hingga Cikarang sepanjang 19,7 kilometer.
Adapun ACSET 49 persen dan mengerjakan ruas dari Cikarang hingga Karawang sepanjang 18,9 kilometer. Proyek ini ditarget rampung pada akhir 2018, sehingga dapat digunakan pada 2019.
TEMPO.CO, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. akan segera memulai proses konstruksi tol Jakarta – Cikampek II Elevated sepanjang 36 kilometer yang diprakarsai perseroan, setelah menunjuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Acset Indonusa Tbk sebagai kontraktor pelaksana proyek dengan nilai investasi mencapai Rp 16 triliun.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan proses konstruksi akan dimulai dengan pelebaran satu lajur tambahan di ruas tol Jakarta – Cikampek selama tiga bulan. Setelah itu, proses konstruksi untuk tol layang yang berada di tengah jalan tol eksisting ini baru dilakukan.
“Tol elevated ini 2019 harus selesai. Kontraktor baru ditunjuk. Tol ini dibangun di tengah-tengah, jadi kebutuhan lahan tidak sampai 10 persen paling di exit dan interchange saja,” ujar Desi, Jumat, 3 Maret 2017.
Desi mengatakan, tol ini akan melayang sejak interchange Cikunir, hingga KM 36 Karawang Timur di tol Jakarta – Cikampek. Adanya tol ini diharapkan dapat memecah volume kendaraan yang mengarah ke Bandung agar tidak menumpuk di tol Jakarta- Cikampek eksisting.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengingatkan badan usaha untuk tetap memenuhi SPM kendati konstruksi tol baru tengah dilakukan. Pasalnya, di saat yang sama, sejumlah proyek seperti proyek Kereta Ringan atau Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat atau High Speed Train Jakarta-Bandung juga tengah dibangun dengan memanfaatkan sisi kiri dan kanan jalan tol Jakarta-Cikampek.
Ketiga proyek berjalan itu berpotensi mengakibatkan kemacetan lebih parah di ruas tol terpadat di Indonesia, di mana rata-rata dilalui 65 ribu kendaraan setiap harinya. “Ada 3-4 lajur, dipakai untuk pekerjaan pasti akan berkurang, kalau tidak ada pelebaran ini maka akibatnya antreannya bakal semakin panjang,” ujar Herry.
Untuk meminimalkan potensi kemacetan, dia menganggap teknologi Sosrobahu menjadi salah satu solusi. Teknologi ini diciptakan oleh Insinyur Tjokorda Raka Sukawati, dan pertama kali digunakan pada dekade 80-an dalam pembangunan tol Cawang—Tanjung Priok. Selain itu, juga telah digunakan dalam proyek jalan tol melayang Metro Manila atau Metro Manila Skyway di Filipina.
Teknologi sosro bahu menggunakan engsel putar yang dipasang antara ujung tiang pancang dengan kepala tiang atau biasa disebut pier head. Dengan teknologi ini, proses pengecoran kepala tiang penyangga jalan tol bisa dilakukan sejajar dengan arah jalan sehingga bisa mengurangi penggunaan ruang jalan saat pengecoran.
Dengan menggunakan teknik ini pada konstruksi tol Jakarta – Cikampek Layang, diharapkan kontraktor tak memakan lahan konstruksi di tengah tol sebanyak teknik konvensional. Apalagi, teknik sosrobahu ini juga sudah dapat dioperasikan secara otomatis sehingga kontraktor tak perlu menggunakan crane untuk memutar kepala tiang.
Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II diproyeksikan menelan investasi senilai Rp 16 triliun.Konstruksinya segera dimulai pasca penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) antara PT Jasa Marga Jalan layang Cikampek selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II dirancang sepanjang 36,4 kilometer. Basuki mengharapkan jalan tol ini mampu menjadi solusi dalam mengurai kepadatan lalu lintas di sekitarnya dan memperlancar distribusi yang mampu mengurangi biaya logistik nasional. (nlt) |
Perjanjian Proyek Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) dan jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) resmi ditandatangani oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Dengan dibangunnya kedua tol itu, nantinya akan mempercepat program 1.000 km yang dicanangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Hari ini ada dua ruas tol yang akan dilakukan pembangunannya maka ini akan mempercepat progres 1.000 km jalan tol,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Kementerian PUPR Jakarta, Senin (5/12/2016).
Basuki optimis program 1.000 km jalan tol akan cepat selesai, mengingat proyek tol Trans Sumatera dan Trans Jawa sudah hampir selesai dikerjakan.
“Tol Trans Sumatera, Bakaehuni-Terbanggi kemudian jalan tol Padang-Medan-Binjai akan kita operasikan dan Indralaya dan mudah-mudahan Bawen-Salatiga dioperasikan, Solo-Ngawi sudah, Ngawi-Kertosono kita operasikan 2017 ini,” lanjutnya.
Kemudian lanjut Basuki, Legundi-Bunder akan menambah panjang ruas tol sebanyak 38 km. “Saya yakin program 1000 km jalan tol dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) akan tercapai,” tambahnya.
http://economy.okezone.com/read/2016/12/05/320/1558983/2-tol-baru-dibangun-program-1-000-km-semakin-dekat
Sumber : OKEZONE.COM
JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek atau Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 (Elevated) akan dimulai pada 2017 mendatang.
Pekerjaan ini didahului dengan pelebaran Jalan Tol Jakarta-Cikampek. PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek selaku badan usaha jalan tol (BUJT) memastikan hal tersebut.
“Pelebaran justru dilakukan di awal. Begitu desain kontraktornya sudah fix, langsung kami laksanakan awal tahun depan,” kata Direktur Utama PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono, di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Konstruksi jalan tol sepanjang 36,84 kilometer ini akan dilakukan di atas Jalan Tol Jakarta Cikampek yang sudah ada, mulai dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Simpang Susun Karawang Barat.
Rencana pelebaran jalan di Tol Jakarta Cikampek dalam rangka pembangunan Jakarta-Cikampek II (Elevated).
Dengan begitu, maka nantinya Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek akan melewati sepuluh kawasan.
Ke-10 kawasan itu adalah:
- Cikunir
- Bekasi Barat
- Bekasi Timur
- Tambun
- Cibitung
- Cikarang Utama
- Cikarang Barat
- Cibatu
- Cikarang Timur
- Karawang Barat
Pembangunannya yang melewati beberapa kawasan tentunya menimbulkan kendala. Ada beberapa hal yang diakui Djoko akan menjadi kendala atau tantangan.
Djoko menjelaskan, begitu selesai melebarkan jalan, pengerjaan selanjutnya adalah meletakkan pier di tengah-tengah jalan tol eksisting.
“Seperti yang teman-teman pernah lihat mungkin di Cawang ke Tanjung Priok, nah itu buat fondasinya agak susah dan banyak. Itu karena 36 kilometer kan dibagi 60 meter-an akan ada sekitar 600 pier, ya,” tambah dia.
Selain itu, kendala berikutnya adalah sinkronisasi dengan proyek pembangunan lainnya di sekitar Jalan Tol Jakarta-Cikampek seperti pembangunan light rail transit (LRT).
Djoko mengakui, pihaknya tengah mencari konsultan yang bisa menggabungkan rencana-rencana pembangunan di sekitarnya supaya Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek ini tetap bisa sesuai standar pelayanan minimum (SPM).
Tantangan lainnya adalah ketersediaan lahan gerbang Cikarang Utama, cable stayed Grand Wisata, dan Jembatan Lengkung Kemala Lagoon yang ada di jalur pembangunan Jalan Tol Layang tersebut.
Hal berikutnya yang menjadi tantangan adalah 34 overpass eksis yang dilintasi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dan juga relokasi berbagai utilitas, seperti 11 saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet), 128 penerangan jalan umum (PJU), 83 rambu, 15 kabel serat optik, serta 10 pipa gas dan minyak.
Jakarta detik – Proses lelang investasi jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated(melayang) telah berakhir. Konsorsium PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Ranggi Sugiron Perkasa ditetapkan sebagai pemenang.
Dari data monitoring jalan tol yang diterbitkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, jalan tol ini akan memiliki panjang 36,4 kilometer (km) yang akan dikerjakan dengan sistem build, operate, transfer (bot).
Dari data tersebut, dicantumkan, nilai investasi untuk jalan tol layang ini mencapai Rp 14,13 triliun dengan biaya konstruksi mencapai Rp 9,5 triliun.
Pihak Jasa Marga selaku pemrakarsa proyek ini sebenarnya telah melakukan kajian awal untuk pembangunan jalan tol ini. Proses pembangunan jalan tol ini diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 15 bulan.
Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek Layang sudah sangat mendesak. Berdasarkan data Jasa Marga, volume lalu lintas di ruas tol Jakarta-Cikampek pada bulan Maret 2016 tercatat 18.657.532 kendaraan, tumbuh 5% dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 17.659.441 kendaraan. (dna/drk)
Bisnis.com, JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. membuka peluang bagi perusahaan lain untuk menggarap proyek tol Jakarta-Cikampek Elevated sepanjang 36,4 km.
Anggiasari Hindratmo, Direktur Keuangan Jasa Marga, mengatakan saat ini perseroan melihat peluang penjajakan baik dengan calon mitra lokal maupun asing.
“Kalau sendiri kami gak kuat, kami lihat ada penjajakan ,” jelasnya kepada Bisnis.com seusai rapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (6/9/2016).
Proyek Jakarta-Cikampek Elevated merupakan inisiatif dari Jasa Marga guna mengurai kemacetan di ruas tol tersebut. Sebagai inisiator, Jasa Marga mendapat hak mencocokkan harga atau right to match dalam proses tender.
Dengan hak ini, Jasa Marga berpeluang besar memenangkan lelang. Saat ini, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) baru membuka tahap prakualifikasi lelang tol Jakarta-Cikampek Elevated. BPJT menaksir biaya konstruksi untuk tol ini mencapai Rp9,5 triliun.
Di sisi lain, perusahaan bersandi saham JSMR itu juga tengah menyiapkan pendanaan untuk ruas tol Jakarta-Cikampek Elevated. Anggiasari menyebut, sebagian kecil pendanaan ruas tol tersebut akan menggunakan dana hasil penerbitan saham baru.
Total target dana penerbitan saham baru mencapai Rp1,8 triliun dengan Rp1,25 triliun diantaranya merupakan penyertaan modal negara (PMN). Adapun, sisanya dari investor publik.
Jakarta detik- Macet parah yang kerap terjadi di dalam ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, disiasati PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan membuat rest area darurat di beberapa titik.
Direktur Operasi II Jasa Marga, Subakti Syukur mengungkapkan, penambahan rest area darurat ini dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan SPM (standar pelayanan minimal).
“Kalau lihat di hari puncak libur rest area selalu penuh, bikin macet. Saking penuhnya kita atur dengan membuat parkir B. Kita sudah mulai buat di KM 18. Menjelang tahun baru 2017 sudah bisa dioperasikan,” jelas Subakti di Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (17/10/2016).
“Tapi ini hanya untuk masa libur saja. Jadi hanya untuk toilet, solat, dan tempat duduk untuk berhenti (istirahat), tidak ada tenant yang menjual makanan. Kita buat di KM18, KM 59, dan KM 41, begitu juga sebaliknya. Itu yang kita lakukan untuk perbaikan SPM,” tambahnya.
Secara keseluruhan untuk peningkatan layanan, termasuk mengurangi kemacetan di dalam tol, operator jalan tol pelat merah tersebut menggelontorkan dana Rp 200 miliar di tahun 2017.
“Khusus untuk 2017 bahkan kita siapkan Rp 200 miliar untuk tambah pelayanan. Kita tambah gardu di beberapa pintu tol, pasang CCTV, pelebaran bahu jalan, dan sebagainya,” terang Subakti. (dna/dna)
Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis proyek pembangunan jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek bisa dimulai lebih cepat di tahun ini. Tol yang akan dimulai dari Jatibening ini khusus diperuntukkan bagi kendaraan pribadi.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengungkapkan, tahapan pra kualifikasi tender proyek jalan tol layang Jakarta-Cikampek telah selesai. Kini, fase selanjutnya memasuki tender.
“Sekarang sudah pemasukan tender karena pra kualifikasi sudah selesai. Mudah-mudahan bisa dimulai tahun ini,” ujarnya saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (26/8/2016).
Target ini lebih cepat dibanding perkiraan PT Jasa Marga Tbk, sebagai peserta lelang proyek yang menargetkan konstruksi tahun depan.
Basuki menambahkan, proyek pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek akan memakan waktu 2-3 tahun karena tidak ada pembebasan lahan.
BACA JUGA
“Nanti mobil-mobil kecil saja yang akan naik ke atas (lewat tol layang). Sedangkan jalur truk masih di bawah. Tapi kita belum dapat hitungan bisa nurunin berapa persen kemacetan,” terang Basuki.
Sebelumnya pada 24 Agustus 2016 lalu, Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman mengungkapkan, jalan tol layang Jakarta-Cikampek akan membentang sepanjang 45 km. Dimulai dari Jatibening menuju arah Cikampek. Saat ini proses lelang di Kementerian PUPR masih dalam tahap prakualifikasi.
“Masih prakualifikasi, mudah-mudahan selesai minggu ini karena kalau tidak salah tinggal diumumkan saja. Panjangnya 45 km dari Jatibening,” ujar dia.
Adityawarman menjelaskan, setelah tahapan prakualifikasi, fase selanjutnya adalah penawaran dan nama pemenang lelang proyek jalan tol layang yang diharapkan dapat diumumkan akhir 2016.
Perusahaan konsorsium Jasa Marga seperti diketahui ikut dalam tender proyek tersebut bersaing dengan kontraktor lain, meskipun ide berasal dari BUMN ini.
Lebih jauh Adityawarman mengatakan, proyek jalan tol layang Jakarta-Cikampek diperkirakan memakan waktu 15 bulan. Dalam pembangunannya pun, memperhatikan manajemen trafik, kebersihan, dan ketertiban.
“Waktu penyelesaian proyek hampir 15 bulan. Kalau kita menang, kita susun manajemen proyeknya, manajemen trafik, mencari kontraktor yang bisa menjaga kebersihan, ketertiban berlalu lintas. Kita juga akan bekerja 2 shift, siang dan malam karena trafik di Jakarta-Cikampek sudah padat,” tutur dia.
Menurut dia, pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek dilakukan untuk menambah kapasitas. Pembangunan ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di sepanjang rute Jakarta-Cikampek. (Fik/Gdn)
JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai inisiator pembangunan jalan layang (elevated) tol Jakarta-Cikampek, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menginginkan kontraktor yang nantinya menang tender memprioritaskan kebersihan dan ketertiban lalu lintas saat pengerjaan proyek.
Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman mengatakan, seperti proyek-proyek pada umumnya, penggalian dan pengangkatan tanah haruslah dilakukan pada malam hari atau di luar jam kerja agar tidak mengganggu para pengguna jalan.
“Tidak boleh mengeluarkan seenaknya pengangkutan tanah, ini nanti syarat kontraktor yang akan menggarap, harus punya komitmen menjaga kebersihan dan tertib lalu lintas,” ujar Adityawarman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Selain mengatur pola waktu pengangkutan tanah, kontraktor juga harus bekerja di luar jam kerja kantor.
Tujuannya agar tidak semakin memperparah kemacetan akibat adanya proyek pembangunan tersebut.
“Ini proyek adanya di daerah padat, jangan sampai ini malah menganggu. Sebenarnya kalau terganggu sih sudah pasti, tapi bagaimana kita meminimalisir gangguan ini,” tandas Adityawarman.
Menurut Adityawarman, pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham mayoritas tengah melakukan proses pra kualifikasi untuk mencari calon investor proyek jalan layang tol yang pengerjaannya ditargetkan awal tahun 2017.
“Prosesnya kurang lebih 15 bulan, awal tahun 2017 bisa mulai konstruksinya dan 2018 sudah beroperasi,” ucapnya.
Sekadar informasi, proyek yang rencananya akan menelan biaya investasi hingga Rp 12 triliun ini akan membentang dari Jatibening hingga kilometer (Km) 45 jalan tol Jakarta-Cikampek.
Proyek elevated tersebut disebut-sebut akan mampu mengurai kemacetan yang terjadi di gerbang tol Cikarang Utama saat jam sibuk.
Bisnis.com, JAKARTA—PT Jasa Marga (Persero) Tbk tengah mengkaji kemungkinan pemakaian struktur baja untuk proyek Jakarta—Cikampek Elevated yang diprakarsai perseroan dan kini tengah memasuki tahap pelelangan.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adityawarman mengatakan hal tersebut sesuai dengan permintaan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ingin meningkatkan pemakaian baja pada proyek infrastruktur, termasuk jalan tol.
“Kita sedang melakukan perhitungan dengan para ahli, karena itu jembatannya hampir 48 km atau 50 km. Kalau memang kenyataannya pakai baja lebih murah kenapa tidak? kedua kita juga bisa memanfaatkan produksi baja Indonesia yang sekarang lagi turun,” ujarnya, Jumat (01/07)
Meski demikian, pihaknya belum bisa memperkirakan seberapa besar efisiensi biaya konstruksi yang dapat dilakukan bila konstruksi jalan tol menggunakan baja. Namun bila kontruksi dengan baja menghasilkan biaya yang lebih mahal ketimbang beton, maka dia akan membicarakannya kembali dengan Menteri PUPR. Sejauh ini, estimasi biaya investasi tol layang ini dengan menggunakan struktur beton berkisar antara Rp12 triliun hingga Rp17 triliun.
“Kalau mahal ya mungkin kita akan lapor ke Pak menteri karena akan menaikkan investasi kami karena IRR- nya turun, kira-kira begitu. Hari ini saya belum bisa informasikan karena masih dihitung, tapi kira-kira bisa lebih murah,” ujarnya.
Adit menambahkan saat ini perseroan telah mengambil dokumen yang diperlukan untuk mengikuti babak prakualifikasi. Dokumen tersebut rencananya akan dikembalikan kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk dievaluasi oleh panitia lelang guna menentukan badan usaha yang berhak mengikuti tender selanjutnya.
Dari studi kelayakan yang dilakukan JSMR, tol Jakarta—Cikampek Elevated ini akan dibangun mulai dari Jatiwaringin, Gerbang Pondok Gede Timur hingga Karawang KM 48. Perseroan telah memastikan bahwa trase tersebut tidak akan saling mengganggu dengan proyek lainnya yang akan dibangun di daerah tersebut, seperti LRT Jabodetabek dan kereta cepat Jakarta—Bandung.
Berdasarkan data situs JSMR, volume lalu lintas di ruas tol Jakarta—Cikampek pada bulan Maret 2016 tercatat 18.657.532 kendaraan, tumbuh 5% dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 17.659.441 kendaraan. Dengan dibangunnya tol Jakarta—Cikampek II Elavated ini diharapkan dapat menambah kapasitas jalan sehingga mampu menampung lebih banyak kendaraan dan mengurai kemacetan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan sebelumnya pihaknya telah meminta Badan Pengatur Jalan Tol untuk mempercepat proses pelelangan ruas tol Jakarta—Cikampek Elevated. Pasalnya, volume kendaraan ada di Jabodetabek telah melebihi kapasitas jalan yang ada.
Lebih lanjut, dia mengatakan pemerintah belum memutuskan apakah akan menggunakan baja untuk ruas tol tersebut. Untuk itu pihaknya masih menunggu hasil kajian dari badan usaha.
“Belum diputuskan apakah akan pakai baja atau tidak, tetapi bisa saja dibikin hybrid atau perpaduan antara struktur beton dan baja,” ujarnya.
Pemerintah mengumumkan pelelangan investasi empat ruas jalan bebas hambatan baru pada Rabu (22/6) dengan total panjang 190 km. Empat ruas tol tersebut terdiri atas dua ruas pemrakarsa badan usaha yakni Jakarta—Cikampek Elevated II dan Krian—Legundi—Blunder, sedangkan dua ruas lain prakarsa pemerintah yakni tol Serang—Panimbang dan Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Kepala Panitia Lelang Pengusahaan Jalan Tol Eka Pria Anas mengatakan tahap prakualifikasi atau tahap paling awal dari proses lelang akan dilaksanakan hingga 13 Juli mendatang. Selama tahapan ini para calon investor yang berminat pada proyek tersebut dapat mengambil dokumen lelang, mengisi kelengkapannya dan mengembalikan dokumen tersebut lengkap dengan kelengkapan dokumen yang disyaratkan.
Sejauh ini sejumlah badan usaha telah mengambil dokumen lelang untuk keempat ruas tersebut, antara lain PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Nindya Karya, dan PT Citra Marga Nusaphala Persada, dan PT Astratel Nusantara.
Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kemungkinan besar pada bulan ini melelang empat ruas tol baru dari 10 ruas yang diprakarsai badan usaha jalan tol (BUJT).
Kepala Bidang Investasi Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Sudiro Roi Santoso mengatakan berdasarkan kajian pihaknya, ada empat ruas tol yang berpotensi dilelang lebih dulu yakni Jakarta Cikampek elevated, Krian-Legundi-Bunder, Serang-Panimbang, dan Cileunyi-Sumedang-Dawuan.
“Rencananya begitu penlok dari gubernur keluar, Serang-Panimbang bisa kita lelang dalam waktu dekat dan ditambah Cisumdawu yang porsi swasta,” katanya kepada Bisnis.com di Jakarta pada Minggu (5/6/2016).
Adapun tol Cisundawu terdiri dari enam seksi, dengan sua seksi pertama dibiayai APBN dan pinjaman China sementara empat seksi selanjutnya akan ditawarkan ke swasta.
Dirjen Bina Marga Hediyanto W. Husaini menyatakan memang tengah mempersiapkan lelang investasi tol Cisumdawu seksi III-VI senilai Rp5,15 triliun.
“Biaya konstruksi tol seksi swasta ini lebih murah dibandingkan dengan seksi pemerintah, yakni sekitar Rp80 milar per kilometer dibandingkan dengan porsi pemerintah yang mencapai Rp200 miliar per kilometer,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menyatakan ada dua ruas tol yakni Legundi-Bunder dan Jakarta Layang merupakan ruas yang paling siap untuk dilelang.
Dia memastikan proses lelang Krian-Legundi-Bunder dan Jakarta-Cikampek Layang dilakukan pada tahun ini. Jadwal pelelangan itu rencananya akan dilakukan pada pertengahan tahun. Sementara itu, ruas Serang-Panimbang yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Banten masih menunggu penetapan lokasi.
Terkait hal tersebut dua BUMN telah menyatakan ketertarikannya untuk ikut serta. Direktur Utama PT Waskita Karya M. Choliq mengatakan pihaknya siap untuk mengikuti lelang investasi tol Cisundawu. Namun, pihaknya belum menghitung biaya investasi yang akan disiapkan.
“Kita ikut (lelang) dong, tapi masih jauh itu. Disurvei saja belum, tender belum, jadi kita belum hitung investasinya,” ujarnya.
Senada dengan Choliq, Direktur Operasional PT Wijaya Karya Gandira Gutawa juga menyampaikan minatnya untuk mengikuti tender Cisumdawu. Namun, pihaknya masih menunggu pembebasan lahan oleh pemerintah. “Kita minat ikut, sendiri juga sanggup. Tapi masih tunggu lahannya siap dulu.”
Lebih lanjut Roi memaparkan pihaknya juga tengah mengkaji kemungkinan lelang dua ruas tol lain di Banten yang diprakarsai pengembang properti setelah empat ruas tol yang akan segera dilelang.
Pertama, ruas Semanan-Balaraja sepanjang 31,7 km dengan nilai investasi Rp11,31 triliun yang diusulkan Grup Alam Sutera, sementara ruas Kamal-Teluknaga-Balaraja sepanjang 48,3 km dengan nilai investasi Rp18 triliun diusulkan Salim Group dan Agung Sedayu Group.
Kedua proyek tol di Banten ini diusulkan mengingat kebutuhan transportasi di kawasan tersebut yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tol ini juga diusulkan untuk menunjang sektor properti serta kawasan industri baru yang bermunculan di kawasan tersebut.
Sejauh ini, menurut Roi, kedua ruas tol itu memang belum mendapat persetujuan, tetapi dari sisi kelayakan dia menilai proyek tersebut layak secara finansial termasuk lalu lintas harian. “Kalau ramainya cukup ya, lingkungan Jabodetabek kita masih membutuhkan banyak jaringan jalan.”
Rencananya ruas tol Semanan-Balaraja akan terhubung dengan ruas Serpong-Balaraja yang nantinya juga akan terhubung dengan enam ruas tol dalam Kota Jakarta.
Sementara Kamal-Teluknaga-Balaraja akan terhubung dengan tol Sedyatmo ke Bandara Soekarno Hatta untuk meningkatkan potensi kawasan di wilayah utara Provinsi Banten.
JAKARTA okezone- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini tengah tancap gas untuk pembangunan proyek infrastruktur. Saat ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono telah melakukan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol, perjanjian penjaminan, dan perjanjian regres proyek jalan tol Batang-Semarang.
Setelah proyek jalan tol Batang-Semarang, pemerintah telah bersiap untuk membangun sejumlah proyek jalan tol lainnya. Proyek ini pun dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
“Yang sudah, tinggal tanda tangan tadi Manado-Bitung, Samarinda-Balikpapan, Serpong-Balaraja, yang keempat itu ini Batang-Semarang,” kata Basuki saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
[Baca juga: Perjanjian Disepakati, Tol Batang-Semarang Siap Dibangun]
Diperkirakan, total dana pembebasan lahan dalam empat proyek ini mencapai Rp5,3 triliun. Selain itu, juga terdapat beberapa proyek pembangunan jalan tol yang akan dilelang, yaitu Tol Serang-Penimbang dan Cikampek-Jakarta.
“Saya memprioritaskan ini, Cikampek-Jakarta elevated, sekarang kan sudah macet kayak begitu. Dari Karawang Barat sampai dengan Jati Asih, makanya saya kejar-kejar terus,” ungkap Basuki.
Untuk diketahui, anggaran pembangunan jalan tol ini tidak lagi sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah. Melalui skema KPBU, pemerintah pun menggandeng pihak swasta untuk dapat melakukan pembangunan pada berbagai daerah di Indonesia.
“Selain empat ruas tol ini, kemudian SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Umbulan, Lampung, dan Semarang Barat juga akan digunakan dengan KPBU,” tukasnya.
(rai)
Bekasi – Perseroan Terbatas Jasa Marga merencanakan proyek perluasan tol dalam rangka mengurai kemacetan lalu lintas kendaraan pada masa libur kerja.
“Wacana tersebut masuk dalam program kerja jangka panjang Jasa Marga dalam mengatasi masalah kepadatan kendaraan di ruas jalan tol,” kata Kepala Humas PT Jasa Marga Dwimawan Heru di Bekasi, Rabu (30/3/2016).
Menurut dia, beberapa jaringan tol baru yang saat ini sedang digarap pemerintah di antaranya, Jaringan Tol Lingkar Luar Jakarta II, Jaringan Tol Jakarta-Cikampek II, dan ruas layang Jakarta-Cikampek (Elevated).
Tol JORR II diproyeksikan dapat mengurai kepadatan kendaraan pada jalan bebas hambatan di daerah sekitar Jakarta sekaligus mempermudah akses menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu, proyek Jakarta-Cikampek II saat ini sedang digarap pemanfaatan lahannya.
“Prosesnya masih berjalan dengan Jasa Marga sebagai pemerakasa proyek jaringan Tol Jakarta-Cikampek II dan ‘elevated’,” katanya.
Tol Jakarta-Cikampek II diproyeksikan dapat memecah kepadatan kendaraan yang selama ini terjadi di ruas Tol Cikampek.
Tidak hanya itu, Jasa Marga pun menjadi pemerkarsa atas ruas layang Jakarta-Cikampek (Elevated) yang akan dibangun dengan memanfaatkan media Tol Jakarta-Cikampek.
“Akan tetapi, untuk saat ini saya tidak ingin bicara terlalu banyak terkait dengan proyek jaringan jalan ini,” katanya.
Menurut dia, berdasarkan evaluasi pada situasi lalu lintas sepanjang liburan Paskah pada tanggal 24 sampai dengan 27 Maret 2016, situasi Tol Jakarta-Cikampek mengalami kepadatan kendaraan akibat kapasitas badan jalan yang tidak sesuai dengan volume kendaraan.
“Hasil data kami, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 99.042 kendaraan. Situasi ini melebihi prediksi kami yang hanya 94.000 kendaraan,” katanya.
Menurut dia, terjadi peningkatan kendaraan sekitar 21 persen dari situasi normal mencapai 81.534 kendaraan.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2284580/jasa-marga-garap-sejumlah-perluasan-jaringan-tol
Sumber : INILAH.COM
Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya geram dengan rencana proyek pembangunan LRT yang tak kunjung rampung dan terus dibahas.
Memimpin rapat terbatas (ratas) mengenai LRT dan Asian Games 2018, Presiden Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa ratas ini harus menjadi rapat terakhir. Sehingga, pembangunan LRT dan sarana transportasi penunjang lainnya dapat segera dikerjakan di Jakarta, Bandung dan Palembang.
“Ini sudah rapat yang kelima untuk LRT, jangan ada tambahan rapat lagi. Harusnya sore hari ini sudah rampung semua. Kita ingin mempercepat pembangunan LRT baik di Jakarta di jabodetabek, di Palembang, maupun Bandung Raya. Biar ini bisa kita selesaikan semuanya,” tegas Jokowi membuka rapat di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/3).
Bahkan kepada kepala daerah yang hadir, Jokowi meminta agar antar sarana transportasi yang akan dibangun tersebut dibuat terintegrasi. Seperti, mulai dari MRT, LRT, bus trans, kereta api.
“Saya juga ingin agar semua terintegrasi ke airport (bandara). Lihat di Palembang, di sini pun nanti LRT-nya yang ke airport atau nanti kereta api atau kereta cepat ke airport. Semua sudah harus dikalkulasi, dihitung, sehingga ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memakai moda transportasi yang disenangi,” katanya.
Jokowi mengatakan pembangunan alternatif moda transportasi ini sangat mendesak karena berdasarkan data setidaknya Rp 35 triliun kerugian diderita setiap tahunnya karena kemacetan. Dengan perincian Rp 28 triliun kerugian karena kemacetan di Jakarta dan Rp 7 triliun karena kemacetan dari Bandung ke Jakarta.
Momentum Asian Games
Lebih lanjut Jokowi mengharapkan momentum penyelenggaraan Asian Games pada tahun 2018 mendatang harus dijadikan dorongan untuk membangun alternatif moda transportasi yang telah direncanakan.
“Percepatan ini juga harus dilakukan karena ada momentum Asian Games 2018 akan datang, supaya kita harapkan terutama LRT bisa selesai semua dan masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan baik mengenai trasenya, mangenai spesifikasi teknis LRT-nya, masalah biaya, dan sumber daya penggeraknya, dan juga masalah perizinan berkaitan dengan tata ruang dan persinggungan dengan flyover dan mungkin trase jalur LRT dan MRT kita harapkan semua terintegrasi,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Jokowi memimpin langsung ratas mengenai percepatan pembangunan LRT dan persiapan Asian Games 2018, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/3).
Dalam rapat dihadiri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM) Yasonna Laoly, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Mulyana dan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin.
Novi Setuningsih/FMB
Suara Pembaruan
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembangunan kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta, Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), Palembang dan Bandung Raya dipercepat karena rapat tentang itu sudah sering dilakukan.
“Yang Jabodetabek sudah dimulai. Palembang sudah dimulai. Jakarta sudah,” kata Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Jokowi menambahkan, dengan akan adanya kereta cepat Bandung-Jakarta maka diharapkan nantinya akan ada integrasi antara mass rapid transit (kereta bawah tanah), busway, kereta bandara, kereta komuter dan kereta cepat.
Ia mengatakan integrasi angkutan berbasis rel itu akan mengurangi kemacetan di kota besar.
Menurut dia, kemacetan di Jakarta telah menyebabkan kerugian Rp28 triliun per tahun, sedangkan kemacetan Jakarta-Bandung menyebabkan kerugian Rp7 triliun per tahun.
“Ini yang akan kita hilangkan. Tiap tahun negara kehilangan Rp35 triliun. Ini tiap tahun. Ini mutlak dilakukan pembangunan (kereta) agar uang tidak hilang percuma karena macet,” katanya.
Selain itu, Joko Widodo meminta agar angkutan umum berbasis rel juga terintegrasi dengan bandara termasuk yang ada di Jakarta.
“Saya ingin semua terintegrasi dengan bandara. Di Palembang sudah terintegrasi. Di Jakarta gimana? Apa sebaiknya LRT ke sana atau kereta cepat yang ke sana. Semua ada hitung-hitungannya,” katanya.
Ia mengatakan percepatan LRT dan kereta itu akan bisa menjadi alternatif transportasi massal di Jakarta, Jabodetabek, Bandung dan Pelembang.
“Percepatan ini untuk Asian Games 2018. Kita harapkan bisa selesai semua,” katanya.
Dia berharap semua masalah terkait LRT atau kereta dapat segera diselesaikan baik menyangkut jalur, teknis, pembiayaan, sumber daya manusia, perizinan dan tata ruang.
“Jalur MRT dan LRT harus terintegrasi. Kita ingin efisien dan produktif,” katanya. (dan)
(rhs)
Jakarta -Moda transportasi berbasis kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta akan mulai dibangun atau groundbreaking pada April 2016 ini.
Untuk pengembangan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo atau Jakpro, akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Hal ini disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok usai rapat koordinasi LRT di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
“Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei,” ujar Ahok.
Pemprov DKI tidak perlu melakukan tender karena Jakpro sebagai BUMD akan menggandeng BUMN untuk melakukan Joint Operation (JO). Dengan skema ini, pekerjaan fisik bisa dipercepat.
“Nggak lelang lagi kan BUMD. Karena PP nya mengatur BUMN,” ujarnya.
Untuk pengembangan LRT dalam kota Jakarta ini, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 4 triliun.
“Ya dia bisa joint atau apa, kami sudah siapkan Rp 4 triliun di Jakpro,” tambahnya.
Untuk kerja sama ini, Ahok menargetkan pembangunan fisik untuk fase I selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta.
“Bisa, tapi hanya fase 1 ya. Fase 1 ya itu untuk yang kuda, velodrome, yang basket bisa ditaruh itu,” sebutnya.
Sedangkan, seluruh rute LRT Jakarta bisa tuntas di 2020.
“Kalau semua berjalan baik saya kira-kira 2020 bisa selesai semua,” sebutnya.
(feb/drk)
Liputan6.com, Jakarta Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyepakati pembangunan tipe rel kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) yang dibangun di DKI Jakarta menggunakan standar internasional dengan lebar rel 1435 milimeter (mm), atau disebut gauge. Proyek LRT DKI Jakarta sebanyak 7 rute sepanjang 83 km akan dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Kesepakatan ini diputuskan dalam rapat koordinasi tentang kemajuan Perkembangan Pembangunan LRT di DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Palembang. Rapat ini dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, dihadiri Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Sonny Loho, serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan bahwa Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun rel kereta api di luar DKI Jakarta. Di wilayah DKI, pembangunan rel menjadi tanggung jawab Pemprov.
“DKI akan mengembangkan rel LRT berstandar gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD, pemegang anggaran (PA) ada di Gubernur DKI,” ujarnya di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3/2016)
Ketujuh rute LRT DKI Jakarta antara lain Kebayoran Lama-Kelapa Gading sepanjang 21,6 km, Tanah Abang-Pulo Mas sepanjang 17,6 km, Joglo-Tanah Abang sepanjang 11 km, dan Puri Kembangan-Tanah Abang sepanjang 9,3 km.
Lalu rute berikutnya, Pesing-Kelapa Gading sepanjang 20,7 km, Pesing-Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 18,5 km, dan Cempaka Putih-Ancol sepanjang 10 km. Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan setiap satu rute adalah sekitar Rp 7,5 triliun dari APBD.
Sementara itu, Menhub Ignasius Jonan menyatakan Kemenhub akan melaksanakan pembangunan rel LRT di luar DKI Jakarta dengan mengikuti spesifikasi rel standar gauge.Pembiayaan jalur rel LRT untuk di luar DKI Jakarta, antara lain Cibubur-Cawang kurang lebih 14,3 km dan Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 km melalui APBN.
Jalur terintegrasi yang menghubungkan LRT di DKI Jakarta lebih panjang dibanding jalur LRT di luar DKI Jakarta. Volume penumpang di DKI juga lebih banyak. Karena itu, pembangunan sarana di DKI Jakarta juga lebih besar.
“DKI kan mau bangun lebar rel 1435 mm, ada tujuh ruas, jadi kita oke saja mendukung karena pakai APBD,” ujar Jonan.
JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPT) tengah mengkaji enam ruas tol yang diprakarsai sejumlah badan usaha pada tahun ini, yang jika dinilai layak akan mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk dilanjutkan ke tahap lelang.Â
Keenam ruas tersebut yakni Jakarta-Cikampek II, Jakarta Elevated, Semanan-Balaraja, Kamal-Teluk Naga-Balaraja, , Tegal-Cilacap dan Batas Jawa Tengah-Cilacap-Yogya-Solo. Dari keenam ruas tersebut, baru proyek Jakarta-Cikampek II usulan Jasa Marga yang disetujui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Â
Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan, setelah memberikan persetujuan kepada proyek Jakarta—Cikampek II, kini pihaknya tengah menyelesaikan kajian terhadap proyek Jakarta elevated yang juga diusulkan oleh emiten berkode JSMR tersebut.Â
“Yang kita bahas sekarang yang elevated, dan Semanan—Balaraja. Kita lihat dulu kecukupan dokumennya,†ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (11/01).Â
Menurutnya, ada dua prakarsa ruas tol baru di Banten. Pertama, ruas  Semananân-Balaraja sepanjang 31,67 km dengan nilai investasi Rp11,31 triliun yang diusulkan oleh Grup Alam Sutera, sementara yang ruas Kamal-Teluknaga-Balaraja sepanjang 48,3 km dengan nilai investasi Rp18 triliun diusulkan oleh Salim Group dan Agung Sedayu Group.Â
Kedua proyek tol di Banten ini diusulkan mengingat kebutuhan transportasi di kawasan tersebut yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tol ini juga diusulkan untuk menunjang sektor properti serta kawasan industri baru yang bermunculan di kawasan tersebut.Â
Sementara itu, investor asal Malaysia United Engineers Malaysia (UEM) Berhad juga telah menyampaikan minatnya untuk memprakarsai tol Tegal-Cilacap-Jawa Tengah dan Batas Jawa Tengah-Cilacap-Jogja. Namun, investor yang memiliki konsesi ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) ini belum menyerahkan proposal dan studi kelayakan.Â
Selain itu, UEM sempat menyampaikan minatnya untuk membangun ruas tol Cileunyi—Tasik—Banjar sepanjang 15,69 km. Pembangunan tol ini diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang hingga kini masih melakukan studi kelayakan.Â
Herry menuturkan, tol ini memang dibutuhkan mengingat volume kendaraan yang terus bertambah, terlebih saat arus mudik lebaran tiba. Pihaknya memperkirakan, dalam lima tahun ke depan jalan arteri di kawasan ini tidak akan mampu lagi menampung kendaraan.Â
“Cileunyi-Tasikmalaya masih dini sekali. FS juga belum ada, meskipun sebetulnya butuh karena kita memikirkan lima sampai sepuluh tahun ke depan,†ujarnya.Â
Di luar enam ruas tersebut, Herry mengatakan pemerintah akan melelang tol Legundi—Bunder di Jawa Timur pada kuartal pertama tahun ini. Ruas tol yang membutuhkan investasi mencapai Rp5,9 triliun ini diprakarsai oleh PT Waskita Karya.Â
Berdasarkan ketentuan BPJT, badan usaha yang memprakarsai usulan pembangunan ruas tol baru akan memperoleh keuntungan bila pemerintah menyetujui pelelangannya. Keuntungan tersebut antara lain mendapatkan hak untuk menawar kembali (right to match) dalam masa pelelangan, atau hak mendapatkan bonus seperti  10% diskon nilai proyek  dari penawar terendah, ataupun pembelian atas hak prakarsa.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono mengungkapkan persetujuan mengenai usulan tol Jakarta elevated dapat diputuskan pada bulan ini. PIhaknya masih harus menuntaskan kajian mengenai lahan, mengingat ruas tol ini akan menggunakan lahan yang sama dengan yang digunakan untuk proyek Light Rail Transit Jabodetabek dan kereta cepat Jakarta—Bandung.
“Kita lihat lagi, nanti juga akan ada LRT dan high speed train. Mudah-mudahan bulan ini kita sudah bisa bilang go or no go,†ujarnya.
Menurutnya, pembangunan proyek tol yang diperkirakan menelan investasi hingga Rp14 triliun itu dimungkinkan karena tidak memerlukan banyak lahan baru yang perlu dibebaskan, mengingat konstruksi dilakukan di atas jalan tol eksisting. Hal ini berbeda dengan proyek Jakarta—Cikampek II di mana pembangunannya memerlukan pembebasan lahan industri yang diperkirakan akan memakan banyak waktu.
http://industri.bisnis.com/read/20160112/45/508904/badan-usaha-prakarsai-pembangunan-6-ruas-jala-tol
Sumber : BISNIS.COM
JSMR: Jasa Marga (JSMR IJ; Rp4,735; Buy) has submitted the development plans of Jakarta-Cikampek II to the Ministry of Public Works and Housing. Two other contestant, Bangun Tjipta Sarana and consortium of United Engineering Malaysia Berhad and Jasa Tol Indonesia, have yet to follow up on their proposal. The Cikampek II tol road will be 2-3km south of the current stretch with a total length of 64km. The proposal is in the final stage and soon to be followed up by the regional government of West Java to decide the right of ways. (Bisnis Indonesia)
Sumber : IPS RESEARCH
Toll road sector: Jasa Marga (JSMR IJ; Rp4,805; Buy) together with Bangun Tjipta Sarana (non-listed) has initiated a new toll road project Jakarta Cikampek to reduce congestion on the current toll road. This toll projects is different than the proposed Jakarat-Cikampek II. Jasa Marga plans to develop section West Karawang-Cikunir (37km) while Bangun Tjipta will build section Cikunir-Dawuan (50km). This new toll road is planned to be connected with potential upcoming Jakarta-Cikampek II and JORR II. The Government seems to approve this project and aims to auction this project by next year. These two initiators will have the right to match for the auction. (Bisnis Indonesia)
Sumber : IPS RESEARCH
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perhubungan ingin Jalan Tol Jakarta – Cikampek dan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cikapali) terintegrasi untuk mencegah kemacetan jalan tol. Pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Sugihardjo telah menyampaikan usulan tersebut ke kedua pengelola jalan tol tersebut.
“Nanti saya akan buat tertulis, di samping lisan,” kata dia di kediaman Menteri Perhubungan, Ahad, 3 Januari 2016. Kedua pengelola jalan tol, yakni PT Jasa Marga (Persero) untuk tol Jakarta – Cikampek dan PT Lintas Marga Sedaya (LMS), untuk tol Cikopo – Palimanan.
Jika sistem pembayaran kedua tol itu terintegrasi, maka transaksi di gerbang Cikopo tak diperlukan sehingga gardu tersebut bisa dihapus. Dia mencontohkan keberhasilan pengintegrasian sistem tersebut juga terjadi oleh pengelola jalan tol Citra Marga Nusaphala Persada dan Jasa Marga.
“Harus terintegrasi LMS dan jasamarga supaya terintegrasi harus IT (information technology), enggak bisa manual. Tinggl lihat saja masuknya dari mana keluar mana kan kelihatan, bebannya LMS berapa, jasa marga berapa,” kata dia.
Sugihardjo pernah meminta kepada petugas tol untuk menghitung lama accounting transaksi jalan tol. Dia mengatakan rata-rata kendaraan membutuhkan waktu lebih dari 8 detik. Sugihardjo juga meminta adanya asisten petugas loket tol agar pelayanan pengembalian pembayaran menjadi lebih cepat.
Dalam usulan itu, dia ingin penggabungan kerjasama pengelolaan gerbang tol antaran Jasa Marga dan LMS menggunakan elektronik tiketing. “Jadi idealnya kedepan kita sudah minta pengelola tol dan BPJT menggunakan dua sistem, pertama adalah menggunakan elektronik tiketing jadi nggk ada transaksi. Kedua kalau sistemnya terintegrasi,” kata dia.
ALI HIDAYAT