Archive for April, 2023

tol TRAN$ JAVA @jsmR ++ … 2014 (sek1la$ sejarah jsmR)_191115 (trans$umatera$tart$)_120417_11/08/2020_26 Januari 2021

ikon analisis gw
sekedar BENCHMARK dengan sistem TOL MALAYSIA (TIGA BESAR SISTEM JALAN TOL ASIA, di  bawah China n Jepang): taon 1966 dibangun jalan tol pertama, saat itu GDP PER KAPITA @ US$ 344, (setidaknya) pada 2010 maseh dibangun jalan tol baru YANG TELAH MENCAKUP DARI AWAL SEMENANJUNG MALAYSIA ke UJUNGNYA (Johor Bahru-Singapore) dalam RIBUAN KM, sementara per 2011, GDP PER KAPITA @US$9900AN… berarti terjadi KENAEKAN GDP PER KAPITA sekira 27 kali lipat (periode 1966-2011) … nah jika kita MENYELESAIKAN JALAN TOL TRANS SUMATERA-JAVA nante, kira-kira berapa GDP kita ya … well, sekedar ekspektasi CUKUP JIKA 10 KALI LIPAT AZA, maka GDP PER KAPITA @US$ 36K, well, kayaknya kita akan MELAMPAUI GDP PER KAPITA MALAYSIA … semoga 🙂

Sah! Pelabuhan Bakauheni-Palembang Kini Tersambung Jalan tol

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk sedang mengerjakan 8 proyek jalan tol tahun ini. Adapun beberapa di antaranya akan selesai ataupun beroperasi di tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Agus Setiawan memaparkan bahwa dari 8 proyek berjalan ada beberapa proyek yang bahkan selesai konstruksi dan ada pula yang mulai beroperasi mulai kuartal III ini.

  • Salah satunya, proyek Simpang Susun Sentul Selatan yang rencana dioperasikan pada triwulan ketiga ini. “Ini untuk memberi akses langsung pengguna jalan tol Jagorawi yang akan menggunakan tol Bogor Ring Road dan sebaliknya,” ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (10/8).

Baca Juga: Jasa Marga targetkan dua ruas jaringan Jalan tol JORR II beroperasi pada akhir 2020

  • Proyek lainnya yang direncanakan beroperasi pada kuartal III ini yakni Ruas Manado-Bitung sampai dengan Seksi 2A (SS-Kauditan).

Sedangkan untuk Seksi 2B (Danowudu-Bitung) direncanakan selesai konstruksi pada akhir tahun nanti dan beroperasi di awal tahun 2021.

  • Kemudian, proyek lainnya yang akan selesai konstruksi pada kuartal III ini ada Ruas Balikpapan-Samarinda Seksi 1 (KM 13-Samboja) dan Seksi 5 (KM 13-Sepinggan) serta
  • Ruas Kunciran-Cengkareng. Kedua ruas itu direncanakan beroperasi pada awal tahun 2021.
  • Sementara, untuk Ruas Cinere-Serpong dan
  • Ruas Bogor Ring Road Seksi 3A akan selesai pada kuartal IV nanti dan direncanakan mulai beroperasi pada awal tahun 2021.

Selain enam ruas yang selesai tahun ini, dua ruas lainnya akan selesai konstruksi pada 2021-2022 yakni

  • Ruas Japek Selatan Seksi 3 (Taman Mekar-Sadang) di kuartal III-2021 dan
  • Ruas Probolinggo-Banyuwangi Seksi 1 (Probolinggo-Besuki) direncanakan selesai pada tahun 2022. “Probolinggo-Besuki saat ini masih dalam tahap pengadaan tanah,” tuturnya.

Baca Juga: Pembebasan lahan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi seksi 1 capai 18,76%

Selain ruas eksisting, emiten berkode saham JSMR di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga terus berekspansi meningkatkan panjang jalan tol yang dikelolanya. Terbaru Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah mulai melaksanakan prakualifikasi pelelangan jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 206,65 km. Adapun proyek yang diinisiasi JSMR dan PT Daya Mulia Turangga ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 57,59 triliun.

Berdasarkan catatan kontan.co.id, sepanjang 2019 JSMR mencatatkan telah mengoperasikan enam ruas jalan tol baru sepanjang 161,58 km. Sehingga, total ruas tol yang berhasil dioperasikan perusahaan mencapai 1.162 km atau tumbuh dua kali lipat dari tahun 2016.

Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan megaproyek jalan tol Trans-Sumatra dimulai pada 2015. Saat ini, jalan tol Trans-Sumatra telah beroperasi di empat ruas, yaitu Medan—Binjai 17 kilometer, Palembang—Indralaya 22 kilometer, Bakauheni—Terbanggi Besar 140,90 kilometer), dan Terbanggi Besar—Kayu Agung 189 kilometer.

Pada awal 2020, jalan tol Pekanbaru—Dumai sepanjang 131 kilometer dijadwalkan beroperasi. Walhasil, dalam 5 tahun saja, PT Hutama Karya (Persero) bisa mengoperasikan 500 kilometer. Sebuah pencapaian baru yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

PT Hutama Karya merupakan BUMN yang mendapat penugasan dari pemerintah untuk membangun jalan tol Trans-Sumatra yang tertuang dalam Perpres No. 117 Tahun 2015.

Secara keseluruhan, 24 ruas yang ditugaskan kepada Hutama Karya mencapai 2.765 kilometer.

Bisnis menyaksikan secara langsung pembangunan jalan tol Trans-Sumatra, mulai dari Agustus 2018 di ruas Bakauheni—Terbanggi Besar hingga Pekanbaru—Dumai pada November 2019.

Bisnis juga menerjunkan Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra sebanyak tiga kali dalam rentang April hingga November 2019 yang bertujuan memotret peluang ekonomi yang muncul dari keberadaan jalan tol.

Pada fase pertama, Tim Jelajah melawat ke dua provinsi, yaitu Lampung dan Sumatra Selatan pada akhir April 2019. Fase kedua pada September juga melawat ke dua provinsi itu, ditambah dengan lawatan ke Bengkulu. Fase terakhir dijalani pada November lalu, Tim Jelajah menyambangi Provinsi Riau.

Hasil penjelajahan Tim menunjukkan bahwa keberadaan jalan tol ternyata telah memicu geliat di sektor jasa dan ekonomi rakyat. Angkutan penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten tumbuh hingga 7 persen dalam periode Maret—April 2019.

Sektor perhotelan juga berkembang dalam 8 bulan operasional jalan tol Bakauheni—Terbanggi Besar (Bakter). Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, tingkat hunian kamar berbintang dalam periode Maret—Oktober 2019 naik 26 basis poin menjadi 59,16 persen. Jumlah tamu menginap secara kumulatif dibandingkan dengan periode Maret—Oktober 2018 tumbuh 27 persen menjadi 421.037 orang.

Selain itu, pengoperasian jalan tol di Sumatra menjadi pintu masuk bagi pengembangan transaksi nontunai. Di pelabuhan penyeberangan, baik Merak maupun Bakauheni, Lampung, operator sudah menerapkan cara nontunai.

Dalam dua episode Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019, Tim pun menggunakan kartu uang elektronik TapCash yang diterbitkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Kalangan perbankan di Sumatra bagian selatan menilai pengoperasian jalan tol bakal meningkatkan penetrasi transaksi nontunai di wilayah tersebut. Adapun di Sumatra bagian Tengah, jalan tol diharapkan bisa membuka ekosistem pembayaran nontunai di Riau hingga Sumatra Barat.

Pembangunan jalan tol Pekanbaru—Dumai./Himawan L. Nugraha.

Pengemudi truk menjadi pihak yang paling menikmati keberadaan jalan tol di Sumatra. Kini, bila melalui jalan tol, Bakauheni hingga Kayu Agung bisa ditempuh dalam waktu lebih kurang 5 jam 40 menit dengan kecepatan rata-rata 60 kilometer per jam.

Tim Jelajah sempat menemui sejumlah sopir truk di Lampung maupun Palembang. Jawaban mereka sama, jalan tol bisa memangkas waktu tempuh dan mengurangi risiko gangguan keamanan.

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan bahwa ada 85 potensi ekonomi di sepanjang koridor Trans-Sumatra yang bisa digarap, mulai dari pembangkit listrik, kawasan industri, bandara, pelabuhan, hingga infrastruktur perairan seperti irigasi dan bendungan.

Sejauh ini, Hutama Karya sudah menjalin kesepakatan dengan para mitra untuk mengembangkan kawasan pariwisata di Bakauheni dan kawasan industri di Panjang, Lampung. Lahan yang akan disulap mencapai lebih dari 100 hektare untuk setiap lokasi.

Untuk mendukung industrialisasi, pasokan listrik juga perlu terjamin. PLN UID Lampung menyebutkan bahwa pertumbuhan industri di Lampung tumbuh pesat dan makin kuat berkat kehadiran jalan tol Trans-Sumatra. Dan PLN siap memasok kebutuhan listrik untuk industri.

Realisasi pembangunan jalan tol Trans Sumatra memang masih seperlima dari target. Namun, dari apa yang sudah terbangun, geliat dan harapan sudah muncul ke permukaan. Bukan tidak mungkin, jalan tol akan mengubah banyak wajah Sumatra pada masa depan.

Bekasi, Beritasatu.com – Konstruksi Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) tepat di atas sebagian Tol Jakarta-Cikampek eksisting telah dilengkapi fasilitas kedaruratan bagi pengguna tol.

‎Hal ini dilakukan demi menjamin keamanan pengguna jalan di Tol Layang Jakarta-Cikampek II yang memiliki karakteristik berbeda dengan jalan tol lainnya.

“Dalam ‎keadaan darurat, kami membuat 8 bukaan atau U-turn sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), yang dilengkapi dengan tangga darurat,” kata Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), Djoko Dwijono, melalui keterangan tertulis yang diterima Jumat (6/12/2019).

Dia mengatakan, apabila ada insiden besar, pengguna jalan bisa menggunakan U-turn tersebut dengan arahan dan pengaturan dari petugas di lapangan.

“Ke depannya, kami juga berencana membangun 4 emergency parking bay, 2 buah di masing-masing arah (arah Jakarta dan arah Karawang Barat),” imbuhnya.

Lebih lanjut Djoko menyebutkan, selain menyiapkan kelengkapan jalan berkeselamatan seperti perambuan dan marka jalan serta armada pelayanan lalu lintas seperti ambulans, kendaraan patroli, rescue, dan Patroli Jalan Raya (PJR), PT JJC juga telah bekerjasama dengan dua rumah sakit terdekat.

Di luar itu, PT JJC juga menyiapkan titk-titik darurat untuk mengantisipasi berbagai skenario kejadian yang mungkin terjadi di atas jembatan terpanjang di Indonesia tersebut.

‎Selain itu, Djoko juga memastikan antara Tol Jakarta-Cikampek eksisting dan Tol Layang Jakarta-Cikampek II, terkonsolidasi dengan baik agar pelayanan terhadap pengguna jalan tol di kedua ruas tersebut bisa optimal.

‎Diketahui, PT JJC merupakan kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pengelola Tol Layang Jakarta-Cikampek II.

Sejak dua hari belakangan ini, yakni 3-4 Desember 2019 telah menjalani proses uji laik fungsi (ULF) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Unit Pelayanan Perizinan Jalan Bebas Hambatan/UPP JBH dan BPJT. Lalu, bersama Korlantas Polri, dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

Djoko menyatakan ada tiga aspek yang diuji dalam proses ULF tersebut, yakni pertama manajemen dan keselamatan lalu lintas. Kedua, konstruksi dan ketiga operasional serta administrasi. “Kami masih menunggu hasil ULF tersebut,” ujarnya.

Diaberharap hasil uji laik fungsi ini mendapatkan hasil yang baik, agar jalan tol ini dapat segera digunakan oleh masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru 2020.

Sebelumnya, tol layang sepanjang 36,4 kilometer telah menjalani uji beban yang baru saja selesai pekan lalu.

“Kami juga masih menunggu hasil pleno dari KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan) terkait uji beban tersebut,” pungkasnya.

Sumber: Suara Pembaruan

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Joko Widodo meresmikan ruas tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 kilometer (km).

Ruas tol tersebut merupakan bagian dari tol Trans-Sumatra. Hadirnya tol tersebut diharapkan dapat mendongkrak perekonomian daerah dengan terciptanya titik ekonomi baru.

Baca Juga: Anies hadiri Kongres Nasdem, pengamat: Latihan panggung untuk pilpres 2024

“Apa artinya jalan tol ini. Artinya satu, penciptaan titik titik ekonomi baru,” ujar Jokowi saat meresmikan ruas tol, Jumat (15/11).

Selain itu, jalan tol juga digunakan sebagai jaringan logistik yang akan menjadi fasilitas bagi sentra produksi yang ada di sekitarnya.

Di kawasan Sumatra sendiri terdapat sejumlah perkebunan kelapa sawit dan karet yang membutuhkan fasilitas logistik. Adanya jalan tol dinilai akan memudahkan kebutuhan logistik tersebut.

“Yang kadang kadang rakyat tidak merasakan, dampak pembuatan tol yaitu penciptaan lapangan kerja,” terang Jokowi.

Baca Juga: Benamkan investasi US$ 239 juta, Pertamina survei seismik 2D terbesar di Asia Pacifik

Nantinya ruas tersebut diharapkan terhubung dengan ruas tol Palembang dan Banyu Asin. Lalu di akhir nanti Trans-Sumatera akan menghubungkan Lampung hingga Aceh.

Total panjang tersebut mencapai angka 2.400 km. Ditargetkan pembangunan tol Trans-Sumatra akan selesai pada tahun 2024 mendatang.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo mengungkapkan setelah diresmikan ruas tol tersebut dapat langsung digunakan masyarakat. Seperti Jokowi, Bintang juga berharap ruas tol yang barundiresmikan dapat mendongkrak ekonomi.

“Khususnya pada industri kelapa sawit dan karet yang tersebar di sepanjang jalur ruas tol ini,” ungkap Bintang dalam keterangan resmi.

Baca Juga: Pertamina Power-Marubeni retak, seperti ini progres proyek listrik di Bangladesh

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) menargetkan penyelesaian tiga ruas tol baru dan satu ruas lanjutan di Sumatra pada kuartal IV/2019. Ruas-ruas yang akan beroperasi kian memperpanjang rekor jalan tol terpanjang di Indonesia.

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan tiga ruas baru yang dijadwalkan beroperasi yakni Terbanggi Besar—Pematang Panggang, Pematang Panggang—Kayu Agung, dan Pekanbaru—Dumai. Adapun, ruas lanjutan yang juga dijawalkan rampung adalah Medan—Binjai seksi 1.

Dia menyebutkan bahwa ruas gabungan Terbanggi Besar—Pematang Panggang sepanjang 100 kilometer dan Pematang Panggang—Kayu Agung sejauh 85 kilometer akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia, mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang jalan tol Bakauheni—Terbanggi Besar sepanjang 140,90 kilometer.

Selain itu, jalan tol Pekanbaru—Dumai yang dijadwalkan beroperasi pada akhir 2019 juga memiliki panjang 131 kilometer. Ketiga jalan tol yang dikelola Hutama Karya ini menyalip rekor jalan tol terpanjang di Jawa, yaitu jalan tol Cikopo—Palimanan (116,75 kilometer) yang dimiliki dan dikelola PT Lintas Marga Sedaya.

“Tol kami dari Terbanggi Besar ke Pematang Panggang kemudian ke Kayu Agung itu insyaallah September ini seluruhnya beroperasi. Kemudian Pekanbaru ke Dumai, November atau Desember bisa dioperasikan,” ujar Bintang, Kamis (5/9/2019).

Menurut Bintang, pengoperasian jalan tol Terbanggi Besar—Pematang Panggang, Pematang Panggang—Kayu Agung akan melengkapi jalan tol Bakauheni—Terbanggi Besar yang sudah dulu beroperasi.

Ruas Kayu Agung—Palembang yang konsesinya dipegang PT Waskita Sriwijaya Tol juga akan beroperasi dalam waktu yang tak terpaut jauh sehingga Lampung—ke Sumatra Selatan (Palembang) bisa terhubung dengan jalan tol.

Konektivitas via jalan tol diyakini mempercepat waktu tempuh menjadi 4 jam dibandingkan dengan jalan nasional yang memakan waktu hingga 12 jam.

Sama halnya dengan jalan tol Pekanbaru—Dumai juga akan memangkas waktu tempuh menjadi 1,5 jam dari sebelumnya 4 jam—5 jam.

Secara umum, Hutama Karya mendapat penugasan untuk menggarap 24 ruas jalan tol Trans-Sumatra sejauh 2.765 kilometer. Dari jumlah tersebut, Hutama Karya sedang mengerjakan 11 ruas prioritas. Investasi untuk menggarap 24 ruas tersebut diestimasi mencapai Rp476 triliun.

JAKARTA sindonews – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, berupaya seoptimal mungkin agar mudik Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, baik dari sisi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. Pada arus mudik tahun 2019, pemudik mayoritas masih menggunakan moda jalan sebagai pilihan.

Di Pulau Jawa, ruas jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 4.407 km yang terbagi Lintas Utara Jawa 1.341 km kondisi mantap 97%, Lintas Tengah Jawa 1.197 km kondisi mantap 93%, Lintas Selatan Jawa 888 km kondisi mantap 98% dan Pantai Selatan Jawa 981 km dari 1.405 Km kondisi mantap 83%.

Kementerian PUPR dalam beberapa tahun telah meningkatkan kualitas jalan pantai selatan Jawa untuk mendukung destinasi wisata pantai selatan. Dengan kondisi jalan yang baik dan pemandangan indah, jalur ini bisa menjadi pilihan pemudik.

Tahun ini, Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 965 km siap digunakan ditambah ruas tol fungsional yaitu Tol Pandaan-Malang seksi 1-3 (31 Km) yang menjadi sirip Jalan Tol Trans Jawa.

Untuk kelancaran dan kenyamanan arus mudik, seluruh pekerjaan perbaikan dan pembangunan jalan baik tol maupun non tol akan dihentikan pada H-10 Lebaran hingga H+10 Lebaran. Termasuk pada proyek pembangunan Jalan Tol Layang Cikampek II juga akan dihentikan dan jumlah lajurnya akan difungsikan seperti semula yakni 4 lajur untuk masing-masing arah.

“Pada lokasi pekerjaan Jalan Tol Layang Cikampek II akan dikembalikan 4 lajur dan dibersihkan. Untuk antisipasi kemacetan, kami tengah mengkaji dampak dari pemindahan Gerbang Tol Cikarang Utama ke GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama yang bertujuan memecah arus kendaraan yang ke menuju Tol Cikampek-Palimanan dan yang ke Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi,” kata Basuki dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Tempat Istirahat (TI)/Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di Jalan Tol Trans Jawa sebanyak 71 unit rest area (55 rest area operasi dan 16 rest area konstruksi) yang ada di setiap jarak 20 Km.

Sementara, kondisi ruas jalan nasional yang siap digunakan sepanjang 7.918 km terdiri dari Jalan Lintas Barat 2.563 km kondisi mantap 97%, Jalan Lintas Timur 3.017 km kondisi mantap 93%, dan Jalan Lintas Tengah 2.338 km kondisi mantap 94%.

Untuk Jalan Tol Trans Sumatra yang siap digunakan untuk Mudik Lebaran 2019 sepanjang 503 km terdiri dari Tol Operasional sepanjang 278 km yakni Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar (140,9 Km), Palembang-Indralaya (21,93 Km), Medan-Binjai Seksi 2 dan 3 (10,46 Km), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (62,11 Km), dan Belawan-Medan-Tanjung Morawa (42,7 Km).

Kementerian PUPR berencana akan membuka tol Fungsional sepanjang 225 km, yaitu: Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang 189 km, Kayuagung-Palembang-Betung 33 km, dan Medan-Binjai Seksi 1 sepanjang 2,8 km.

Pada Jalan Tol Trans Sumatra terdapat 1 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar KM 20+700. Untuk melihat kesiapan ruas tol yang fungsional, Kementerian PUPR melakukan pemantauan kesiapan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 185 Km.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit, mengatakan menjelang arus mudik Lebaran 2019, terus dilakukan pemantauan secara rutin jalan tol ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung hingga H-10 perayaan Idul Fitri 1440 Hijriah.

“Kita terus lihat perkembangannya, guna memastikan kesiapan jalan tol ini dapat di lalui secara fungsional,” kata Danang saat meninjau kesiapan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, baru-baru ini.

Danang Parikesit mengimbau pemudik untuk memperhatikan kecepatan kendaraan pada jalan tol fungsional. Pada ruas tol fungsional pemudik juga harus menyiapkan bahan bakar dan kondisi mesin dalam keadaan baik.

Pembangunan jalan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dilakukan dengan menggunakan biaya investasi Rp21,95 triliun. Progresnya untuk Terbanggi Besar-Pematang Panggang (112 Km) saat ini sudah 91% dan Pematang Panggang-Kayu Agung (77 Km) sudah 95%.

Disamping kesiapan jalan, Kementerian PUPR juga menyiagakan 10 Mobile Toilet Unit (MTU), 11 unit Bis Toilet, 19 unit mobil tinja, dan 42 unit Mobil Tangki Air di lokasi rest area di jalan tol Trans Jawa. Selain itu, disiagakan Tim tanggap bencana dalam rangka mengantisipasi keadaan darurat (banjir, genangan air, dan tanah longsor) pada titik-titik rawan bencana.

Kementerian PUPR akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, BMKG, dan Kementerian dan Lembaga lainnya dalam penyelenggaraan mudik lebaran 2019, termasuk jadwal buka tutup jalan tol fungsional.

(ven)

 new-chin-year-dragon-02

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo meresmikan salah satu ruas Tol Trans-Sumatera yaitu Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) pada Jumat ini, (8/3/2019). Ruas tol tersebut memiliki panjang 140,7 km dan menjadi jalan tol terpanjang se-Indonesia. Wow!

Simak ilustrasinya.

Inilah Ruas Tol Terpanjang se-Indonesia

new-chin-year-dragon-02

MEDAN okezone – Mulai hari ini, Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing TinggiSeksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) yang merupakan seksi terakhir dari Jalan Tol Medan-Kualanamu Tebing Tinggi mulai dioperasikan gratis alias tanpa dikenakan tarif tol (Rp0).

Tarif tol Rp0,- ini hanya berlaku bagi ruas jalan tol dari Sei Rampah hingga Tebing Tinggi sepanjang 9,26 km. Untuk pengguna jalan dari Kota Medan yang keluar di Gerbang Tol (GT) Tebing Tinggi, tetap membayar tarif tol asal gerbang hingga GT Sei Rampah. Hal ini juga berlaku untuk arah sebaliknya, kendaraan yang masuk dari GT Tebing Tinggi keluar di Gerbang Tol wilayah Kota Medan hanya membayar tarif tol dari GT Sei Rampah.

Baca Juga: Tol Tebing Tinggi-Sei Rampah Masih Gratis sampai 21 April

Jalan Tol Seksi 7 Sei Rampah-Tebing dioperasikan tanpa tarif untuk memberikan sosialisasi yang lebih optimal kepada masyarakat dan tarif tol akan mulai diberlakukan pada Minggu, 21 April 2019 pukul 00.00 WIB dengan besaran tarif tol sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 257/KPTS/M/2019.

Pembangunan Jalan Tol Seksi 7 Sei Rampah-Tebing Tinggi sepanjang 9,26 Km ini telah selesai pada Desember 2018 dan telah digunakan sebagai jalan fungsional untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Secara resmi, Jalan Tol Seksi 7 Sei Rampah-Tebing Tinggi dioperasikan berdasarkan Kepmen PUPR Nomor 256 /KPTS/M/2019.

Sebagai sosialisasi akan beroperasinya Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi), PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT) selaku pengelola Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi menyebarkan informasi melalui media sosial, leaflet, spanduk, dan Variable Message Sign (VMS). Untuk menghindari saldo kurang yang berpotensi menimbulkan antrian panjang di Gerbang Tol, pengguna jalan diimbau untuk selalu memastikan kecukupan saldo uang elektronik sebelum melakukan perjalanan.

Dengan beroperasinya seksi terakhir, maka saat ini Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 km telah beroperasi sepenuhnya. Pengguna jalan yang mengakses jalan tol ini dapat mempersingkat waktu tempuh antara Medan dan Tebing Tinggi dari sebelumnya 2-3 jam melalui jalur eksisting, menjadi sekitar 1 jam. Selain itu, keberadaan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi juga dapat memperlancar arus transportasi dan logistik antara Kota Medan, Bandara Internasional Kualanamu, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, dan Kawasan Pariwisata Danau Toba.

(kmj)

 dollar small

Merdeka.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyebut bahwa ada beberapa ruas tol baru yang kemungkinan akan beroperasi fungsional pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Lantas, tol-tol mana saja yang nanti bisa dilalui saat Lebaran?

Dia menyebutkan, ruas-ruas tol yang secara proyeksi bisa digunakan secara fungsional tersebut merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa serta Tol Trans Sumatera.

“Saya kira Probolinggo-Pasuruan sudah pasti kan, Sei Rampah-Tebing Tinggi sudah kemarin. Kemudian mungkin Pandaan- Malang juga sudah. Kemudian nanti yang di Sidoarjo Porong-Gempol mungkin bisa,” jelasnya di Jakarta, Selasa (26/3).

Berdasarkan paparannya, beberapa ruas tol seperti Tol Sei Rampah-Tebing Tinggi sepanjang 9,26 Km yang menjadi bagian dari Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi memang telah dapat beroperasi tanpa tarif sejak Senin, 25 Maret 2019 kemarin.

Beroperasinya tol tersebut membuat ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 Km yang menjadi bagian dari Tol Trans Sumatera kini telah dapat beroperasi secara keseluruhan.

Basuki melanjutkan, jalan tol lainnya semisal Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) sepanjang 31,3 Km yang juga sudah dibuka secara fungsional saat Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 kemarin kini siap menjalani proses uji laik fungsi.

“Sebetulnya saya kira kalau uji layak ini kan bisa minggu ini, bisa minggu depan, itu sudah selesai semua. Kemarin sudah ada festivalnya kan (Tol Paspro), artinya sudah mendekati peresmian,” tutupnya.

 new-chin-year-dragon-02

JAKARTA okezone- PT Hutama Karya (Persero) memastikan empat ruas Tol Trans Sumatera sudah siap diresmikan. Pasalnya proses pengerjaan empat ruas tol tersebut sudah rampung pengerjaannya.

Adapun empat ruas ruas tol, Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140,93 kilometer dan ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) seksi 7 sepanjang 9,1 kilometer.

Kemudian ruas Medan-Binjai (segmen Helvetia-Veteran) sepanjang 2,75 kilometer dan ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung yang dibangun sepanjang 189,2 kilometer.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo mengatakan, pihaknya belum mengetahui kapan tanggal resmi dari peresmian empat ruas tol tersebut. Namun ditargetkan peresmian bisa dilakukan pada tanggal 7-8 Maret 2019.

“Mudah-mudahan tanggal 7-8 Maret. Saya belum tau (kapannya),” ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Baca Juga: 4 Ruas Tol Trans Sumatera Siap Beroperasi, Ini Daftarnya

Sebagai informasi, jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar memiliki empat seksi yaitu Seksi 1 Bakauheni-Sidomulyo (39,4 kilometer), di mana Segmen Pelabuhan Bakauheni-SS Bakauheni (8,9 kilometer) sudah beroperasi Januari 2018.

Kemudian Seksi 2 Sidomulyo-Kotabaru (40,6 kilometer) dengan Segmen SS Kotabaru – SS Lematang (5 kilometer) juga sudah beroperasi Januari 2018. Seksi 3 Kotabaru-Metro (29 kilometer) dan Seksi 4 Metro-Terbanggi Besar (31,93 kilometer).

Sedangkan Jalan Tol Medan-Binjai memiliki 3 seksi yakni Seksi 1 ruas Tanjung Mulia – Helvetia (6,27 kilometer), seksi 2 ruas Helvetia – Semayang (6,18 kilometer) dan seksi 3 ruas Semayang-Binjai (4,28 kilometer) sudah beroperasi penuh pada Oktober 2017.

Baca Juga: Edy Rahmayadi Ngadu ke Menko Darmin Soal Pembebasan Lahan Tol Medan-Binjai

Adapun Jalan Tol MKTT seksi 2-6 Parbarakan hingga Sei Rampah (41,65 kilometer) telah diresmikan Oktober 2017 dan Seksi 1 Tanjung Morawa-Perbarakan termasuk Simpang Susun Kemiri (10,75 kilometer) telah beroperasi pada Juni 2018.

Lalu Jalan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung yang terdiri dari dua seksi masih dalam tahap konstruksi.

Kedua seksi tersebut yakni seksi 1 Terbanggi Besar-Pematang Panggang sepanjang 112,2 kilometer (89,06%) dan seksi 2 Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 77 kilometer (90,90%).

(fbn)

new-chin-year-dragon-02

jpnn.com, JAKARTA – Pembangunan infrastruktur yang sangat masif pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla terbukti mampu mengentaskan kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia turun 633,2 ribu.

Mereka merupakan penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan Indonesia.

Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin mencapai 25,95 juta orang atau 9,82 persen. Jumlah ini lebih rendah dari data September 2017 yang berjumlah 26,58 juta orang atau 10,12 persen.

Penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia ini semakin tajam bila dikomparasi dengan Maret 2017. Angka penurunan penduduk miskin mencapai 1,82 juta orang.

“Pembangunan infrastruktur membantu dan memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat. Akses ini memberi kesempatan masyarakat bekerja dan mendapat kehidupan layak,” kata Direktur Kerja Sama Pemerintah-Swasta Rancang Bangun Kementerian PPN/Bappenas Sri Bagus Guritno, Kamis (19/7).

Pemerintah memang tengah getol membangun infrastruktur di berbagai daerah, terutama luar Jawa.

Salah satunya adalah daerah perbatasan Kalimantan Barat hingga Kalimantan Utara yang dikembangkan dengan investasi Rp16 triliun.

Ada pula pembangunan Pelabuhan Laut Dalam di Papua yang meliputi Sorong, Manokwari, Jayapura, dan Merauke.

Pembangunan Trans Papua juga dilakukan dengan panjang 4.320 kilometer. Tol ini menghubungkan kota-kota seperti Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura, hingga Merauke. Khusus untuk tol Timika-Oksibil bisa tersambung pada 2018 ini.

“Pemerintah banyak memberikan akses kepada masyarakat. Mulai jalan, kesehatan, air minum, hingga penerangan jalan. Berbagai fasilitas ini memberi kesempatan orang bekerja lebih panjang. Beberapa bahkan membuka usaha baru,” ujarnya.

Penurunan jumlah penduduk miskin pun tersebar merata di kota hingga pelosok perdesaan.

Sepanjang September 2017 hingga Maret 2018, jumlah penduduk miskin di perkotaan pun turun 128,2 ribu.

Pada Maret 2018, penduduk miskin di perkotaan berjumlah 10,14 juta. Kondisi berbeda pada September 2017 yang berjumlah 10,27 juta orang.

Selain perkotaan, jumlah penduduk di perdesaan juga turun 505 ribu orang. Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin desa berjumlah 15,81 juta orang.

Jumlah itu menurun dibandingkan September 2017 yang berjumlah 16,31 juta.

“Hasil ini tentu sangat bagus. Sebab, ini menjadi keberhasilan untuk program-program yang dijalankan Pak Jokowi,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. (jos/jpnn)

Lebaran 2017 di JALAN TOL TRANS SUMATERA

Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) berencana memulai pembangunan dua ruas jalan Tol Trans Sumatera tahun 2018 mendatang. Kedua ruas jalan tol yang akan dimulai pembangunannya tahun depan, antara lain Padang-Sicincin dan Tebing Tinggi-Parapat.

Direktur Keuangan Hutama Karya, Anis Anjayani mengatakan bahwa di tahun 2018 ada dua tol Trans Sumatera yang akan dibangun, yakni Tol Padang-Sicincin dan Tol Tebing Tinggi-Parapat.

Ia mengatakan untuk proyek Tol Padang-Sicincin pembangunannya baru bisa dilaksanakan secepatnya pada bulan Januari 2018. Jadwal ini mengalami kemunduran dari yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Mestinya kami awal bulan kemarin sudah mulai kerja di Padang-Sicincin. Tapi karena ada perubahan lokasi yang terkait tanah sehingga kami mundur jadi mulai tahun depan. Kalau bisa secepatnya Januari, permasalahan tanah selesai kita startnya Januari,” ucap Anis di Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Kemudian, untuk proyek Tol Tebing Tinggi-Parapat juga akan dimulai pembangunannya tahun depan. Anis menambahkan, konstruksi tol tersebut dilakukan oleh Hutama Karya, Waskita Karya, dan Jasa Marga.

“Iya itu juga akan mulai Tebing Tinggi-Parapat akan mulai tahun depan juga. Saat ini sudah selesai tender konstruksinya. Tapi itu pada Tebing Tinggi-Parapat itu civil HK leader itu 40%, Waskita 35% dan Jasa Marga 35%,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk lahan dua proyek tol Trans Sumatera tersebut membutuhkan pembebasan lahan, karena sudah ditempati masyarakat.

“Kalau di Padang-Sicincin kayaknya masyarakat. Tapi kalau Tebing Tinggi-Parapat lokasinya kayaknya masyarakat juga,” pungkasnya. (ara/ara)

Emoticons0051

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku bingung dengan anggapan beberapa pihak yang menyebut BUMN merebut porsi swasta dalam berbagai proyek.

Dalam acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Senin (23/10/2017) malam, Rini memperkirakan anggapan tersebut muncul dari aktivitas BUMN mengerjakan tol Trans Jawa.

“Karena Presiden Joko Widodo menekankan betul bahwa konektivitas sangat penting untuk menurunkan biaya logistik,” kata Rini.

Rini menceritakan, penyelesaian jalan Tol Trans Jawa merupakan target yang ditetapkan oleh Jokowi sebelum resmi dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014.

Rini yang kala itu menjabat sebagai Ketua Tim Transisi membahas penyelesaian jalan Tol Trans Jawa bersama anggota tim transisi lainnya. Pasalnya, pemerintah sudah mencanangkan pembangunan tol Trans Jawa sejak tahun 1996.

“Nah, izin sudah keluar semua dan hampir semua (izin) diberikan untuk swasta. Tapi tidak dikerjakan dan tidak terselesaikan,” kata Rini.

Saat itu, pihak swasta hanya menyelesaikan pembangunan ruas tol Jakarta-Merak. Sedangkan ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi serta Mojokerto-Kertosono tak dapat terselesaikan.

Akhirnya, pemerintahan Jokowi memutuskan untuk mendekati para pengusaha yang mengantongi izin pembangunan ruas tol Trans Jawa. Swasta bersedia menjual izin mereka kepada pemerintah.

“Pembebasan lahan masih sangat-sangat minim, bahkan hampir tidak ada,” kata Rini.

Rini mengungkapkan, pentingnya pembangunan tol Trans Jawa. Sebab, jumlah penduduk di Jawa tergolong padat. Selain itu, arus transportasi logistik di Jawa sangat besar, karena banyak industri di sana.

Pemerintah memutuskan membeli izin swasta membangun tol Trans Jawa. Dia menargetkan, ruas tol Merak-Probolinggo dapat terhubung pada tahun 2018.

“Kami juga meminta ke Menteri PU-Pera, karena Bupati Banyuwangi juga mengharapkan, tol jalan (menyambung) terus sampai Banyuwangi. Semoga dapat terselesaikan sampai akhir 2019,” ujar Rini.

animated-rocket-and-space-shuttle-image-0026

Jakarta beritasatu – Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon mengatakan, pihaknya mengapresiasi komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Sumareta Utara (Sumut) dengan akan diresmikannya dua ruas tol, Medan-Binjai dan Kualanamu-Tebingtinggi.

“Operasional dua ruas tol ini akan mendorong ekonomi Sumut melaju kencang, kalau dua-tiga tahun ini hanya tumbuh di kisaran 5 persen hingga 6 persen per tahun, saya yakin tahun depan seharusnya bisa tumbuh di atas angka itu,” kata Effendi Simbolon di Jakarta, Senin (9/10).

Ketua Umum Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) ini menjelaskan, infrastruktur jalan sangat vital untuk menunjang perekonomian daerah atau suatu negara. “Ada anjuran menyebutkan, jika ingin membangun ekonomi maka bangunlah jalan terlebih dulu,” tambahnya.

Effendi mengemukakan, pengoperasian dua ruas tol baru di Sumut akan membuat panjang jalan tol di daerah ini menjadi 113 kilometer (km). “Selama hampir 30 tahun terakhir Sumut hanya memiliki jalan tol sepanjang 33 km di ruas Belmera atau Belawan-Medan-Tanjungmorawa, tetapi dengan pembangunan dua ruas lagi ada tambahan sepanjang 80 km lagi,” jelasnya.

Menurutnya, pemerintah sendiri telah berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan jalan tol di Sumut untuk mempermudah akses ke Danau Toba guna mengembangkan potensi pariwisata yang sangat besar di daerah ini. “Untuk itu, ruas tol Medan-Tebingtinggi akan diteruskan supaya bisa terhubung ke Pematangsiantar hingga Prapat di tepi Danau Toba,” tuturnya.

Dia menghimbau, masyarakat untuk mendukung program pembangunan infrastruktur tersebut, dengan mempermudah proses pembebasan lahan. Selain kedua ruas tol tersebut, akan dibangun juga jalan tol yang menghubungkan Sumut dengan provinsi tetangga di Riau dan Aceh guna merealisasikan tol Trans Sumatera.

“Mudah-mudahan program infrastruktur baru ini segera terealisasi supaya ekonomi Sumut bisa terpacu kencang, karena sektor perdagangan, perkebunan, perikanan, dan pariwisata yang menjadi andalan bakal terangkat lebih maksimal,” tambahnya.

ets-small

Jakarta detik- Salah satu ruas tol Trans Sumatera, yaitu ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi II hingga seksi VI sepanjang 41 kilometer (km), bisa dilalui saat musim mudik lebaran tahun ini. Jalan tol ini dibuka gratis.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna, mengungkapkan dibebaskannya tarif saat mudik lebaran nanti, karena tol ini dibuka secara fungsional, atau belum selesai 100%.

“Kalau fungsional gratis, karena bisa dipakai. Selama mudik dibuka dari seksi II sampai seksi VI,” jelas Herry, saat dihubungi detikFinance, Jumat (7/4/2017).

Herry menambahkan, saat ini proyek tol Medan-Tebing Tinggi masih terus dalam proses penyelesaian. Progres pengerjaannya pun bervariasi, ada yang sudah dibeton dan ada yang sedang dipadatkan tanahnya.

“Sekarang sedang kerja, bervariasi. Seksi III sudah land concrete sudah maju, kalau yang lain beda-beda,” tutur Herry.

Secara keseluruhan, tol Medan-Tebing Tinggi membentang sepanjang 61,72 km dan terbagi menjadi tujuh seksi. Dari total panjang jalan tersebut, Seksi I sampai Seksi VI sepanjang 52,85 km dari Tanjung Morawa hingga Sei Rampah ditargetkan selesai akhir 2017.

Sementara Seksi VII Sei Rampah – Tebing Tinggi akan selesai April 2018, karena masih terkendala pengadaan lahan yang melewati kawasan permukiman. Secara keseluruhan progres ruas tol ini sudah 75%. (wdl/wdl)

new-chin-year-dragon-02

TRIBUNNEWs.COM, JAKARTA – Serupa dengan di Papua, pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian barat, khususnya Provinsi Lampung juga semakin dikebut percepatannya.

Bahkan, pembangunan infrastruktur di provinsi ujung selatan Sumatera ini diklaim telah berdampak pada pertumbuhan dan pengurangan kesenjangan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi di Lampung pada 2016 tercatat sebesar 5,15 persen atau naik tipis dari pertumbuhan yang dicatat pada 2015 sebesar 5,13 persen.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Lampung melalui Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api (MBBPT).

Keterpaduan infrastruktur ini diwujudkan melalui pembangunan beberapa ruas tol yang merupakan bagian dari jalan tol Trans-Sumatera seperti Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung.

“MBBPT ini sebagai backbone pengembangan wilayah yang bertumpu pada koridor jalan tol untuk mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi ekonomi kawasan produktif seperti industri, pariwisata, agrikultur dan kawasan metropolitan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam siaran pers.

Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer merupakan salah Program Strategis Nasional (PSN) yang tengah dikerjakan oleh PT Hutama Karya.

Adapun nilai investasi tol yang pembangunannya dimulai sejak 2015 ini adalah sebesar Rp 16,79 triliun.

Demi mengejar target operasional pada 2018 mendatang, beberapa bagian pada ruas Bakauheni-Terbanggi Besar bisa dirampungkan pada 2017 ini.

Di antaranya adalah ruas Pelabuhan-Bakauheni sepanjang 8,9 kilometer dan ruas Lematang-Kota Baru dengan panjang 5,64 kilometer yang selesai pada Maret 2017.

“Kemudian ruas Branti-Metro sepanjang 13,5 kilometer dan ruas Gunung Sugih-Terbanggi besar 10 kilometer pada Desember 2017 dan sisanya pada 2018,” tambah Basuki.

Sementara untuk Jalan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 186 kilometer saat ini sudah diselesaikan penetapan lokasinya (penlok) oleh Gubernur Lampung.

Untuk proses pembebasan lahan dan persiapan konstruksinya sendiri pada ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang tercatat sudah sepanjang 12 kilometer.

(Ridwan Aji Pitoko/kompas.com)

doraemon

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang aman, nyaman dan murah.

Wakil Presiden‎ RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan, jangan pernah membandingkan proyek pembangunan di Indonesia dengan tetangga, seperti Malaysia. Sebab menurut dia, dari jumlah penduduk Indonesia dan Malaysia sudah jauh berbeda.

“Lebih sulit membangun infrastruktur di sini dibandingkan di Malaysia yang penduduknya cuma 30 juta jiwa. Itu sama dengan penduduk Jawa Barat. Itu lebih mudah diatur. Orang suka membandingkan tapi tidak apple to apple,” ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (26/1/2017).

JK menyatakan, meski ketersediaan sarana transportasi saat ini sudah lebih baik dibandingkan 20 tahun-30 tahun lalu, tetapi masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah seiring dengan pertumbuhan penduduk.

“Walau sudah lebih baik dibanding dulu, tidak ada bus berhenti sembarang tempat, semua di terminal. Tapi ini tidak cukup karena pertambahan penduduk luar biasa menyebabkan kebutuhan angkutan umum massal,” ‎kata dia.

Dia mencontohkan, salah satu proyek pembangunan infrastruktur transportasi massal yang tengah dibangun di Jakarta yaitu Mass Rapit Transit (MRT). Menurut JK, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidak cukup membangun MRT hanya sepanjang 17 km.

“MRT ini baru awal. Untuk Jakarta harus 100 km, sekarang baru 17 km. Kalau hanya MRT dari utara-selatan, itu bagaimana yang lain. Terpaksa naik mobil dulu lalu naik ojek. Artinya masih banyak PR, baru bisa seperti Singapura, Jepang,” tandas dia. (Dny/Gdn)

bird

JAKARTA bisnis — Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas menyatakan bahwa jumlah proyek baru yang akan ditetapkan menjadi proyek strategis nasional kemungkinan bertambah dari yang dipetakan sebelumnya sebanyak 30 proyek potensial.

Direktur Program KPPIP Rainier Haryanto mengatakan, pihaknya memperpanjang waktu pengumpulan dokumen tambahan proyek infrastruktur yang diusulkan menjadi proyek strategis nasional sampai dengan kemarin. Dengan demikian, jumlah proyek baru yang akan ditetapkan sebagai proyek strategis nasional masih dapat bertambah.

“Oleh para eselon satu masih diberikan kesempatan sampai sore ini untuk melengkapi beberapa dokumen tambahan. Setelah kami terima, kami akan revisi usulan daftar yang ada untuk dibawa ke level menteri untuk diputuskan,” ujarnya, Rabu (1/2).

Sejak pemerintah membuka wacana mengenai revisi proyek strategis nasional, berbagai kementerian/lembaga berbondong-bondong mengusulkan proyek baru untuk ditetapkan sebagai proyek strategis nasional.

Pasalnya, proyek strategis nasional akan diberikan berbagai kemudahan dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah pemanfaatan dana lahan yang ada di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang dikhususkan untuk proyek strategis nasional.

Saat ini badan layanan umum di bawah Kementerian Keuangan itu mengelola dana pengadaan lahan hingga Rp36 triliun untuk dua tahun anggaran sejak 2016—2017.

Sementara itu, pengadaan lahan untuk proyek infrastruktur nonproyek strategis nasional masih harus dianggarkan di tiap-tiap kementerian/lembaga. Alokasi anggarannya pun tidak sebanyak anggaran penyediaan tanah yang dikelola untuk proyek strategis nasional.

Adapun, KPPIP melakukan penyeleksian proyek proyek strategis nasional setidaknya berdasarkan dua hal, yaitu kriteria proyek strategis dan kemampuan fiskal LMAN untuk membiayai pengadaan lahan proyek infrastruktur tahun depan. Kriteria proyek strategis nasional dapat dilihat secara dasar, strategis, dan operasional.

Namun, secara umum, dia menyebut bahwa nilai proyek tersebut harus di atas Rp100 miliar serta memiliki nilai strategis ekonomi. Selain itu, juga terdapat kementerian teknis yang bertanggung jawab untuk mendorong proyek tersebut.

Beberapa kementerian yang mengusulkan proyek baru untuk ditetapkan sebagai proyek strategis nasional, antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mengusulkan 19 proyek baru di bidang jalan tol, irigasi, dan sistem penyediaan air minum, Kementerian Perhubungan yang mengusulkan Pelabuhan Benoa dan Bandara Syamsyudin Noor Banjarmasin, serta Kementerian Perindustrian yang mengusulkan proyek pengembangan pesawat jarak menengah N245 dan R80 serta pengembangan 6 kawasan industri baru.

Jumlah proyek strategis nasional yang saat ini sebanyak 225 sesuai dengan Perpres Nomor 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dipastikan berubah setelah 16 proyek senilai total Rp25,90 triliun dinyatakan telah rampung, dan adanya usulan proyek baru dari berbagai kementerian/lembaga.

Nantinya, KPPIP akan menyerahkan usulan proyek yang akan ditetapkan sebagai proyek strategis nasional kepada Presiden untuk ditetapkan ke dalam revisi Perpres No. 3/2016.

PENUHI SYARAT

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Saleh mengungkapkan sebanyak 19 proyek yang menjadi usulan kementerian itu untuk ditetapkan sebagai proyek strategis nasional dinilai telah memenuhi persyaratan.

Sementara itu, 13 proyek yang terdiri dari 10 ruas jalan tol, 2 jaringan irigasi, dan 1 saluran suplesi dinyatakan belum memenuhi syarat. Endra memerinci ke-10 jalan tol itu adalah Krian—Legundi—Manyar, Jakarta—Cikampek II sisi Selatan, Jakarta— Cikampek II Layan, Tebing Tinggi—Sibolga, Betung—Tempino—Jambi, Jambi—Rengat, Rengat—Pekanbaru, Simpang Indralaya— Muara Enim, Muara Enim—Lahat—Lubuk Linggau, Lubuk Linggau—Curup—Bengkulu.

Selanjutnya, irigasi Lhok Guci, jaringan irigasi Jambo Aye Kanan, serta saluran suplesi di Umpu System Way Besai. Proyek jalan tol menjadi proyek yang paling banyak diusulkan oleh Kementerian PUPR, yakni sebanyak 26 ruas tol baru sepanjang 2.637 km.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 ruas tol sepanjang 2.118 km baru memasuki tahap persiapan, 2 ruas tol yakni Semarang—Demak dan Probolinggo-Banyuwangi sepanjang total 190 km baru memasuki tahap prakualifi kasi, dan 1 ruas tol Tebingtinggi—Parapat menunggu penandatanganan kontrak.

new-chin-year-dragon-02

Jakarta -Tak mau ketinggalan dengan proyek Jalan Tol Trans Sumatera lainnya yang terus menunjukkan perkembangan positif, pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 135 km juga terus dikebut. Dari sisi struktur konstruksi badan jalan, ruas tol terpanjang kedua di proyek Tol Trans Sumatera ini bisa dikatakan perkembangannya belum terlalu signifikan yakni sekitar 0,48%.

Hal ini dikarenakan, saat ini pembangunan masih difokuskan pada percepatan pembebasan lahan.

“Saat ini (pembebasan) lahannya sudah 22,23%,” ujar Ngurah Putra, Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra ditemui detikFinance beberapa waktu lalu.

PT Hutama Karya sendiri bertindak selaku pengelola yang ditunjuk langsung lewat skema penugasan olah Pemerintah.

Dari catatan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) kebutuhan dana untuk memuluskan proses pembebasan lahan di Proyek Jalan Tol ini mencapai Rp 974 miliar, sementara biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp 9,532 triliun. Untuk urusan biaya investasi, diperkirakan kebutuhan totalnya mencapai Rp 17,347 triliun.

Jalan tol yang merupakan 1 dari 3 jalan tol terpanjang di rangkaian Jalan Tol Trans Sumatera ini ditargetkan bisa rampung sepenuhnya pada tahun 2019.

Drone Elang Nusantara

Hari ini, Selasa  (19/4/2016), Drone Elang Barat berangkat dari Kota Padang, Sumatera Barat ke Kota Pekanbaru, Riau. Sejak 14 April 2016, program Drone Telkomsel dimulai dan akan berlanjut hingga 14 Mei 2016.

Program Drone Telkomsel ini diberi nama Ekspedisi Langit Nusantara (Elang Nusa). Ini adalah ekspedisi ambisius yang akan berjalan satu bulan penuh.

Telkomsel akan menjelajahi Indonesia sekaligus menguji kehebatan jaringan broadband-nya melalui video streaming yang akan disiarkan dari dua buah drone berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) berukuran besar yang melintasi lebih dari 50 kota di Indonesia.

Dalam ekspedisi Elang Nusa ini, dua buah drone berukuran besar dengan bentangan sayap hingga 2,4 meter akan diterbangkan secara bersamaan, menempuh Jalur Barat (Elang Barat) dan Jalur Timur (Elang Timur) Indonesia sepanjang 8.500 km.

Selama program, kedua drone akan merekam video yang kemudian diunggah melalui jaringan terbaik Telkomsel ke http://www.telkomsel.com/elangnusa, sehingga masyarakat dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun recorded.

Elang Barat akan memulai perjalanan dari Sabang dan akan menempuh beberapa kota di antaranya Medan, Palembang, Tasikmalaya, Yogyakarta dan Malang. Sementara Elang Timur, akan berangkat dari Merauke dan bergerak melewati Sorong, Ambon, Manado, Banjarmasin, Makassar, dan Labuan Bajo.

Di akhir perjalanan kedua drone akan bertemu dan mendarat di Denpasar. Selain menangkap berbagai keindahan dari alam Indonesia, dalam perjalanannya, Elang Barat dan Elang Timur juga akan menyapa masyarakat yang berada di kota-kota yang dilewati.

“Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia”

(hns/feb)

dollar small

kontan Jakarta. PT Jasamarga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menargetkan kontruksi proyek tol Semarang-Batang sepanjang 75 kilometer (km) mulai pada awal tahun 2017. Saat ini, keduanya tengah dalam proses pembentukan anak usaha yang akan mengembangkan ruas tol tersebut.

Direktur Utama JSMR, Adityawarman mengatakan pembentukan anak usaha tersebut ditargetkan rampung akhir April ini dan pembebasan lahan dimulai pada awal Mei mendatang. ” Kita targetkan bisa mulai kontruksi awal 2017. Jadi kita akan kejar pembebasan lahan selama delapan bulan,” katanya di Jakarta baru-baru ini.

Untuk membebaskan lahan di proyek tol tersebut, JSMR akan menyiapkan dana sebesar Rp 546 miliar. Saat ini JSMR tengah menjajaki pinjaman bank sebesar Rp 3 triliun untuk menalangi dana pembebasan lahan sembari menunggu pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) yang akan menangani pembebasan lahan di proyek tol.

Adityawarman bilang, jika lahan telah tersedia pembangunan jalan tol tersebut hanya membutuhkan waktu 1,5 tahun agar rampung. Dengan begitu, tol sepanjang 75 km tersebut akan selesai dibangun pada pertengahan tahun 2018. Pembangunan proyek tol tersebut akan diserahkan kepada WSKT sebagai rekanan.

Seperti diketahui, JSMR dan WSKT baru saja memenangkan tender proyek Batang-Semarang. WSKT memegang porsi 40% dan 60% selebihnya milik JSMR. Total investasi untuk proyek ini ditaksir mencapai Rp 7,23 triliun.

animated-rocket-and-space-shuttle-image-0026

INILAHCOM, Jakarta Bank BRI, Bank Mandiri dan BNI bersama-sama melakukan penandatanganan pembiayaan kredit sindikasi kepada dua perusahaan patungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Waskita Toll Road.

Perusahaan patungan dimaksud adalah PT Solo Ngawi Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya untuk membiayai pembangunan jalan tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono.

Tiga bank BUMN ini bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Book Runner (JMLAB) dan Agen dalam penyaluran kredit sindikasi tersebut dengan total nilai sebesar Rp.7,7 Triliun. Kredit sindikasi tersebut disalurkan JMLAB bersama SMI, Indonesia Eximbank, Bank Jatim, Bank Jateng, dan Bank DIY.

“Kami bangga dapat menjadi Joint Mandated Lead Arranger and Book Runner (JMLAB) dan Agen dalam penyaluran kredit sindikasi dalam hal pembiayaan pembangunan Tol Solo-Ngawi-Kertosono. Pembiyaan ini merupakan langkah nyata dunia perbankan untuk terlibat secara aktif dalam pembanguan daerah,” jelas Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan Bank BRI di Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Pembiayaan sindikasi ini akan dibagi atas dua, yaitu 1) Pembiayaan sindikasi untuk Proyek Tol Solo Mantingan – Ngawi senilai Rp 4,37 triliun dengan PT Solo Ngawi Jaya sebagai pelaksananya. 2) Pembiayaan untuk Tol Ngawi Kertosono senilai Rp 3,37 triliun, dengan PT Ngawi Kertosono Jaya sebagai pelaksananya.

Mandiri, BNI, dan Bank BRI masing-masing memberikan porsi kredit sebesar 24,87%, sehingga maksimal kredit pada Proyek Tol Solo Mantingan Ngawi adalah masing-masing Rp 1,08 triliun. Adapun untuk Proyel Tol Ngawi Kertosono, ketiga bank BUMN tersebut akan menyiapkan porsi kredit maksimal masing-masing sebesar Rp 838 miliar.

Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit sindikasi berjangka waktu 15 tahun tersebut dilakukan di Jakarta oleh Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya, David Wijayatno, Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya, Iwan Moedyarno, Executive Vice President BUMN 1 Bank BRI I Made Suka dan Executive Vice President Invesment Services Bank BRI Anna Maria Ciadarma, Senior Vice President Corporate Banking II Group Bank Mandiri Dikdik Yustandi dan Vice President Corporate Banking V Group Bank Mandiri Laksmi Wulandari;

Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah BNI Henry Panjaitan dan Wakil Pemimpin Divisi Bisnis Korporasi & Multinasional 1 BNI Oswald J.M. Tambunan, Direktur SMI Nasrizal Nazir, Pj Kepala Divisi Pembiayaan II Indonesia Eximbank Ridha Farid Lesmana, Direktur Pemasaran Bank Jateng Pujiono, serta Direktur Utama Bank DIY Bambang Setiawan.

Jalan Tol Ruas Solo-Ngawi sepanjang 90.10 Km dan Ngawi-Kertosono 87.02 Km merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang mempunyai peranan penting dalam memperlancar arus transportasi yang dapat berdampak pada pertumbuhan sektor rill, sekaligus menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.Direncanakan ruas tol tersebut akan rampung dan beroperasi tahun 2018.

“Melalui pembiayaan ini kami berharap, akan semakin meningkatkan pembangunan ekonomi di Jawa Tengah dan sekitarnya” tutur Hari Siaga. [jin]

– See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2288212/3-bank-bumn-biayai-proyek-tol-solo-ngawi-kertosono#sthash.LP1YyA7p.dpuf

doraemon

Jakarta  detik-Perlahan tapi pasti, Jalan Tol Trans Jawa mulai menunjukkan wujudnya. Di sisi Barat yakni dari Merak hingga Brebes Timur, masyarakat sudah bisa memanfaatkan jalan tol tanpa terputus.

Hal ini dimungkinkan karena ruas Jalan Tol Pemalang-Batang, khususnya seksi pekerjaan dengan rute Pemalang-Brebes Timur sudah hampir rampung bahkan ditargetkan dapat beroperasi sebelum musim mudik Lebaran tahun 2016.

“Brebes Timur itu kita tinggal bangun gardu pembayaran saja. Jadi dari Jakarta, dari Merak lah, sampai Brebes Timur, itu sudah nyambung tol,” ujar Herry kepada detikFinance, Rabu (13/4/2016).

Sekedar catatan saja, beroperasinya ruas Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur ini melengkapi rangkaian Jalan Tol Trans Jawa di sisi Barat yang sudah terlebih dahulu beroperasi.

Dari paling barat, terdapat Jalan Tol Tangerang-Merak sepanjang 73 km yang dikelola PT Marga Mandala Sakti, menyambung berikutnya adalah Jalan Tol Jakarta-Tangeran sepanjang 33 km yang dikelola PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Dari Jakarta-Tangerang, jalan tol tersambung Jalan Tol Lingkar Luar Selatan (JORR S) lalu masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang dikelola PT Jasa Marga.

Selanjutnya adalah Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,75 km yang dikelola PT Lintas Marga Sedaya. Di sebelahnya ada Jalan Tol Palimanan-Kanci milik Jasa Marga, berikutnya lagi adalah Jalan Tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km baru terakhir adalah Tol Pejagan-Pemalang yang tersambung dari Pejagan-Brebes Timur sepanjang 21 km.

(dna/ang)

doraemon

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pemerintah melalui Panitia Pelelangan Pengesahan Jalan Tol (PPPJT) resmi menunjuk Konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Waskita Toll Road serta PT Bangun Tjipta Sarana sebagai pemenang lelang pengusahaan Jalan Tol Batang-Semarang.

Lelang  diikuti lima Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Mereka adalah PT Bangun Tjipta Sarana, PT Pembangunan perumahan (Persero) Tbk, Konsorsium Plus Expressway International Bhd, PT Nusa Raya Cipta Tbk dan PT Saratoga Investama Sedaya, Konsorsium China Harbour Indonesia dan PT Lancar Jaya Mandiri Abadi, serta Konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Waskita Toll Road.

Proyek Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 75,7 kilometer yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa ini terpaksa dilelang ulang.

Pemilik konsesi sebelumnya, yakni PT Marga Setia Puritama dinilai lalai dalam memberikan jaminan tanda komitmen untuk melanjutkan proyek yang sudah mangkrak bertahun-tahun tersebut.

“Kami mencabut konsesi atau hak pengelolaan atas ruas tol tersebut dan mengadakan tender ulang demi mengejar target Jalan Tol Trans Jawa berfungsi pada 2018,” ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Kendati telah mendapatkan pemenang lelang, PPPJT mempersilakan peserta lelang untuk mengajukan keberatan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2012.

Mengacu peraturan tersebut, peserta lelang bisa mengajukan sanggahan tertulis kepada Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan selambat-lambatnya dalam waktu lima hari setelah pengumuman atau Selasa 29 Maret 2016 pukul 16.00 WIB.
Penulis
: Ridwan Aji Pitoko

Editor: Choirul Arifin
Sumber: Kontan

reaction_1

MOJOKERTO, KOMPAS.com – Seluas 13 persen sisa lahan Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) dari total 280,26 hektar yang belum dibebaskan, ditargetkan rampung dalam tiga bulan. Pemerintah akan mengajukan pinjaman kepada PT Jasa Marga Tbk untuk pembebasan lahan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum danperumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini mengatakan hal tersebut usai mengikuti peresmian Tol Sumo Seksi IV (Krian-Mojokerto) di Mojokerto, Sabtu (19/3/2016).

“Tinggal 13 persen, bisa diselesaikan dalam tiga bulan. Kita akan pinjam uang Jasa Marga untuk pembebasan lahannya. Nominalnya sekitar Rp 300 miliar,” ungkap Hediyanto.

Pembebasan tanah Tol Sumo sepanjang 36,27 kilometer tersebut, memerlukan dana senilai Rp 556 miliar.

Hediyanto menyebutkan, bila aspek pengadaan tanah selesai dalam tiga bulan, maka Tol Sumo akan dapat beroperasi penuh pada tahun depan.

Pembebasan tanah dilakukan di tiga kabupaten yaitu Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto serta satu kota yaitu Surabaya.

Selain seksi IV, ruas Krian-Mojokerto sepanjang 18,47 kilometer yang telah diresmikan dan beroperasi, bagian dari Tol Sumo lainnya yang telah beroperasi adalah seksi IA, Waru-Sepanjang sepanjang 2,3 kilometer sejak Agustus 2011.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Marga, hingga saat ini Seksi II, WRR-Driyorejo (5,1 kilometer) dan Seksi III, Driyorejo-Krian (6,1 kilometer), progres pembebasan tanahnya masing-masing sudah mencapai 67,75 persen dan 76,72 persen.

Sementara untuk seksi IB, Sepanjang-WRR (4,3 kilometer), menurut Hediyanto progresnya paling maju. Pembebasannya sudah sebesar 94,91 persen dan konstruksi mencapai 62,85 persen.

Pemerintah memberikan konsesi selama 42 tahun kepada PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) selaku Badan Usaha Jalan (BUJT) Jalan Tol Sumo.

Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander

reaction_1

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) bakal mulus kembali dan bebas lubang pada 2019 mendatang.

Vice President Maintenance PT Jasa Marga (Persero) Tbk Reza Febriano memastikan hal tersebut kepada Kompas.com, Senin (21/3/2016).

Menurut Reza, saat ini tengah dikerjakan pemeliharaan rutin dan perbaikan sementara atas jalan tol yang dirancang sepanjang 58,5 kilometer tersebut.

“Secara kontinyu, kami melakukan pemeliharaan dan melakukan rekonstruksi atas lubang-lubang yang pertumbuhannya lebih tinggi ketimbang penanganannya,” ujar Reza.

Dia melanjutkan, Jasa Marga memiliki 6 tim yang menangani pemeliharaan dan perbaikan Jalan Tol Cipularang.

Jumlah 6 tim ini, diakui Reza, kurang memadai dibandingkan dengan pertumbuhan kecepatan lubang yang terjadi mengingat kelebihan kapasitas (overloading), dan curah hujan dengan intensitas tinggi.

“Jadinya lubang itu tampak tidak ditangani. Padahal, kami melakukan pemeliharaan rutin,” cetus Reza.

Selain melakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan sementara, Jasa Marga juga mengimplementasikan program yang sifatnya lebih permanen yakni rekonstruksi.

Untuk biaya rekonstruksi dan pekerjaan periodik tersebut, Jasa Marga mengaanggarkan dana senilai Rp 80 triliun.

Porsi terbesar dari dana tersebut atau 60 persen dialokasikan untuk Tol Cipularang, sementara 40 persen lainnya untuk Ruas Padalarng-Cileunyi.

“Dua sampai tiga tahun lagi, Tol Cipularang kembali mulus,” pungkas Reza.

Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander

long jump iconToll roads sector: The Government has included 47 toll roads in the list of strategic national projects, which will get strong support under the Presidential Instruction no 1 2016. This will enforce government agents to prioritise the development of these toll roads. Included in this list are several toll roads project of JasaMarga (JSMR IJ, Rp , Buy) such as Medan-Kualanamu, Serpong-Kunciran, Kunciran-Cengkareng, Serpong-Cinere, Ngawi-Kertasono, Solo-Ngawi, and others. The Ministry of Public Works mentioned constrains on funding for land acquisition. To overcome this, the Ministry of Public Works requested additional funds of Rp9tn. (Investor Daily)
Sumber : IPS RESEARCH

reaction_1

Jakarta detik -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, sedikitnya bakal ada tambahan 98 kilometer (km) jalan tol yang lahannya telah terbebas, dan siap dikerjakan konstruksinya. Sehingga bisa dimanfaatkan secara fungsional alias darurat pada musim mudik lebaran tahun ini.

Kepala Sub Direktorat Pengadaan Tanah Kementerian PUPR, Herry Marzuki menjelaskan, proses pembebasan lahan terhadap 98 km jalan tol tersebut telah dilakukan di 2015, tinggal menyelesaikan proses pembayaran yang ditargetkan selesai pada Januari 2016 ini.

“Sampai akhir Januari kita ada yang mau dibayar totalnya Rp 700 miliar,” ujar dia ditemui di ruang kerjanya, Rabu (13/1/2016).

Ia menyebut, sekitar Rp 300 miliar akan dibayarkan mulai dua minggu mendatang.‎ “Seperti Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang‎, Semarang-Salatiga, Salatiga-Boyolali, Solo-Mantingan, Mantingan-Kertosono, Palembang-Indralaya, Pandaan-Malang, pembayarannya dua minggu lagi sekitar Rp 54,8 miliar,” kata dia.

“Tapi nanti setelah itu, sudah antre lagi seperti Bakauheni-Terbanggi Besar, Cinere-Jagorawi, Kunciran-Serpong, sama Manado-Bitung. Sekitar Rp 700 miliar total sampai akhir Januari,” sambung dia.

Keberadaan 98 km lahan jalan tol baru tersebut punya arti penting. Selain dapat segera dimanfaatkan secara darurat pada musim mudik ‎lebaran tahun ini, keberadaan 98 km lahan jalan tol baru ini menandakan percepatan pembangunan jalan tol di tahun ini bisa segera dilakukan.

“Karena kalau tanah sudah bebas, berartikan kontraktor bisa langsung kejar konstruksi fisiknya saja,” pungkas Herry.

(dna/dnl)

valentineEVERYsmall

JAKARTA okezoneJalur tol Jakarta, Bogor maupun Tangerang dan sekitarnya sudah tidak imbang lagi. Kendaraan dari arah Cikopo-Palimanan (Cikapali) tidak mampu ditampung wilayah Jabotabek.

Misalnya, kendaraan yang menuju arah Bandung atau Cirebon melewati Tol Jakarta-Cikampek sudah mampet bahkan stuk berjam-jam tak bergerak.

PT Jasa Marga (persero) Tbk selaku pengelola jalan tol di wilayah Jakarta mengakui, lonjakan arus kendaraan yang dimulai sejak 23 dan 24 Desember 2015 di luar prediksi.

“Ini di luar prediksi kami, dan kami akui itu. Sehingga kami mengambil tindakan secepat mungkin dengan koordinasi berbagai pihak, terutama Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri,” ujar Direktur Utama PT Jasa Marga (persero) Tbk, Adityawarman di kantornya, Rabu (30/12/2015).

Dia mengatakan, mengatakan animo masyarakat yang berpergian ke luar kota sejak libur natal dan tahun baru masih beranggapan dibukanya jalur Tol Cikopo-Palimanan bisa lebih efisien menuju ke arah Bandung-Cirebon dan sekitarnya. Namun, faktanya, jalan tol dalam kota maupun luar kota Jakarta sudah tak mampu menampung jumlah kendaraan.

“Saya kira masyarakat beranggapan bahwa sejak Tol Cikopo-Palimanan beroperasi, waktu tempuh ke tempat tujuan terutama yang melintasi Tol Jakarta Cikampek menggunakan kendaraan pribadi bisa lebih efisien. Padahal, sudah tak bisa. Makanya, kami juga tak menyangka bahwa animo masyarakat begitu tinggi menggunakan kendaraan pribadi,” tuturnya.

Jasa Marga selaku pengelola Tol Jakarta-Cikampek bahkan kewalahan mengantisipasi kemacetan pada sejumlah titik. Titik-titik kemacetan terlihat pada tiga jalur tol yang dikelola PT Jasa Marga di antaranya Jalur Tol Jakarta-Cikampek pada titik gerbang tol Cikarang Utama, Jalur Tol Jagorawi di gerbang tol Cimanggis-Utama serta Jalur Tol Jakarta-Tangerang pada gerbang tol Karang Tengah. rata-rata

Peningkatan kendaraan di tiga ruas tol tersebut mencapai presentase 30-35% atau sekitar 600.000 sampai 700.000 kendaraan dari kapasitas normal harian.

Hasilnya, pengendara yang menuju kota-kota seperti Bandung maupun Cirebon yang melintasi jalur tol Jakarta-Cikampek harus tertahan belasan hingga puluhan jam sebelum sampai ke kota tujuan. Langkah taktis dilakukan melalui sistem contra flow atau membuka satu lajur kendaraan dari arah berlawanan, sistem buka tutup dan menahan pengendara supaya tidak menumpuk pada satu titik rest area.

Jalur-jalur tol yang mengalami kemacetan parah ada pada Tol Jakarta-Cikampek serta Tol Jagorawi. Sementara, untuk jalur Tol Jakarta-Tangerang masih terbilang signifikan atau tak terlalu parah dibanding Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Jagorawi.

Kerahkan Seluruh Personel

PT Jasa Marga bahkan mengerahkan seluruh personelnya dengan koordinator pihak Korlantas dalam rangka mengantisipasi penumpukan kendaraan pada arus balik libur tahun baru yang diperkirakan jatuh pada sehari hingga dua hari mendatang (tanggal 2 dan 3 januari 2016). Jasa Marga memprediksi volume lalu lintas transaksi pada arus balik 2-3 Januari 2016 masih ada pada ruas Tol Jakarta-Cikampek, Jagorawi maupun Jakarta-Tangerang.

Gerbang tol Cikarang Utama pada ruas Jakarta-Cikampek diprediksi meningkat 26,44% dari lalu lintas normal atau sebanyak 186.202 kendaraan. Sementara Gerbang Tol Cimanggis Utama pada ruas Tol Jagorawi diprediksi meningkat 3,11% dari lalu lintas normal atau sebanyak 164.570 kendaraan.

Adapun, penurunan justru terjadi pada ruas tol Jakarta-Tangerang diprediksi normal, bahkan mengalami penurunan dengan presentase -10,88% dari lalu lintas normal atau sebanyak 170.950 kendaraan.

Adityawarman menjelaskan bahwa antisipasi siap dilakukan antara lain dengan melakukan rekayasa lalu lintas. Di gerbang tol Cikarang Utama misalnya, jika kondisi stuk terjadi, akan dilakukan pengalihan melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat 2 dan putar balik memasuki Gerbang Tol Cikarang Barat 4 dipandu rambu-rambu cevron ke arah GT Cikarang Barat 2 bersama pihak korlantas serta satuan tugas (satgas) Jasa Marga.

(dmd)

PT Jasa Marga (Persero) Tbk menggandeng PT Pembangunan Perumahan (Persero)
dan PT Sarana Multi Infrastruktur dalam satu konsorsium untuk mengikuti lelang
ruas tol Pandaan-Malang sepanjang 37,62 km. Konsorsium ini pun telah dinyatakan
lolos prakualifikasi oleh Badan Pengatur Jalan Tol.

Corporate Secretary Jasa Marga Muhammad Sofyan mengatakan, dalam konsorsium
tersebut, pihaknya bertindak sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan
60%. Sementara itu, PT PP memegang saham 35% dan SMI 5%. (bisnis/uth)

animated-rocket-and-space-shuttle-image-0032

Jakarta detik -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) kembali membuka lelang investasi untuk ruas tol Batang-Semarang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, langkah ini diambil setelah investor yang saat ini memegang hak pembangunan dan pengelolaan jalan tol ini tak menunjukkan itikad baik menyelesaikan pembangunan.

“Dia (investor jalan tol Batang-Semarang) tidak memperpanjang jaminan. Kemudian sudah kita panggil nggak datang juga,” ujar Basuki kepada detikFinance, Sabtu (5/12/2015).

Basuki mengaku berani mengambil langkah tersebut, lantaran telah mendapat opini hukum dari pihak Kejaksaan Agung, “Pak Jaksa Agung mengatakan tidak ada masalah kalau dilakukan tender ulang. Jadi kami melaksanakan lelang tersebut,” kelasnya.

Ada pun proses tender diawali dengan pengumuman pembukaan pendaftaran bagi calon investor untuk mengikuti tahap pra qualifikasi (PQ). Prosesnya tersendiri‎ telah dimuali sekitar pertengahan bulan lalu.

Basuki tetap berkomitmen bahwa siapapun bisa mengikuti lelang yang dilakukan oleh kementerian.

“Seperti komitmen awal, kalau bisa swasta maka swasta, kalau swasta tidak berminat baru Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kalau BUMN tidak ada juga pemerintah harus ambil alih karena infrastruktur harus tetap dibangun,” pungkas dia.

Untuk diketahui, pemerintah melakukan langkah tender ulang tol sepanjang 75 kilometer karena PT Marga Setia Puritama, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tersebut melalaikan tugasnya untuk melakukan konstruksi.

(dna/rrd)

animated-rocket-and-space-shuttle-image-0026

JAKARTA.  PT Waskita Toll Road menargetkan penyelesaian ruas tol Pejagan—Pemalang seksi I dan II sepanjang 20,25 km dari Pejagan hingga Brebes Timur dapat beroperasi sejak dua bulan sebelum Lebaran 2016.

Direktur Utama PT Wasktia Toll Road Herwidiakto mengatakan, progres konstruksi ruas tersebut hingga saat ini sudah sekitar 60% berupa konstruksi rigid.

Meski demikian, hingga saat ini sembilan peta bidang di sepanjang ruas tersebut belum juga dibebaskan. Pemilik lahan masih menolak besaran uang ganti rugi yang ditentukan tim appraisal atas lahan mereka.

“Seharusnya memang ini sudah selesai. Tim dari Bina Marga akan ke sana untuk tuntaskan masalah itu. Tapi Insya Allah kira-kira dua bulan sebelum Lebaran sudah selesai konstruksi,” katanya yang dikutip Kamis (19/11/2015).

Ruas tol Pejagan-Pemalang sudah mulai dilewati kendaraan secara darurat saat musim mudik Lebaran yang lalu dengan kondisi kontruksi agregat. Pemerintah pun meminta Waskita untuk mempercepat penyelesaian ruas terebut akan dapat beroperasi secara layak di musim mudik Lebaran berikutnya.

Sementara itu, untuk lahan di seksi 3 dan 4 sepanjang 40 km, menurutnya pemerintah menargetkan pembebasan bisa mencapai 39% di akhir tahun ini. Menurutnya, pembangunan di seksi tersebut baru akan dilakukan secara lebih intensif setelah dua ruas pertama diselesaikan.

Herwi mengatakan, dengan beroperasinya ruas tersebut, pemudik nantinya dapat melintas di jalan tol sejak dari Jakarta hingga Brebes tanpa putus. Titik kemacetan pun akan bergeser ke Brebes. Untuk itu, dirinya menjanjikan akan mengupayan percepatan konstruksi seksi berikutnya agar selurus ruas Pejagan—Pemalang dapat berfungsi optimal.

Tol Pejagan—Pemalang dimiliki bersama antara PT Waskita Toll Road dan PT MNC Infrastruktur melalui perusahaan induk PT Waskita MNC Trans Jawa Toll Road. Porsi kepemilikan Waskita di perusahaan tersebut mencapai 61,5%.  Investasi tol tersebut mencapai Rp5,52 triliun dengan masa konsesi 45 tahun.

http://industri.bisnis.com/read/20151119/45/493676/infrastruktur-tol-pejagan-brebes-beroperasi-awal-mei-2016

bird

JAKARTA – PT Hutama Karya (HK) mengakui, proyek tol Trans Sumatera tidak layak secara financial. Akan tetapi, HK tetap membangun tol yang memiliki total panjang sekitar 2.818 kilometer (km) yang terbentang dari Lampung hingga Aceh.

HK menjadi kontraktor tunggal pada mega proyek tol Trans Sumatera atas penunjukan langsung pemerintah (Jokowi) melalui Perpres Nomor 100 2014 tentang percepatan pembangunan jalan tol di Sumatera.

“Kalau HK tentu tidak mampu kalau tidak ada dukungan, apapun itu adalah menjadi tugas, HK akan berusaha untuk menjalani di sini (Trans Sumatera), karena secara financial ini tidak layak, tapi secara ekonomis masyarakat sangat membutuhkan,” kata Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Putra menuturkan, pembangunan jalan tol bisa memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap roda perekonomian nasional. Putra mencontohkan, seperti tol yang dibangun oleh Malaysia, yang mampu memberikan kontribusi terhadap ekonomi sebesar 30 persen.

“Kita harapkan tol Trans Sumatera bisa memberikan kontribusi yang lumayan untuk perekonomian, tujuan kami bagaimana proyek ini sukses dan aman,” tukasnya.
http://economy.okezone.com/read/2015/11/12/320/1247934/hk-akui-trans-sumatera-tidak-layak-secara-financial
Sumber : OKEZONE.COM

bird

JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (Persero) Tbk menunda pengoperasian ruas jalan tol Gempol-Pasuruan seksi I atau rute Gempol–Rembang. Target operasional semula pada November atau Desember 2015, kini mundur menjadi pertengahan tahun 2016.

Pertimbangan Jasa Marga adalah lalu lintas harian rata-rata (LHR) rute Gempol–Rembang tak sesuai dengan perkiraan. Jika perusahaan ini memaksakan diri mengoperasikan rute jalan tol yang sudah jadi tersebut, mereka justru akan merugi.  “Ternyata setelah saya ke Rembang, enggak ada juga trafiknya,” ujar Adityawarman, Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Jumat (16/10).

Pengerjaan jalan tol Gempol–Pasuruan Seksi I atau rute Gempol–Rembang, dipercayakan kepada  PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Adhi Karya mendapatkan kontrak pekerjaan IA senilai Rp 299 miliar sedangkan Waskita mendapatkan kontrak pengerjaan paket IB senilai Rp 234 miliar.

Pemunduran waktu operasional seksi I pada pertengahan 2016, bukan tanpa pertimbangan. Hingga penjadwalan ulang tersebut, Jasa Marga akan ngebut menyelesaikan pembangunan ruas jalan tol Gempol–Pasuruan seksi II atau rute Rembang–Pasuruan. Dengan tujuan, ruas jalan tol seksi II bisa sekaligus beroperasi bersama dengan seksi I.

Jika jalan tol seksi I dan seksi II beroperasi bersamaan, Jasa Marga bisa mendapatkan LHR lebih dari 10.000 kendaraan per hari. “Karena masuknya memang lebih banyak dari kota Pasuruan,” alasan Adityawarman.

Namun, upaya mempercepat pengerjaan seksi II menuntut konsekuensi tambahan investasi. Hanya, manajemen Jasa Marga tak mau membeberkan dana ekstra yang harus mereka keluarkan. Yang pasti, alokasi investasi semula untuk mengerjakan jalan tol seksi II yakni Rp 547 miliar.

Mengingatkan saja, jalan tol Gempol–Pasuruan sepanjang 34,15 kilometer (km), mulai dikerjakan awal tahun 2013. Jalan tol ini terbagi dalam tiga seksi pekerjaan, yaitu seksi I Gempol–Rembang sepanjang 13,02 km,  seksi II Rembang–Pasuruan sepanjang 7,59 km dan seksi III Pasuruan–Grati sepanjang 11,39 km.

Konsesi jalan tol Gempol–Pasuruan dimiliki oleh Jasa Marga dan pemerintah daerah (pemda) Jawa Timur. Keduanya membikin perusahaan patungan  bernama  PT Transmarga Jatim Pasuruan. Adapun komposisi saham Transmarga Jatim;  80% Jasa Marga dan 20% pemda Jawa Timur. Perjanjian pengusahaan jalan tol ditandatangani pada tahun 2006 dan diamandemen pada tahun 2011.

Ruas jalan tol Gempol–Pasuruan merupakan satu dari empat ruas jalan tol Jasa Marga yang targetkan beroperasi pada tahun ini. Sebelumnya, ruas jalan tol Kejapanan–Gempol sepanjang 4 km dan jalan  tol Gempol–Pandaan sepanjang 12 km, sudah dibuka pada Mei 2015. Lantas, jalan tol Surabaya–Mojokerto sepanjang 13,9 km sudah beroperasi sejak Agustus 2015.

http://industri.kontan.co.id/news/jasa-marga-tunda-gempolrembang
Sumber : KONTAN.CO.ID

bird

Liputan6.com, Jakarta – Perkembangan pembangunan tol Trans Jawa terus dikebut. Hingga saat ini, beberapa ruas tol belum tersambung seluruhnya, bahkan ada sejumlah titik yang konstruksinya masih nihil karena pembebasan lahan.

Data yang didapat Liputan6.com dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), per 24 Agustus 2015, dan ditulis pada kamis (24/9/20150), hanya satu ruas yang sudah beroperasi secara keseluruhan yakni Cikopo-Palimanan sepanjang 116 km. Tol yang dioperasikan oleh PT Lintas Marga Sedaya ini beroperasi pada 13 Juni 2015.

Sedangkan yang sama sekali belum ada perkembangan konstruksinya adalah Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km serta Batang-Semarang sepanjang 75 km.

Jika sudah tersambung seluruhnya, maka mulai dari Merak, Jakarta, Semarang hingga Surabaya semuanya akan tersambung dengan jaringan tol.

Berikut data lengkap perkembangan jalan tol Trans-Jawa

1. Cikampek Palimanan (116,7 km) pembebasan tanah 100 persen, konstruksi 100 persen, beroperasi 2015
2. Pejagan-Pemalang (57,5 km) pembebasan tanah 42 persen, konstruksi 9,9 persen, target operasi 2018
3. Pemalang-Batang (39,2 km) pembebasan tanah 1,86 persen, konstruksi nihil, target operasi 2018
4. Batang-Semarang (75 km) pembebasan tanah 20,31 persen, konstruksi nihil, target operasi nihil
5. Semarang-Solo (72,6 km) pembebasan tanah 61 persen, konstruksi 31,4 persen, target operasi 2019
6. Solo-Ngawi (90 km) pembebasan tanah 89,5 persen, konstruksi 15,2 persen, target operasi 2018
7. Ngawi-Kertosono (87 km) pembebasan tanah 66,9 persen, konstruksi nihil, target operasi 2018
8. Mojokerto-Kertosono (40,5 km) pembebasan tanah 90 persen, konstruksi 65,9 persen, target operasi 2017
9. Mojokerto-Surabaya (36,2 km) pembebasan tanah 82,1 persen, konstruksi 34,01 persen, target operasi 2017.

(Zul/Gdn)

reaction_1

Jasa Marga (JSMR IJ; Rp5,075; Buy) will participate in bidding three new toll roads in Java, namely, Batang Semarang (75km), Pandaan-Malang (37.6km) and Jakarta-Cikampek 2 (64km). The company has proposed rights issue of Rp1.79tn of which Rp1.25 will be Government participation with the remaining balance public funding. Semarang-Batang toll road is re-auctioned by the Government since the previous concession holder Marga Setia Puritama were not able to deliver. Both Semarang-Batang and Pandaan-Malang will be auction within this year, while Cikampek 2 will wait on the feasibility study of Jasa Marga. (Bisnis)

Comment: Semarang-Batang is another stretch from the Trans Java Toll road to the West of Java. Both Semarang-Batang and Pandaan-Malang will connect with operating toll roads of Jasa Marga. This will make it easier to predict the traffic volume. Challenges for Cikampek 2 will be land availability.

Sumber : IPS RESEARCH

valentineEVERYsmall

Bisnis.com, JAKARTA – Dua BUMN konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memenangkan tender konstruksi ruas jalan tol Solo-Ngawi dan tol Ngawi-Kertosono dengan nilai kontrak Rp6,96 triliun.
Ruas itu merupakan investasi yang dimiliki oleh perusahaan pengelola jalan tol milik negara, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. melalui anak perusahaannya, PT Solo Ngawi Jaya untuk ruas Solo-Ngawi dan PT Ngawi Kertosono Jaya untuk ruas Ngawi-Kertosono.
Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Mohammad Sofyan memaparkan jalan tol Solo-Ngawi terdiri dari dua seksi yakni seksi I dengan ruas Solo-Karanganyar sepanjang 20,9 kilometer digarap oleh pemerintah dan seksi II ruas Karanganyar-Ngawi sepanjang 69 kilometer digarap oleh investor.
“Proses tender konstruksi ruas Karanganyar-Ngawi dibagi menjadi 2 paket,” katanya melalui pesan singkat, Kamis (8/9/2015).
Di dalam seksi II ruas tersebut terdiri dari paket I dengan ruas Karang Anyar-Kedung Harjo sepanjang 35 kilometer dengan nilai kontrak Rp2,2 triliun dan paket II dengan ruas Kedung Harjo-Ngawi sepanjang 34 kilometer dengan nilai kontrak Rp1,81 triliun.
Pemenang tender dua paket tersebut adalah Waskita Karya.
Sementara itu, Sofyan memaparkan konstruksi jalan tol Ngawi-Kertosono itu juga dibagi menjadi 2 seksi. Seksi I dengan ruas Ngawi-Saradan sepanjang 49 kilometer digarap oleh investor dan seksi II ruas Saradan-Kertosono sepanjang 37,5 kilometer digarap pemerintah.
“Proses tender konstruksi ruas Ngawi-Saradan dibagi menjadi 3 paket,” papar Sofyan.
Tender paket I ruas Ngawi-Magetan sepanjang 20 kilometer dengan nilai kontrak Rp1,48 triliun dimenangkan oleh Waskita Karya.
Dua paket lainnya yakni paket II dengan ruas Magetan-Madiun sepanjang 8,4 kilometer dengan nilai kontrak Rp419,32 miliar dan paket III ruas Madiun-Saradan sepanjang 21 kilometer dengan kontrak Rp1,04 triliun dimenangkan oleh Adhi Karya.
“Konstruksi kedua ruas tersebut ditargetkan dapat selesai dalam waktu 22 bulan. Dimana progress akuisisi lahan saat ini sudah mencapai 92,26% untuk jalan tol Solo-Ngawi dan 78,11% untuk jalan tol Ngawi-Kertosono,” katanya.
Sofyan mengatakan nilai investasi jalan tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono dengan panjang 177,12 kilometer mencapai Rp8,97 triliun. Dua ruas tersebut ditargetkan dapat beroperasi pada awal 2018.
Selain ruas tersebut, emiten berkode saham JSMR itu juga melakukan investasi di ruas tol lain di Jawa Tengah yaitu Solo-Semarang. Nilai seluruh investasi di ruas Solo-Semarang, Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono mencapai Rp15,18 triliun.

JAKARTA.  Pemerintah menyatakan akan melelang ulang proyek tol Batang-Semarang setelah badan usaha pemegang hak konsesi awal tidak lagi memperpanjang jaminan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) sebesar 1% dari nilai investasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan pada prinsipnya pemerintah memilih opsi yang terbaik untuk mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur.

Setelah memutus hak konsesi PT Marga Setia Puritama atas ruas tol Batang-Semarang, pemerintah masih memberi kesempatan kepada investor untuk mencari rekan bisnis guna mendukung pendanaan untuk memperpanjang jaminan PPJT.

Namun demikian, Basoeki mengatakan investor hingga saat ini belum mendatangi pemerintah untuk menyatakan komitmen untuk melanjutkan investasi di ruas tersebut. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk melelang ulang proyek tersebut.

“Penyelesaiannya memang tidak begitu keras, mereka masih boleh mencari mitra strategis lain. Sudah saya kasih kesempatan untuk itu, tetapi karena tidak datang ya sudah, saya mau lelang,” katanya, Senin (24/8/2015).

Basoeki mengatakan pemerintah sebelumnya juga mempertimbangkan opsi penunjukkan langsung kepada badan usaha tertentu. Namun demikian, menurutnya opsi pelelangan ulang masih memungkinkan sebab tol ini cukup layak secara bisnis.

Direktur Pembangunan Jalan, Ditjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Achmad Ghani Ghazali mengatakan saat ini pemerintah tengah meminta BPKP untuk mengaudit dana yang sudah dikeluarkan PT MSP selama ini.

Nantinya, dalam dokumen lelang akan ditambahkan klausul tentang berapa dana yang harus diganti oleh badan usaha jalan tol pemenang kepada investor lama.

“Proses lelang ini kami perkirakan selesai dalam dua hingga tiga bulan ke depan,” katanya.

Gani mengatakan, sambil proses lelang berjalan, pemerintah terus mengupayakan pembebasan lahan. Menurutnya, pemerintah tengah memproses pelepasan aset PTPN IX berupa 95 hektar tanah di sepanjang ruas tersebut. Selain itu, sejumlah bidang tanah masyarakat pun siap dibebaskan dalam waktu dekat.

Gani mengatakan dengan upaya ini pemerintah yakin lahan sudah siap ketika pemenang lelang ditentukan. Untuk itu, pemerintah juga akan menambahkan dalam klausul kontrak ketentuan bahwa badan usaha pemenang harus bersedia dan mampu untuk langsung melakukan konstruksi begitu kontrak diteken.

“Jadi kita sudah bisa langsung groundbreaking begitu ada pemenangnya, sekitar akhir tahun ini,” katanya.

http://industri.bisnis.com/read/20150825/45/465450/jalan-tol-pemerintah-lelang-ulang-ruas-batang-semarang
Sumber : BISNIS.COM

JAKARTA – Jalan tol Palembang hingga Pasuruan ditargetkan dapat tersambung pada 2018. Pasalnya, saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah melakukan percepatan-percepatan seperti instruksi percepatan pekerjaan konstruksi.”Kami yakin pada 2018 Merak-Pasuran, bukan hanya merak, tapi Palembang-Pasuruan bisa tersambung jalan tol,” tutur ‎Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (5/8/2015).

“Kami melakukan percepatan. Baru-baru ini saya sudah mengeluarkan Instruksi Menteri agar kontraktor bekerja tujuh hari dan dua shit. Serta menambah peralatan dan tenaga kerja,” sambung dia.

Dia menambahkan, percepatan yang dilakukan terutama dilakukan pada proyek-proyek prioritas seperti Solo-Ngawi dan Ngawi Kertosono. “Investornya bilang yang Solo-Ngawi bisa beroperasi di Lebaran tahun depan,” tuturnya.

Selain itu, percepatan pembangunan Pemalang-Batang dan Batang-Semarang‎ di mana saat ini Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) alias pengelola jalan tol Pemalang-Batang tengah mencari mitra strategis. Sementara Batang-Semarang sedang diupayakan mencari investor baru melalui penunjukan langsung BUMN. “Arahan Presiden kalau swasta lambat, BUMN harus masuk ke situ,” tambah dia.

Prioritas Jalan Tol yang masuk bagian dari Tol Tran Jawa ini akan dikoneksikan dengan program pembangunan kawasan Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Terbanggi Besar (MBBPT).

“Bagian yang MBBPT sudah 13 km, target 2018 bisa selesai semuanya, empat BUMN di bawah koordinasi Bu Rini (Menteri BUMN) tengah mempercepat pembangunan. Di MBBPT yang 158 km sudah ditetapkan lokasinya tinggal pembayaran untuk pembebasan lahan,” pungkasnya.

http://economy.okezone.com/read/2015/08/06/320/1191423/tol-palembang-pasuruan-ditargetkan-tersambung-2018
Sumber : OKEZONE.COM

JAKARTA kontan.  Jasa Marga  mengincar  peluang untuk menjadi pemegang konsesi ruas tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Tak tanggung-tanggung, BUMN tersebut bahkan berniat menjadi pemegang saham mayoritas.

Direktur Utama Pt. Jasa Marga Tbk Adityawarman mengemukakan pihaknya tengah menunggu langkah selanjutnya yang akan diambil pemerintah terkait proyek tersebut.

Seperti diketahui, pemerintah telah resmi memutus izin usaha PT. Marga Setia Puritama selaku pemegang konsesi ruas tol Batang-Semarang, sementara hak konsesi PT. Pemalang Batal Tollroad atas ruas Pemalang-Batang juga terancam dicabut karena terkendala masalah pembiayaan.

“Kita lihat kalau saya tidak dikasih mayoritas (saham), saya mundur dong, saya pemain jalan tol,” ujarnya setelah menghadiri rapat kordinasi di Kementerian BUMN, Rabu (05/08/2015).

Dalam rapat yang turut dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya itu, dia mengaku melaporkan perkembangan semua proyek yang tengah ditangani.

Beberapa di antaranya adalah ruas tol Surabaya-Mojokerto, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertasono. Adapun terkait minatnya turut serta dalam proyek tol Trans Jawa ini, dia belum bisa menyatakan berapa total dana investasi yang dia siapkan.

“Menyiapkan berapa kita belum tahu. Ini kan bukan beli, kalau memang mereka default paling kita ganti uang yang pernah dikeluarkan oleh mereka saja, sesuai aturannya lho ya. Kita tunggu beritanya saja,” tambahnya.

http://industri.bisnis.com/read/20150806/45/459834/jasa-marga-incar-proyek-tol-trans-jawa
Sumber : BISNIS.COM

Jakarta detik -Pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengebut proses pembangunan 9 ruas prioritas jalan Tol Trans Jawa, yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya sepanjang 615 km.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini mengatakan, 9 ruas prioritas tersebut ditargetkan bisa rampung di 2018.

“Target kami yang prioritas Trans Jawa (Jakarta-Surabaya) selesai 2018. Target sudah bisa tembus Jakarta-Surabaya via Tol di 2018,” kata Hediyanto kepada detikFinance, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Hediyanto mengaku optimistis target tersebut bisa dicapai mengingat berbagai upaya percepatan terus dilakukan.

“Terutama dukungan dari masyarakat yang semula menolak melepaskan tanahnya untuk jalan tol, sekarang sadar program ini sangat penting akhirnya mereka mendukung. Pemerintah Daerah juga dukungannya sangat baik terutama dalam hal pengadaan lahan,” jelas dia.

Penyelesaian jalan tol Trans Jawa bakal memberi dampak penting bagi pemerataan ekonomi di wilayah Barat dan Timur Pulau Jawa. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar yang dilalui jalan tol juga diharapkan bisa tumbuh pesat.

“Akan muncul pusat-pusat ekonomi baru, yang berarti bisa mendorong pemerataan ekonomi. Taraf hidup masyarakat juga bisa meningkat. Yang terpenting bisa memecah konsentrasi lalu lintas di jalur Pantura (Pantai Utara Pulau Jawa) yang sudah terlalu padat,” pungkas dia.

Sembilan ruas prioritas tol Trans Jawa memiliki panjang 615 kilometer dengan investasi Rp 51,41 triliun. Ruas tol tersebut adalah Cikampek-Palimanan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Mojokerto-Jombang-Kertosono, dan Mojokerto-Surabaya.

(dna/dnl)

Kamis 30 April 2015, Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, dengan didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bapak Basuki Hadimuljono, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Ibu Rini Soemarmo, melakukan peresmian percepatan pembangunan Jalan Tol Ruas Solo – Ngawi dan groundbreaking Jalan Tol Ruas Ngawi – Kertosono.

Dalam pidatonya, Bapak Presiden RI menargetkan pembangunan kedua ruas jalan tol tersebut selesai dalam waktu 2,5 tahun. Tantangan tersebut dijawab oleh Direktur Utama PT. Jasa Marga (Persero) Tbk., Bapak Adityawarman, akan selesai dalam waktu 2 tahun pada saat menjelaskan panel yang telah disiapkan. PT. Jasa Marga (persero) Tbk. dan PT. Waskita Toll Road (anak perusahaan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.) merupakan pemegang saham baru di PT. Solo Ngawi Jaya dan PT. Ngawi Kertosono Jaya selaku Badan Usaha Jalan Tol untuk kedua ruas jalan tol tersebut, menggantikan PT. Thiess Contractors Indonesia dan PT. Ferino Putra.

Selain itu, Presiden RI juga menyampaikan bahwa swasta diberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dalam pembangunan jalan tol. Apabila swasta tidak dapat membangun, maka pembangunan jalan tol diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dan jika BUMN juga tidak dapat membangun, maka Pemerintah (Kementerian PUPR) akan membangunnya dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

DATA TEKNIS
1. Jalan Tol Ruas Solo – Ngawi
a Panjang Jalan Tol : 90,10 km
b Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar; Kabupaten Sragen, Kabupaten Ngawi
c Kecepatan Rencana : 120 km/jam
d Jumlah Lajur :
–        Tahap Awal-        Tahap Akhir : 2 x 22 x 2
e Lebar Lajur : 3,6 m
f Lebar Bahu Luar : 3 m
g Lebar Bahu Dalam : 1,5 m
h Lebar Median-        Tahap Awal-        Tahap Akhir : 12,7 m (termasuk bahu dalam)5,5 m (termasuk bahu dalam)
i Jumlah Simpang susun / on-off ramp : 4 buah (Simpang Susun Solo,   Karanganyar,   Sragen, Ngawi)
j Junction : 1 buah
k Jumlah Underpass : 5 buah
l Bridge : 2 buah
m Box Culvert : 9 buah
n Pipe Culvert : 39 buah
o Overpass : 22 buah
p Jembatan Penyebrangan Orang : 3 buah
q Tipe perkerasan jalan-       Lajur Lalu Lintas-       Bahu Dalam-       Bahu Luar : Rigid PavementFlexible PavementFlexible Pavement
DATA TEKNIS
2. Jalan Tol Ruas Ngawi – Kertosono
a Panjang Jalan Tol : 87,018 km
b Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur
c Kecepatan Rencana : 120 km/jam
d Jumlah Lajur :
–        Tahap Awal-        Tahap Akhir : 2 x 22 x 2
e Lebar Lajur : 3,6 m
f Lebar Bahu Luar : 3 m
g Lebar Bahu Dalam : 1,5 m
h Lebar Median-        Tahap Awal-        Tahap Akhir : 12,7 m (termasuk bahu dalam)5,5 m (termasuk bahu dalam)
i Jumlah Simpang susun / on-off ramp : 3 buah (Simpang Susun Madiun, Caruban,    Nganjuk)
j Junction :
k Jumlah Underpass : 2 buah
l Bridge : 11 buah
m Box Culvert : 14 buah
n Pipe Culvert : 14 buah
o Overpass : 104 buah
p Jembatan Penyebrangan Orang : 3 buah
q Tipe perkerasan jalan-       Lajur Lalu Lintas-       Bahu Dalam-       Bahu Luar : –       Rigid Pavement-       Flexible Pavement-       Flexible Pavement

 

Jokowi: Pembangunan Jalan Tol Tak Perlu Tunggu Pembebasan Lahan

‎Pasuruan – Pembangunan jalan tol diharapkan tidak perlu lagi menunggu pembebasan lahan rampung karena hanya akan menjadi penghambat.

Demikian dikemukakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya sebelum meresmikan Jalan Tol Gempol-Pandaan, di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), Jumat (12/6).

“Dalam setiap pembangunan tol sebelumnya, kita selalu terhambat karena menunggu proses pembebasan lahan. Pada titik inilah pembangunan jalan tol sangat terganggu,” kata Jokowi.

Menurut Presiden, pembangunan tol di Tanah Air sangat tertinggal dibandingkan negara-negara lain. “Jangan dibandingkan lagi dengan Tiongkok, ketinggalannya sangat jauh. Jauh sekali. Karena apa? Karena proses pembebasan lahan,” ujarnya.

“Kalau kita tunggu-tunggu pembebasan lahan, sampai kapan pun kita akan seperti ini. Konektivitas antar pulau enggak akan selesai. Percepatan harus kita lakukan,” imbuhnya.

Carlos KY Paath/AF

Suara Pembaruan

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan jalan tol Gempol-Pandaan senilai Rp 1,472 triliun.

Pembangunan jalan tol sepanjang 13,61 km yang menghubungkan Gempol dan Pandaan, dilakukan PT Jasa Marga Pandaan Tol, yang kepemilikan sahamnya terdiri atas PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 78,58 persen, PT Jalan Tol Kabupaten Pasuruan sebesar 11,48 persen, dan PT Margabumi Matraraya (9,58 persen).

“Saya senang, pembangunan jalan tol Gempol–Pandaan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan swasta,” kata Jokowi saat berpidato pada pengoperasian jalan tol Gempol-Pandaan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (12/6).

PT Jasamarga Pandaan Tol berhak atas masa konsesi selama 37 tahun, terhitung sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), pada 3 Oktober 2012. Untuk tahap awal, tarif tol ruas Gempol-Pandaan, khususnya untuk golongan I adalah Rp 818 per km.

Jokowi mengatakan, saat ini konektivitas menjadi hal penting untuk melakukan percepatan, khususnya dalam pembangunan jalan tol di Indonesia. Disebutkan, ruas tol Gempol-Pandaan nantinya akan melayani pergerakan manusia dan barang.

“Saya berharap, pada 2018 nanti, seluruh tol di Pulau Jawa dapat tersambung. Hal ini akan menumbuhkan produktivitas dan ekonomi rakyat,” ujarnya.

Investor Daily

Novy Lumanauw/LIS

Investor Daily

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah menyatakan penyerapan dana pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mencapai Rp1 triliun.

Direktur Bina Teknik Ditjen Bina Marga Kementerian PU-Pera Subagyo menyatakan dana untuk pembebasan lahan pembangunan proyek jalan tol hingga Juni 2015 sudah mencapai Rp1 triliun atau 13% dari total pagu anggaran 2015 sebesar Rp7,5 triliun.

Adapun, total pagu anggaran sebesar Rp7,5 triliun berasal dari APBN Rp3,8 triliun, Rp1 triliun dari Land Capping, dan sisanya dari dana Badan Layanan Umum (BLU).

“Dana yang sudah terserap itu digunakan untuk membayar ganti rugi lahan beberapa ruas tol yang progressnya sudah 75%,” tuturnya.

Sejumlah ruas tol tersebut antara lain adalah Soreang-Pasir Koja, Cikampek-Sumedang-Dawuan, Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bogor-Ciawi-Sukabumi, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Bekasi-Cawang-Melayu, dan beberapa ruas tol lainnya.

Sementara itu, sebagai upaya mempercepat pembebasan lahan untuk pembangunan sejumlah ruas tol, Menteri Pu-Pera Basuki Hadimuljono menyatakan anggaran yang akan disediakan untuk pembebasan lahan pada tahun depan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun ini.

“Anggaran lahan tahun ini Rp7,5 triliun, sedangkan untuk tahun 2016 kita rencananya akan alokasikan anggaran sebesar Rp10 triliun,” kata Basuki.

Menurutnya, pemerintah memiliki target untuk bisa menuntaskan seluruh proses pembebasan lahan pembangunan jalan tol pada tahun 2017 mendatang.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mencapai target pembangunan jalan tol sepanjang 1.500 km sampai dengan tahun 2019.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Jasa Marga (Persero) Tbk. selaku induk perusahaan operator ruas tol Gempol-Pandaan mengklaim adanya peningkatan biaya investasi sebesar 10% untuk pembangunan ruas tol tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga David Wijayatno mengatakan kenaikan biaya investasi itu, disebakan adanya penambahan lingkup pekerjaan antara lain perubahan desain simpang susun gempol, penataan lokasi bundaran gempol, pembangunan kantor operasional, pekerjaan bored piles, pembuatan jalan akses, dan lainnya.

“Sehubungan dengan kenaikan biaya investasi tersebut kami mengusulkan perubahan tarif per kilometer dari yang sudah disepakati dalam PPJT,” kata David, Jumat (22/5/2015).

Berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) awal antara BPJT dan Jasa Marga jumlah biaya investasi untuk pembangunan ruas tersebut tercatat mencapai Rp1,16 triliun.

Untuk mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan, pemerintah memberikan masa konsesi selama 35 tahun kepada PT Jasa Marga Pandaan Tol selaku pengelola dengan ketentuan tarif yang berlaku Rp670/km.

Menurutnya, dengan adanya usulan penyesuaian tarif tersebut, maka ruas tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 km baru akan dioperasikan setelah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) penetapan tarif.

“Sebenarnya ruasnya sudah siap dioperasikan, tetapi masih menunggu penetapan tarif dari kementerian PU-Pera dulu sebelum dioperasikan,” ujarnya.

Apabila tidak ada hambatan, Jasa Marga rencananya akan mengoperasikan ruas tersebut pada bulan ini. Ruas tersebut juga dioperasikan untuk mengantisipasi tingginya volume kendaraan selama arus mudik lebaran tahun ini.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan Tol Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) C. Kornel Sihaloho menyatakan ruas tol Gempol-Pandaan dapat segera dioperasikan lantaran telah dinyatakan lulus uji kelayakan.

Dia menyatakan sudah menyampaikan surat layak fungsi dan layak operasi kepada Kepala BPJT. Berikutnya, tinggal menunggu surat keputusan penetapan tarif yang rencananya akan ditandatangani oleh Menteri PU-Pera pada pekan ini.

“Keputusan bahwa ruas tersebut layak fungsi berdasarkan hasil uji kelayakan yang dilakukan oleh tim BPJT, dan pihak terkait lainnya,” kata Kornel.

Menurutnya, uji kelayakan wajib dilakukan untuk memastikan fasilitas dan pelayanan jalan tol yang akan dioperasikan itu sudah sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Semula, ruas ini ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2014, namun tertunda akibat masalah pembebasan lahan dan perubahan struktur kepemilikan saham BUJT. Pengoperasian ruas ini kembali tertunda pada Maret 2015 akibat perbaikan dinding yang longsor di titik tertentu.

Apabila telah beroperasi, ruas ini rencananya akan terkoneksi dengan ruas tol relokasi Porong-Gempol seksi III (Kejapanan-Gempol, 3.55 km) yang beroperasi efektif mulai pekan lalu.

BISNIS.COM, Jakarta – Pemerintah berupaya memberi dukungan konstruksi guna menarik minat investor untuk percepatan proyek tol Solo-Kertosono sepanjang 177,12 kilometer. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2017.

Selain Solo-Kertosono, dua ruas tol lain yang menghubungkan Jawa Timur dan Jawa Tengah sedang dalam proses pengerjaan. Kedua tol tersebut, yakni Solo—Ngawi yang progres pembangunan fisiknya sudah 80 persen dan Ngawi—Kertosono yang baru mencapai 40 persen.

Plt Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Djoko Murjanto menjelaskan tol Solo—Ngawi kemungkinan selesai akhir 2015. “Kalau Ngawi—Kertosono mungkin awal 2017,” katanya dalam pernyataan yang dilansir Setdaprov Jatim, Selasa, 5 Mei 2015.

Untuk seksi tol Solo—Ngawi dan Ngawi—Kertosono, pemerintah akan memberi dukungan konstruksi agar menjadi layak secara finansial dan memikat investor. Sebab, kedua ruas tol itu adalah program untuk mencapai target pembangunan tol sepanjang 1.000 kilometer hingga 2019.

Dukungan diwujudkan dalam bentuk pengadaan tanah pada seluruh seksi, serta konstruksi sepanjang 20,9 kilometer untuk ruas Solo—Ngawi (seksi Colomadu—Karanganyar) dan sepanjang 37,5 km untuk ruas Ngawi—Kertosono (seksi Saradan—Kertosono).

Hingga saat ini total pengadaan tanah pada ruas tol Solo—Ngawi telah mencapai 91,61 persen dan ditarget selesai tahun ini. Adapun pengadaan tanah untuk ruas tol Ngawi—Kertosono baru mencapai 48,48 persen dan ditenggat selesai akhir 2016.

“Sehingga secara keseluruhan pembangunannya diharapkan selesai pada 2017. Groundbreaking jalan tol ruas Solo—Ngawi sendiri telah dilakukan pada 26 September 2013,” sebut Djoko.

Lebih lanjut, dia menjabarkan pemerintah memiliki program agar seluruh ruas tol prioritas Trans Jawa dapat tersambung sepenuhnya dan beroperasi pada 2018. Panjang total ruas tol prioritas itu mencapai 615 kilometer.

Adapun pengerjaan jalan tol Solo-Kertosono akan menjadi bagian dari proyek Trans Jawa, yang digawangi oleh PT Jasa Marga (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero). Selain itu, pemerintah juga menggunakan pinjaman dari Cina senilai US$ 360 juta.

Total panjang ruas tol Solo—Ngawi mencapai 90,10 km dan pengusahaannya diadakan oleh PT Solo Ngawi Jaya dengan masa konsensi 35 tahun sejak penerbitan SPMK. Biaya investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 5,14 triliun.

Biaya tersebut dipenuhi melalui ekuitas dari badan usaha jalan tol dan pinjaman dari perbankan. Sementara itu, lokasi jalan tolnya sendiri berada di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Ngawi.

Di lain pihak, jalan tol ruas Ngawi—Kertosono memiliki panjang 87,02 kilometer dan pengusahaannya dilakukan oleh PT Ngawi Kertosono Jaya dengan masa konsensi 35 tahun dan kebutuhan kapital senilai Rp 3,83 triliun.

Lokasi pembangunan tol tersebut membentang sepanjang Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ngawi yang semuanya berada di wilayah Jatim.

Pada April 2015, PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya turut memegang saham proyek Solo—Ngawi dan Ngawi—Kertosono. “Dengan adanya tol ini, waktu tempuh Solo—Ngawi—Kertosono dapat diringkas hanya dalam 2,5 jam,” imbuh Djoko.

Dia berpendapat keberadaan tol tersebut akan mendongkrak perekonomian kedua provinsi dan meningkatkan konektivitas dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah, serta menambah penyerapan tenaga kerja baik selama konstruksi maupun setelah tol beroperasi.

BISNIS.COM

BANDARLAMPUNG. Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama pembangunan jalan tol Trans-Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Lampung di Desa Sabahbalau, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (30/4) pagi.Presiden tiba di lokasi pencanangan pembangunan jalan tol di Kecamatan Tanjung Bintang itu dengan menggunakan kendaraan RI 1 pada pukul 09.50 WIB didampingi Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat teras lainnya.Berdasarkan pantauan, masyarakat antusias sejak pagi untuk menyambut kedatangan Presiden dan rombongan.Sejumlah warga di Desa Sabahbalau, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, mendukung penuh rencana pembangunan jalan tol Trans-Sumatera di wilayah mereka.Panjang jalan tol Trans-Sumatera ruas Bakauheni- Terbanggi Lampung sepanjang 140,41 km dengan luas 2.671,62 hektare melintasi tiga kabupaten di Lampung, yakni Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, dan Lampung Tengah.Jalan tol itu berada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan sepanjang 104,7 km dengan luas 1.867,70 ha, sedangkan di Pesawaran sepanjang 5,60 km dengan luas 135,18 ha, dan Lampung Tengah sepanjang 30,11 km seluas 668,48 ha.http://nasional.kontan.co.id/news/proyek-tol-trans-sumatera-resmi-berjalanSumber : KONTAN.CO.ID
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPU-Pera) Basuki Hadimuljono memastikan dengan terselesaikannya pembangunan ruas tol Cikopo-Palimanan akan memberi solusi masalah kemacetan pada arus mudik Lebaran Juli 2015.”Saya yakin ini akan memecah (kemacetan) arus mudik nanti, apalagi kan setiap tahun itu tambah satu juta kendaraan,” tutur Basuki, dalam diskusi bertajuk Infrastruktur-Membongkar Sumbatan Perekonomian Indonesia, di Solaria, FX Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/4/2015).Menurut dia, pengoperasian ruas jalan sepanjang 116 kilometer (km) yang menjadi bagian dari proyek tol Trans-Jawa ini akan bisa dilakukan sebelum perayaan hari Lebaran. Jalan ini akan bisa memecah kemacetan hingga 50 persen sehingga tidak menumpuk di jalur Pantai Utara (Pantura).”Saya sudah dua kali ke sana (Cipali) mengecaknya. Nanti awal Mei saya ke sana lagi, saya perkirakan akhir Mei atau pertengahan Juni (2015) akan beroperasi,” ujar dia.Lebih lanjut Basoeki mengatakan, setelah tol Cikopo-Palimanan beroperasi, maka nantinya dilanjukan pengoperasian jalan tol berikutnya yaitu Palimanan-Pejagan dan Pejagan-Brebes. “Kita harapkan ini cepat selesai pembangunannya,” pungkasnya.
AHL

Toll road sector: A part of the Jakarta Outer Ring Road 2, Cinere-Serpong, is currently owned by Thiess Indonesia of 80% and Waskita Karya 20%. Astratel, subsidiary of Astra International (ASII IJ; Rp7,975; Buy) has interest to acquire this toll road as Thiess failed to develop the toll road. Moreover Jasa Marga (JSMR IJ; Rp6,875; Buy) has also interest to acquire this toll roads after acquiring Solo-Ngawi-Kertasono from Thiess. Astratel and Jasa Marga has joined ownership in Kunciran-Serpong, which will connect with Cinere-Serpong. (Kontan)
Sumber : IPS RESEARCH

SUMBER, (PRLM).-Keberadaan Tol Cikampek Palimanan (Cikapali) diprediksi mengubah jalur mudik Lebaran tahun ini. Tol sepanjang 116 kilometer ini diyakini dapat mengurangi beban jalur Pantai Utara yang menjadi akses prioritas pemudik.

Tol Cikapali ditargetkan selesai sebelum musim mudik dan akhir Maret dapat diujikelaikan.

trans-jawa

Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia, Senin (23/2/2015), meninjau proses pengerjaan tol di section 6B, Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.

Section ini merupakan ujung dari tol yang memiliki nilai investasi mencapai Rp 12,6 triliun ini. Perwakilan Tim Survei Korlantas Polri Mansyur Slamet mengatakan pembangunan tol sudah mencapai 82%.

“Berdasarkan hasil pemaparan pengembang, pengerjaannya sudah mencapai 82 persen. Sudah dibeton lalu tinggal pengaspalan. Harapan kami selesai dengan tepat waktu, Karena ini sangat mengurangi beban jalur Pantura,” katanya.

Menurut Mansyur, selama ini kepadatan arus mudik di jalur utara terdapat di Tol Cikopo Cikampek. Sedikitnya 123.000 kendaraan melintas setiap harinya. Namun dengan keberadaan Tol Cikapali, kepadatan arus mudik terurai ke beberapa titik.

Di antaranya di pintu keluar utama Palimanan. “Bisa jadi kepadatannya di Cirebon karena banyak yang keluar dan kembali masuk ke Pantura,” katanya.

Tol Cikapali memiliki tujuh simpang susun yakni Cikopo, Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya, dan Palimanan. Tol ini berhubungan juga dengan Tol Kanci-Pejagan, Jawa Tengah.

Selain di tujuh pintu itu, kepadatan diprediksi terjadi di Pejagan. Namun begitu, Mansyur belum bisa menghitung berapa volume kendaraan yang terurai dengan keberadaan Tol Cikapali ini.

“Belum sampai ke situ karena mesti dilakukan kejian lebih lanjut. Termasuk nanti apakah jalur Pantura hanya digunakan untuk kendaraan roda dua atau seperti apa. Nanti pembicaraannya di pimpinan, bersama sejumlah instansi terkait,” katanya.

Tol Cikapali dibangun sejak 2011. Dengan tol ini diprediksi waktu tempuh Cikopo-Jawa Tengah hanya 10 jam.(Tommy/A-89)***

[CIREBON] Jalan tol TransJawa yang saat ini sedang dikerjakan akan mulai beroperasi sejak Lebaran tahun 2015.

“Masalahnya saat ini adalah pembebasan lahan. Kalau tidak kendala lahan, sekarang ini bisa mulai beroperasi,” kata Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto, kepada wartawan yang setiap hari meliput di Kementerian PU, di Cirebon, Jawa Barat, Senin (19/5).

Murjanto dan para wartawan berangkat ke Cirebon dan akan sampai ke Tegal, Jawa Tengah untuk memantau perkembangan perbaikan Jalan Pantura yang rusak.

Murjanto mengatakan, kalau jalan tol TransJawa mulai beroperasi maka sekitar 65 persen kendaraan yang lewat di Jalan Arteri Pantai Utara Jawa (Pantura) akan beralih ke jalan tol transJawa.

“Kalau ini sudah mulai maka Jalan Pantura tidak akan sering mengalami kerusakan seperti sampai saat ini,” kata dia.

Sebelumnya Menteri PU, Djoko Kirmanto, mengatakan, rencana pembangunan sembilan ruas jalan tol transJawa terhambat pembebasan tanah. Meski begitu, pembangunan masih berjalan sesuai program.

“Dari sembilan (ruas jalan tol) itu tadi sudah kita jelaskan masalahnya cuma masalah tanah,” kata Djoko.

Walaupun begitu, Djoko optimistis jika pembangunan enam ruas jalan tol, yakni Cikampek-Palimanan, Semarang-Solo, Solo-Ngawi,Ngawi-Kertosono, Mojokerto-Surabaya, dapat rampung pada akhir 2014 ini.

Djoko menjelaskan, seluruh pembiayaan jalan tol tersebut seluruhnya berasal dari investor, bukan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) maupun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). [E-8/L-8]

Sekilas Jasa Marga

Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.

Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.

Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and Transfer (BOT). Pada dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal mewujudkan proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara lain adalah JORR dan Cipularang.

Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan Undang Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun. Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah.

Sejarah Perusahaan

 

Periode I

1978 -1987

Operator Tunggal Jalan Tol

1978 – Jasa Marga didirikan sebagai operator tunggal jalan tol, dengan bidang usaha pengelolaan, pemeliharaan, dan pengadaan jaringan jalan tol

1978 – Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) dioperasikan

1979 – Jembatan Tol Rajamandala dioperasikan, dan dikembalikan kepada pemerintah pada tahun 2003

1981 – Jembatan Tol Tallo Lama (Ujung Pandang) dioperasikan, dan diserahkan pengelolaanya kepada PT Bosowa Marga Nusantara tahun 1995

1981 – Jembatan Tol Wonokromo (Surabaya) dioperasikan, dan dikembalikan ke Pemerintah tahun 1986

1982 – Jembatan Tol Kapuas dioperasikan, dan dikembalikan kepada pemerintah tahun 1991

1982 – Jembatan Tol Mojokerto dioperasikan, namun dikembalikan kepada pemerintah tahun 2003

1984 – Jalan Tol Jakarta-Tangerang dioperasikan

1983 –Jalan Tol Semarang Seksi A (Srondol – Jatingaleh) dioperasikan

1985 – Jalan tol Prof.Dr. Ir. Sedyatmo (Bandara) dioperasikan

1986 – Jalan Tol Belawan Medan Tanjung Morawa dioperasikan

1986 – Jalan Tol Surabaya-Gempol-Mojokerto dioperasikan

Periode II

1987 -2004

Operator dan Otorisator Jalan Tol

Pemerintah memberi kesempatan kepada pihak swasta untuk berpartisipasi dalam mengusahakan jalan tol melalui sistem build, operate dan trnasfer (BOT) dengan Jasa Marga

1987  – Jalan Tol dalam kota ruas Cawang-Semanggi dioperasikan

1987 – Jalan Tol Semarang Seksi B (Jatingaleh-krapyak) dioperasikan

1988 – Jalan Tol Jakarta-Cikampek dioperasikan

1989 – Jalan Tol Dalam kota ruas Semanggi-Grogol dioperasikan

1991 – Jalan Tol Padalarang-Cileunyi dioperasikan

1995 – Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ruas Pondok Pinang-Lenteng Agung dioperasikan (oleh PT Marga Nurindo Bhakti)

1996 – Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ruas Pondok Pinang-Lenteng Agung dioperasikan (oleh PT Marga Nurindo Bhakti)

1998 – Jalan Tol Palimanan Kanci dioperasikan

1998 – Jalan Tol Semarang Seksi C (Jangli-Kaligawe) dioperasikan

1999 – Jalan Tol Serpong-Ulujami (Serpong-Bintaro Viaduct) dioperasikan

2003 – Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta dioperasikan oleh PT Jalantol  Lingkarluar Jakarta (anak perusahaan Jasa Marga

2003 – Jalan Tol Cipularang Tahap I (Padalarang bypass dan Dawuan-Sadang)dioperasikan

 

Periode III

2004 – Sekarang

Pengembang dan Operator Jalan Tol

Fungsi  Otorisator dikembalikan kepada Pemerintah  (Departemen PU), Jasa Marga menjadi operator murni

2005 – Jalan Tol Cipularang Tahap II  (Sadang-Padalarang Utara) dioperasikan, Jakarta-Bandung tersambung melalui tol

2006 – Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (seksi Taman Mini-Jati Asih) dioperasikan

2006 – Jalan Tol Surabaya-Gempol, Ruas Porong-Gempol ditutup akibat terendam lumpur

2007 – Jalan Tol Lingkar luar Jakarta  Rorotan-Ulujami sepanjang 45 km dioperasikan

2007 – PT Jasa Marga (Persero) Tbk  menjadi perusahaan terbuka melalui IPO (initial Public Offering) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

2008 – Jalan Tol Bogor Ring Road dioperasikan oleh PT Marga Sarana Jabar, anak perusahaan  Jasa Marga

2009 – Jembatan Tol Suramadu dioperasikan oleh Jasa Marga cabang Surabaya-Gempol

2011 – Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Seksi IA, dioperasikan oleh PT Marga Nujyasumo Agung, anak perusahaan Jasa Marga

2011 – Jalan Tol Semarang-Solo Tahap I, Ruas Semarang-Ungaran, dioperasikan oleh PT Trans Marga Jateng, anak perusahaan Jasa Marga