aksi ORGAN1k amrt … 161215_031117

pinguin_flow_smart_phone

Jakarta – Industri ritel tengah menghadapi masa sulit. Turunnya daya beli masyarakat di kelas menengah ke bawah, membuat pelaku usaha ritel harus putar otak hingga memaksa menutup beberapa gerainya.

Tekanan terjadi bukan hanya pada pelaku ritel fesyen saja, beberapa peritel makanan juga menunjukan gejala yang sama. Seperti misalnya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang kini membatasi pembukaan cabang lantaran utangnya membengkak.

Lembaga riset global, Nielsen, mencatat terjadinya perlambatan industri ritel Indonesia saat ini, khususnya untuk fast moving consumer goods (FMCG). Hal itu disebabkan melemahnya daya beli masyarakat di level menengah ke bawah.

Rata-rata penghasilan masyarakat menengah ke bawah tak banyak berubah, sementara biaya hidup terus melonjak. Hal itu membuat masyarakat di tingkat ini mengubah pola konsumsinya menjadi lebih irit.

Hasil riset Nielsen menyebutkan, bahwa masyarakat saat ini lebih memilih untuk membeli produk dalam kemasan yang lebih kecil. Seperti untuk produk sampo, deterjen, kopi dan lainnya.

Hal itu lantaran produk dengan kemasan lebih kecil atau saset lebih mudah dikontrol pemakaiannya atau tidak boros.

“Mereka sangat memikirkan seberapa banyak yang akan dipakai. Bahkan menggunakan sendok untuk mengukur penggunaan deterjen,” kata riset Nielsen, dikutip Jumat (3/11/2017).

Perubahan pola konsumsi itu membuat beberapa penjualan produk mengalami penurunan kuartal III-2017. Untuk sampo volume penjualan turun 2,6%, nilainya juga turun 3,4%.

Lalu volume penjualan deterjen turun 1,8% secara nilai turun 0,8%, penjualan sabun toilet turun 2% nilainya naik 1,2%. Volume penjualan kopi juga menurun 1,5%, tapi secara nilai naik 3,8%. Namun penjualan pasta gigi masih naik 0,9% dan secara nilai naik 4,1%.

Tak Mau Jajan

Nielsen mencatat, industri ritel di Indonesia memang tengah lesu. Hingga September 2017, industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) hanya tumbuh 2,7%, jauh lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan tahun sebelumnya 11%.

Hasil riset Nielsen menemukan adanya penurunan daya beli masyarakat khususnya di kelas menengah ke bawah. Rata-rata penghasilan masyarakat menengah ke bawah tak banyak berubah, sementara biaya hidup terus melonjak.

Hal itu membuat masyarakat di level ini mengubah pola konsumsinya menjadi lebih irit. Salah satunya kini kebanyakan masyarakat lebih senang untuk membuat makanan sendiri di rumah ketimbang membeli makanan jadi dari luar.

“Sekarang untuk keluarga belanja bahan makanan sehari-hari butuh Rp 50 ribu, sementara jika beli makanan jadi dari luar rata-rata membutuhkan Rp 100 ribu,” menurut riset Nielsen itu.

Masyarakat juga kini lebih senang untuk membuat camilan sendiri di rumah. Selain lebih higienis, mereka juga bisa lebih berhemat.

Hasil riset Nielsen juga menyebutkan masyarakat kini tak lagi belanja di malam hari, mengurangi belanja camilan.

Selain itu rata-rata masyarakat kini lebih senang membawa bekal makanan dari rumah. Lalu makan di pusat perbelanjaan kini rata-rata hanya sebulan sekali dan tak lagi antusias untuk berburu mencari tempat makan yang baru. (wdl/wdl)

dollar small

 

INILAHCOM, Jakarta – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menambah setoran modal ke PT Sumberr Indah Lestari (SIL) mencapai 80.000 saham.

Penambahan modal tersebut senilai dengan Rp80 miliar. Dengan demikian kepemilikan perseroan di PT SIL menjadi Rp275 miliar atau sebesar 88,71 persen. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Kamis (1/12/2016).

Perseroan pengelola jaringan ritel Alfamart ini, sebelumnya telah menyetorkan modal ke PT SIL saat didirikan sebesar 195 rigu saham atau senilai Rp195 miliar. Kepemilikan ini setara dengan 84,78 persen.

Sementara para pemegang saham AMRT antara lain PT Sigmantara Alfindo sebagai induk usaha, dengan persentase kepemilikan sebesar 52,54%. Induk usaha terakhir Alfamart adalah PT Cipta Selaras Agung, yang didirikan di Indonesia.

Alfamart memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), dimana 86,72 % saham MIDI dimiliki oleh AMRT.

Saham AMRT hari ini dibuka di harga Rp550 per saham. Dalam setahun terakhir, harga tertinggi saham AMRT di Rp625 pada penutupan perdagangan 1 Februari 2016. Untuk harga terendah di Rp476 pada penutupan perdagangan 13 Oktober 2016.

– See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2342918/alfamart-tambah-modal-di-pt-sil#sthash.bALCS8vv.dpuf

 doraemon

INILAHCOM, Jakarta – PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menambah modal ke PT Sumber Trijaya Lestari (STL) sebesar Rp89,4 miliar.

Perseroan merupakan salah satu pemegang saham pendiri PT STL. Saat ini penyertaan modal perseroan di PT STL senilai Rp12,4 miliar atau setara dengan 50,9 persen dari modal yang ditempatkan dan modal disetor PT STL. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Rabu (16/11/2016).

Dengan penambahan tersebut nilai kepemilikan perseroan di PT STL menjadi Rp101,94 miliar. Namun prosentase kepemilikan perseroan di PT STL tetap 50,9 persen.

Saham AMRT hari Rabu kemarin berakhir di Rp550. Dalam setahun terakhir harga terendah saham AMRT di Rp476 pada penutupan perdagangan 13 Oktober 201. Sementara harga tertinggi di Rp625 pada penutupan 25 Januari 2016.

Kegiatan bisnis AMRT meliputi usaha dalam bidang perdagangan eceran untuk produk konsumen. Pemegang saham perseroan antara lain PT Sigmantara Alfindo (induk usaha), dengan persentase kepemilikan sebesar 52,54%. Induk usaha terakhir Alfamart adalah PT Cipta Selaras Agung, yang didirikan di Indonesia.

Alfamart memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), dimana 86,72 % saham MIDI dimiliki oleh AMRT.

– See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2339443/pt-sumber-alfaria-suntik-modal-rp894-m-di-pt-stl#sthash.C9QogPhe.dpuf

 ets-small

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah dan dinamis, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) toko virtual pertama di Indonesia.

Program ini diberinama Alfamind, yang menawarkan alternatif baru bagi masyarakat yang ingin menjadi pengusaha.

”Ini menjadi jaringan toko virtual 3D pertama di Indonesia yang didukung teknologi Augmented Reality-Virtual Reality (AV-VR),” ujar Hans Prawira Presiden Director Alfamart saat soft launchingAlfamind di Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Hans mengungkapkan, Alfamind merupakan hasil pengembangan bisnis ritel dari toko fisik yang selama ini dikenal masyarakat.

Toko virtual tersebut didukung teknologi 3D AR-VR berbasis aplikasi smartphone.

Kehadiran Alfamind memudahkan store owner dalam menawarkan barang-barang.

”Bahkan memberikan konsumen sensasi berbelanja di toko nyata,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan, selain keuntungan dari margin penjualan, store owner juga diberi kemudahan lainnya. Yakni, pengelolaan operasional dilakukan oleh Alfamart.

”Keuntungan lainnya store owner juga mendapatkan point rewards yang bisa ditukarkan dengan hadiah-hadiah menarik,” ujar Viendra Primadia, Virtual Store GM Alfamart.

Produk yang tersedia di Alfamind lebih variatif dan tidak terbatas pada kebutuhan harian atau groceries.

Namun, menekankan pada keunikan dan fungsi produk yang jarang ditemukan pada toko ritel pada umumnya.

Sebagian besar produk-produk dipasok dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

”Jadi Alfamind juga membuka peluang bagi UMKM sebagai pemasok,” imbuh Viendra.

Saat ini Alfamind telah beroperasi dan memiliki ratusan store owner.

Viendra optimistis, angka tersebut bakal berkembang lebih banyak.

Sebab, dengan didukung jaringan Alfamart sejumlah 11.000 toko, memungkinkan Alfamind tumbuh.

”Alfamind bisa menjadi benchmark bagi perkembangan bisnis ritel di Indonesia,” ungkapnya. (*)

new-chin-year-dragon-02

JAKARTA kontan. Bank Mandiri terus memperluas akses pembayaran iuran BPJS Kesehatan agar semakin banyak warga masyarakat yang terlindungi. Untuk itu, Bank Mandiri bekerjasama dengan jaringan ritel Alfamart guna menyediakan alternatif channel pembayaran iuran BPJS.

Kerjasama tersebut diresmikan melalui ujicoba pembayaran langsung iuran BPJS Kesehatan oleh Dirut BPJS Kesehatan Fachmi Idris bersama Senior EVP Transaction Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans dan Direktur Corporate Affair Alfamart Solihin di gerai Alfamart Mardani Raya, Cempaka Putih, Senin (14/12).

Melalui kerjasama ini, masyarakat akan dapat memanfaatkan seluruh jaringan Alfa Group, yakni 10.337 gerai Alfamart, 883 gerai Alfamidi , 35 gerai Lawson dan 45 gerai Dandan untuk melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan.

Rico mengatakan, kerjasama perluasan akses ini merupakan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta implementasi dari semangat Bank Mandiri untuk menjadi sahabat negeri.

“Kami berharap, perluasan akses ini akan semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Dengan demikian, kami dapat turut berkontribusi pada upaya pembangunan sistem jaminan sosial yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” ungkap Rico

Kerjasama dengan Alfa group merupakan bagian dari program dukungan Bank Mandiri untuk pembayaran iuran BPJS melalui jaringan Payment Point Online Bank (PPOB) melalui Modern Channel.

Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyiapkan PPOB Konvensional lebih dari 2.700 loket pembayaran, yang terdiri atas warung atau toko milik masyarakat serta koperasi di seluruh Indonesia. Secara bertahap, jumlah ini akan ditambah hingga 6.000 loket pembayaran.

Saat ini, masyarakat telah dapat memanfaatkan seluruh cabang dan jaringan elektronik Mandiri seperti ATM, Internet Banking, SMS Banking, Mobile Banking serta layanan Mandiri Cash Management dan autodebet untuk melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan

”Jika pada tahun lalu frekuensi transaksi pembayaran iuran BPJS Kesehatan lewat Bank Mandiri rata-rata lebih dari 600 ribu transaksi/bulan, tahun ini meningkat menjadi rata-rata lebih dari 1,6 Juta transaksi/bulan,” ungkap Rico.

gifi

JAKARTA kontan. Kabar baik datang ke industri ritel modern. Salah satu poin deregulasi yang masuk agenda pemerintah adalah melonggarkan izin pendirian gerai ritel modern di daerah. Salah satunya, Kementerian Perdagangan akan merevisi Surat Edaran Menteri Perdagangan No 1310/2014 tentang Perizinan Toko Modern.

Revisi tersebut bertujuan mempermudah pendirian toko modern di daerah yang belum memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Boleh jadi, deregulasi ini klop dengan agenda ekspansi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (lihat pula halaman 15). Kini, emiten ritel yang mengusung gerai Alfamart ini tengah memburu pendanaan untuk membiayai ekspansinya.

Belum lama ini, emiten berkode saham AMRT itu meraih pinjaman jangka pendek bersifat uncommitted, advised dan revolving senilai Rp 1 triliun. “Tujuan fasilitas pinjaman ini untuk pendanaan modal kerja,” ujar Tomin Widian, Direktur Keuangan merangkap Sekretaris Perusahaan AMRT beberapa waktu lalu. Pinjaman yang akan jatuh tempo pada Juni 2016 merupakan pinjaman dari Bank Mandiri.

Sebelumnya, AMRT mengantongi Rp 1,54 triliun dari penawaran umum terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement. AMRT menggunakan dana hasil private placement untuk membayar utang ke pihak ketiga.

Menurut Kepala Riset First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto, debt to equity ratio (DER) AMRT dengan asumsi pinjamannya naik menjadi 2,9 kali, naik dari sebelumnya 2,7 kali. DER ini tergolong besar. Namun, jika dilihat sejak 2013, DER AMRT selalu berada di atas 3 kali. DER Sumber Alfaria berkurang berkat aksi private placement.

Jadi, DER sebesar 2,9 ini masih tergolong wajar untuk AMRT. AMRT menyiapkan sejumlah agenda ekspansi demi menangkal efek perlambatan ekonomi tahun ini. Langkah ini sekaligus untuk menjaga pertumbuhan bisnis perusahaan agar tetap positif. AMRT akan menambah sekitar 500-600 gerai pada semester II 2015. Sampai semester I, perseroan menambah 500 gerai.

Untuk merambah pasar luar negeri, Sumber Alfaria akan menambah 100 gerai Alfamart di Filipina pada semester II tahun ini. Ihwal kemudahan izin bagi ritel modern, Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, berharap pemerintah memperjelas agenda tersebut. “Perlu disebutkan juga izin sementara ini masih berlaku atau tidak jika RTDR terbit,” imbuhnya.

Analis RHB OSK Securities Andrey Wijaya melihat AMRT kian gencar memperluas jaringan di Luar Jawa. Misalnya di Sulawesi, Sumatra, Bali dan Kalimantan. Tapi, mayoritas lokasi tetap di Jawa. AMRT kini menguasai 51% pangsa pasar. Ini sudah termasuk pangsa pasar Alfa Midi. Sedangkan Indomaret memiliki 45% pangsa pasar. Meski persaingan semakin ketat, analis sepakat bisnis AMRT masih bisa tumbuh.

Menurut David, tahun ini pendapatan AMRT dapat tumbuh 10%. Labanya akan menurun sekitar 20%-30%. David merekomendasikan netral saham AMRT dengan target harga Rp 550 per saham. Kiswoyo merekomendasikan hold dengan target harga Rp 600. Lalu, Analis HSBC Permada Darmono merekomendasikan hold dengan target harga Rp 660. Kemarin saham AMRT turun 0,86% di harga Rp 575 per saham.

Editor: Barratut Taqiyyah.

 

dollar small

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menyiapkan beberapa strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnisnya di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Presiden Direktur Alfamart Anggara Hans Prawira mengatakan strategi tersebut mencakup penambahan jumlah gerai, pemanfaatan teknologi informasi, dan mengoptimalkan lini bisnis di luar negeri.

“Semua tersebut merupakan strategi untuk menggenjot daya beli masyarakat yang melambat. Opsi terakhir yang akan diambil adalah dengan menaikkan harga,” katanya melalui keterangan resminya, Senin (31/8/2015).

Meskipun produk yang dipasarkan di gerai Alfamart merupakan produk lokal. Namun, beberapa di antaranya mengandung bahan baku impor sehingga turut terkena imbas pelemahan rupiah.

Jika terjadi kenaikan harga, Hans mengatakan perseroannya akan mengerek harga dengan kisaran 4%-10%. Hal tersebut diperkuat dengan pengajuan secara lisan para pemasok untuk menaikkan harga.

Tidak hanya itu, dirinya mengemukakan Alfamart juga memanfaatkan perangkat teknologi seperti tablet guna mengefisiensikan penggunaan kertas dalam setiap laporan transaksi bisnis di jaringan tokonya.

dollar small

NERACA

Jakarta – Perbesar pangsa pasar hingga ke luar negeri dan tidak hanya jago di kandang, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart (AMRT) terus ekspansi di berbagai negara Asia lainnya. Pasalnya, sukses membuka 30 mini market di Manila, Filipina, perusahaan ritel ini tengah menjajaki untuk membuka minimarket Alfamart di wilayah negara ASEAN lainnya.

Corporate Affair Director Sumber Alfaria Trijaya, Solihin mengatakan, perseroan tengah gencar untuk melebarkan sayap usaha retail hingga di kawasan regional. Hal ini sebagai kesiapan perseroan dalam menghadapi persaingan secara global terkait kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),”Ekspansi ke luar negeri, baru ke Filipina. Kami sudah membuka lebih dari 30 minimarket di sana,”ujarnya.

Dia menjelaskan, alasan perseroan mengincar wilayah ASEAN karena masyarakatnya memiliki karakter yang sama seperti di Indonesia. Hal ini dijadikan potensi pasar yang besar bagi perusahaan ke depannya. Disebutkan, ada beberapa negara yang tengah di bidik, tapi belum bisa disebutkan. Namun yang pasti, dalam aksi korporasinya penambahan gerai baru di negara tetangga, perseroan akan menggandeng perusahaan lokal di sana.

Solihin mengungkapkan, dari 10.000 gerai Alfamart yang telah ada saat ini, sekitar 32% dioperasikan oleh masyarakat. Sedangkan sisanya sekitar 68% dioperasikan oleh perseroan,”Dalam lima tahun ke depan, kami targetkan masyarakat mempunyai porsi 40% dan perseroan sekitar 60%, hal ini sesuai tata cara perdagangan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pedagangan,”ungkapnya

 

http://www.neraca.co.id/bursa-saham/51477/Alfamart-Agresif-Tambah-Gerai-di-ASEAN
Sumber : NERACA.CO.ID

doraemon

INILAHCOM, Surabaya – Pengelola jaringan minimarket di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menyatakan kini pelaku bisnis ritel modern dan tradisional saatnya berkembang secara berdampingan. Asalkan saja bersinergi di masa depan.

“Bentuk sinergi itu sejalan dengan visi kami menjadi perusahaan ritel yang berorientasi pada pedagang kecil,” jelas Member Relation Manager Alfamart Cabang Sidoarjo Budi Sudarmono di Surabaya, Senin (16/02/2015).

Menurut Budi, hal tersebut dapat terealisasikan melalui ilmu manajemen ritel modern agar lebih memiliki daya saing. Misalnya, papar dia, dengan manajemen pengaturan (display) barang, pengaturan stok barang, dan manajemen keuangan.

“Bahkan, mengamati tren pasar terkait produk yang sedang diminati,” ujar dia.

Selain itu, tegas dia, bisa dilaksanakan dengan memberi pelatihan manajemen ritel terhadap sejumlah pedagang ritel tradisional. “Di samping itu dapat membantu renovasi warung melalui Program Outlet Binaan Alfamart (OBA). Langkah itu dikarenakan selama ini pedagang kecil pada umumnya hanya menerapkan manajemen bisnis seadanya,” ungkap dia.

Khususnya, tambah dia, terkait manajemen keuangan yang cenderung kurang cermat, padahal aspek tersebut sangat penting diterapkan pedagang tradisional. “Penyebabnya, pengelolaan keuangan yang sehat adalah kunci bagaimana ritel tersebut dapat berkembang dengan sehat,” terang dia.

Mengenai jumlah gerai binaannya, sebut dia, sampai sekarang mencapai 10 outlet. Pada tahun 2015 pihaknya siap menambah lima outlet binaan. “Cabang Sidoarjo ini membawahi Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, dan Madura,” kata dia.

Ia lantas optimistis, melalui program OBA tersebut perusahaan ritel itu berupaya mengubah toko kelontong menjadi semacam minimarket. Bahkan, itu bisa terlihat melalui sisi tampilan maupun display barang supaya pembeli menjadi lebih nyaman ketika berbelanja. [tar] – See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2179631/alfamart-ritel-tradisional-saatnya-berdampingan#sthash.EV4iVIQn.dpuf

bird

JAKARTA kontan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku dalam hitungan bulan. Tak mau ketinggalan kereta, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah mencuri start. Pemilik gerai minimarket Alfamart itu sudah mulai berekspansi  dengan membuka gerai di Filipina sejak tahun ini.

Sumber Alfaria ingin bersaing di pasar regional maupun  global. Manajemen berharap nama Sumber Alfaria akan makin dikenal di pasar mancanegara. “Ini jelas akan menjadi keuntungan bagi kami. Apalagi jika berkaca bahwa MEA 2015 sudah di depan mata,” terang Solihin, Corporate Affairs DirectorSumber Alfaria Trijaya kepada KONTAN, Selasa (25/11).

Sejak membuka gerai perdana pada Agustus 2014, peritel ini telah resmi mengoperasikan delapan gerai di Filipina. Target perusahaan yang tercatat dengan kode saham AMRT di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengoperasikan 20 gerai di negara yang beribukota Manila itu.

Perusahaan itu melebarkan sayap bisnis ke mancanegara melalui jaringan waralaba. Sumber Alfaria menunjuk SM Group, perusahaan di Filipina, sebagai pemegang lisensi waralaba alias master franchise agreement. Sejauh ini ekspansi ke Filipina dibiayai dengan dana Rp 24 miliar.

Filipina masih akan menjadi fokus ekspansi tahun depan. Namun, manajemen perusahaan itu belum bisa menyebutkan target pembukaan gerai di Filipina pada 2015.

Tak cuma Filipina, Sumber Alfaria mensinyalkan akan merambah negara lain. Namun dengan alasan masih melakukan pengkajian, Solihin belum mau berbicara banyak. Dia hanya bilang, perusahaannya ingin membuka gerai dan pusat distribusi logistik. “Kalau ada keterbukaan akses investasi di negara tujuan, kami akan menyambanginya,” tandas Solihin.

Memilih luar Jawa

Meski tengah serius mengawal ekspansi mancanegara, Sumber Alfaria tak lupa mengembangkan ekspansi di dalam negeri. Tahun depan, perusahaan itu mengalokasikan belanja modal Rp 1,8 triliun-Rp 2 triliun untuk membuka 1.000-1.200 gerai anyar.

Rencananya, mayoritas penambahan gerai akan dilakukan di luar Pulau Jawa. Hitung-hitungan bisnis Sumber Alfaria, wilayah luar Jawa masih menjanjikan potensi bisnis yang menggiurkan ketimbang di Pulau Jawa.

Target penambahan gerai pada 2015 itu sama dengan target tahun ini. Jika target maksimal 1.200 tercapai, Sumber Alfaria akan memiliki 9.757 gerai akhir tahun ini.

Hingga September 2014, Sumber Alfaria sudah mengoperasikan 9.487 gerai di seluruh Indonesia. Itu berarti, perusahaan itu masih harus mengejar target penambahan  gerai sebanyak 270 gerai lagi sampai pungkasan 2014.

Tak hanya menambah gerai, hingga September 2014, perusahaan itu memiliki  27 gudang. Perinciannya, 17 gudang ada di Jawa dan 10 gudang ada di luar Pulau Jawa.

Selain mengandalkan pendapatan dari pengoperasian gerai Alfamart, Sumber Alfaria juga menadah pendapatan dari pengoperasian gerai Alfamidi melalui PT Midi Utama Indonesia. Tanpa menyebutkan target, perusahaan itu berharap kontribusi pendapatan Alfamidi yang saat ini baru 14% terhadap total pendapatan, bisa meningkat lagi pada tahun depan.

Selain merancang ekspansi, Sumber Alfaria menyatakan melakukan sejumlah pembenahan demi menjawab kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Perusahaan itu mengklaim biaya beban operasional mendaki.

Solihin bilang, “Dari mengevaluasi produktivitas setiap unit sampai melakukan review product assortment untuk optimalisasi selling space dan penjualan.”

Editor: Anastasia Lilin

 

reaction_1

TANGERANG kontan. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) masih akan melanjutkan ekspansi pembangunan gerai baru di tahun depan. Perseroan berencana membuka 1.000-1.200 gerai Alfamart baru, termasuk beberapa pusat distribusi. Tomin Widian, Direktur dan Sekretaris Perusahaan AMRT mengatakan, untuk ekspansi itu, perseroan menyiapkan dana belanja modal sekitar Rp 1,8 triliun hingga Rp 2 triliun.

Jumlah dana itu tak jauh berbeda dari belanja modal tahun ini. Pasalnya AMRT tak bisa terlalu ekspansif membuka gerai. “Persaingan sudah semakin ketat sehingga, kami ekspansi secara stabil saja,” ujarnya di Tangerang, Rabu (22/10).

AMRT tetap akan berekspansi di dalam dan luar Pulau Jawa. Tomin bilang, dana belanja modal itu akan berasal dari dana kas internal dan sebagian dari pinjaman perbankan. Biasanya, setiap gerai membutuhkan dana sebesar Rp 900 juta – Rp 1 miliar dan setiap pusat distribusi membutuhkan dana sebesar Rp 60 miliar.

Hingga bulan Juni 2014, AMRT sudah membuka 630 gerai Alfamart yang menelan dana investasi sebesar Rp 900 miliar. Dengan tambahan 1.200 gerai, hingga akhir tahun ini perseroan akan mengoperasikan sekitar 9.757 gerai. Dus di tahun depan, total gerai AMRT diharapkan bisa mencapai 10.957 gerai.

AMRT juga banyak berharap dari anak usahanya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Seperti diketahui, AMRT akan menambah saham MIDI sebesar 864,7 juta saham setara dengan 30% saham MIDI. Perseroan akan membeli MIDI dari pemegang saham lainnya, Lawson Asia Pasific Holdings Pte. Ltd.

Untuk mendapatkan dana akuisisi itu, AMRT akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 864,7 juta saham atau 2,24% dari modal disetor penuh. Harga pelaksanaan private placement itu Rp 600 per saham. Sehingga nilai transaksi itu  AMRT mencapai 518,82 miliar.

Aksi korporasi ini sudah disetujui pemegang saham dan diharapkan terealisasi dalam waktu dekat. “Penyelesaian rencana transaksi ini akan kami lakukan pada 5 Desember nanti,” kata Tomin. Saat ini, AMRT sudah mengapit 56,72% saham MIDI. Usai transaksi ini, MIDI bakal menggenggam 86,72% saham MIDI. “Bisnis Alfamart dan Alfamidi segmennya berbeda. Kami harapkan pertumbuhannya lebih besar di tahun depan,” ujarnya. Sampai saat ini, kontribusi MIDI ke pendapatan AMRT sekitar 14%.

Editor: Sanny Cicilia

ezgif.com-resize

JAKARTA kontan . PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) tahun ini akan gencar menambah gerai DAN+DAN . Ini adalah toko ritel yang menjual perlengkapan perawatan dan kecantikan.

Nur Rahman, Head of Corporate Communication AMRT, mengatakan pihaknya akan menggenjot ekspansi gerai DAN+DAN di area Jabodetabek. “Per akhir Agustus ada 48 gerai, rencananya kami akan tambah 34 gerai baru tahun ini sehingga menjadi 60 gerai di akhir tahun.” Ujar Nur saat dihubungi Kontan, hari ini (5/9). AMRT sudah menyiapkan dana investasi rata-rata Rp 1,2 miliar untuk tiap gerai.

AMRT menilai saat ini pertumbuhan konsumsi personal care terus bertumbuh. Tambah lagi kesadaran masyarakat Indonesia terkait pentingnya hidup sehat dan tampil cantik juga meningkat. Gerai speciality store dengan konsep healt & beaty playground juga belum ada di Indonesia. Dus, persaingan belum terlalu ketat.

DAN+DAN menjajakan berbagai jenis barang-barang kebutuhan untuk kesehatan dan kecantikan. Misalnya saja produk personal care seperti hair care, body care, dan skin care, juga obat-obatan, susu dan multivitamin. DAN+DAN tidak hanya menjual produk khusus wanita, tetapi juga untuk para pria yang ingin tampil bersih dan segar.

DAN+DAN juga memberikan edukasi mengenai pentingnya cara hidup sehat, plus cara tampil cantik, bersih dan segar. Karena itu, peritel ini banyak menggelar event edukasi, antara lain beauty class, senam ceria, facial, atau pemeriksaan darah dan kolesterol gratis.

Editor: Harris Hadinata

 

Emoticons0051

Ekspansi gerai, Alfamart menyiapkan Rp 1,3 triliun
Oleh Adinda Ade Mustami – Senin, 01 April 2013 | 06:26 WIB

kontan

JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk terus memperluas bisnisnya. Pemilik jaringan minimarket Alfamart ini mengalokasikan dana sebesar Rp 1,3 triliun untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) 2013.

Sumber Alfaria akan menggunakan belanja modal itu untuk membuka sekitar 800 gerai baru. Emiten berkode saham AMRT ini juga akan membangun lima pusat distribusi (distribution center) di Jabodetabek dan kota lain.

Hingga saat ini, Alfamart memiliki lebih dari 7.000 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Sumber Alfaria juga telah memiliki 21 pusat distribusi yang tersebar di Jabodetabek, Jawa, dan Bali.

Untuk membangun gerai dan jaringan distribusi, Sumber Alfaria telah menghitung kebutuhan investasi. “Membangun sebuah gerai butuh investasi Rp 800 juta hingga Rp 900 juta,” ujar Fernia Rosalie Kristanto, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Sumber Alfaria Trijaya, Kamis (27/3) pekan lalu.

Sedangkan investasi membangun satu pusat distribusi memerlukan dana sekitar Rp 80 miliar. “Biayanya bervariasi, tergantung dari tipenya,” jelas Fernia. Pusat distribusi terdiri atas tiga tipe. Tipe kecil memiliki kapasitas melayani 250 toko, kemudian tipe sedang berkapasitas 350 toko, sedangkan tipe besar berkapasitas lebih dari 350 toko.

Saat ini, persaingan di bisnis minimarket semakin ketat. Ada brand yang telah eksis seperti Indomaret, Circle-K, dan Seven Eleven. Nama terakhir mengusung konsep convenience store. Tahun ini, ada merek convenience store asal Jepang yang segera meluncur, yakni Ministop.

Di tengah persaingan ketat, manajemen Alfamart tetap optimistis bisnisnya terus bertumbuh. “Kami memiliki program loyalty membership yang saat ini telah lebih dari 3 juta member,” ungkap Fernia.

Alfamart juga memiliki beberapa pelayanan jasa tambahan. Misalnya, memfasilitasi pembayaran tagihan telepon, tagihan listrik, sampai cicilan motor. “Kami masih akan terus menyempurnakan fasilitas tersebut,” tutur Fernia.

Dengan ekspansi gerai di sejumlah wilayah, kinerja keuangan Alfamart terus bertumbuh. Selama 2012, Alfamart membukukan penjualan bersih Rp 23 triliun, tumbuh 27,7% dari tahun 2011 yang sebesar Rp 18,23 triliun.

Beban pokok penjualan Sumber Alfaria sepanjang 2012 membengkak 28,29% year-on-year jadi Rp 19,77 triliun. Meski begitu, Alfamart meraih laba bersih Rp 480,96 miliar, naik 33,35% dari tahun 2011 Rp 360,67 miliar.

Tinggalkan komentar